Mengacu dari berbagai inspirasi dan referensi dari band-band mancanegara macam NOFX, Bad Brains, Milk, Motley Crüe hingga Deep Purple, Banger melampiaskan “Meneguk Api”, lagu rilisan tunggal yang sudah tersedia di berbagai platform digital sejak 28 Oktober 2024 lalu.

Seperti bara api yang panas, “Meneguk Api” disemburkan Banger dengan liar, panas, penuh amarah, dan skeptis. Sebuah karya rekaman yang dibuat untuk merespon situasi sosial politik sebelum hingga pasca pemilihan Presiden beberapa waktu lalu. Juga pemilihan kepala daerah, tak terkecuali di daerah asal kwartet ini berasal, yakni Probolinggo, Jawa Timur.

Banger yang diperkuat formasi dramer Ery Alidafi, vokalis Ian Adam, bassis Fahmi Ali Diningrat dan gitaris Misbach Novianto khawatir perpecahan yang lahir dari gelaran pemilihan yang dilabeli sebagai Pesta Demokrasi tersebut terjadi lagi.

Apalagi sampai menimbulkan kekecewaan banyak orang oleh lontaran janji-janji yang disampaikan dari mulut-mulut orang yang ingin menikmati kursi panas kekuasaan. 

Banger menyebutkan bahwa lagu baru mereka yang berdurasi dua menit ini, disiapkan bagai api yang ingin ditegukkan ke mulut penguasa, sembari berharap panas api tersebut membakar diri mereka setiap kali para penguasa membakar mimpi dan masa depan rakyat.

Berbeda dibanding rilisan sebelumnya, sebuah album mini (EP) bertajuk “Tanah Kilau Cahaya” yang memiliki makna tersirat di setiap materinya, kali ini Banger mencoba melontarkan musik yang lebih kencang, liar dan membawa pesan tersurat yang terkesan frontal dan vulgar.

Walau demikian, mereka mengklaim “Meneguk Api” masih memiliki sedikit irisan yang jelas dengan lagu debut mereka yang bertajuk “Blar”.

Proses kreatif penggarapan “Meneguk Api” sendiri berawal dari kiriman beberapa riff yang ditemukan oleh gitaris Misbach. Kemudian, dilemparlah bahan mentah tersebut ke grup WhatsApp untuk disepakati.

Sempat kebingungan memilih, namun akhirnya dicapai kesepakatan, yang lantas berlanjut ke penggodokan lebih matang. Ide lirik yang garang dan sedikit nakal lalu datang dari dramer Ery. Setelah itu berlanjut untuk membedah dan memilih kata atau padanan kata yang pas sehingga rima liriknya dapat sesuai dengan nada yang telah diciptakan. Proses ini dikerjakan oleh Fahmi dan Ian. 

banger

“Setelah kami rasa materi yang telah dimatangkan telah siap untuk direkam, maka kami menghubungi kawan kami, Arindi, untuk melakukan proses rekaman yang menghabiskan waktu hampir satu bulan. Prosesnya sih hampir sama seperti kebanyakan proses merekam, diawali dengan menjadwalkan untuk merekam gitar, dilanjutkan ‘menggambar’ dram, merekam bass, dan diakhiri merekam vokal,” urai pihak band kepada MUSIKERAS.

Sebagai band yang memiliki semangat penggarapan bersama, seluruh proses perekaman lagu mereka dibantu berbagai pihak. Untuk gitar, bass dan dram dibantu Hardiananta Studio yang dikepalai oleh Arindi. Lalu dalam merekam vokal Banger dibantu oleh Oatermiles Studio, dan untuk pemolesan mixing serta mastering dibantu kolaborasi Hardiananta Studio dan Diko Suharso.

Secara keseluruhan, konsep musik yang diterapkan di “Meneguk Api” sebenarnya lebih mengarah ke punk rock. Para personel Banger sendiri menyebutnya dengan istilah, ‘Enerjik Myuzekk’.

“Sepertinya kami tak bisa menemukan banyak perbedaan dengan band-band sejenis, karena kalau kami bicara slengean kayaknya udah banyak band yang begitu. Jadi sepertinya kami kembalikan ke yang mendengarkan kami deh, menemukan perbedaan apa antara kami dan band yang lain,” seru Banger beralasan, saat ditanya mengenai apa yang membuat mereka berbeda dibanding band-band dengan konsep musik sejenis.

Usai perilisan “Meneguk Api”, Banger berencana untuk membuat sebuah pesta perilisan di akhir tahun ini atau awal tahun depan dengan mengajak beberapa kolega yang serupa dari beberapa daerah untuk bermain-main dan merayakan perilisannya bersama di Probolinggo.

Lalu rencana selanjutnya, Banger mengungkap ada wacana pembuatan EP atau album penuh. Tapi sejauh ini, kata mereka, masih berbentuk konsep saja. “Kami berharap pertengahan atau akhir tahun depan untuk EP atau album sudah kami rilis.” (mudya/MK01)