Pain menegaskan konsep musiknya kepada MUSIKERAS, yang diterapkan di album mini (EP) debut mereka yang bertajuk “False Victory, Delusion of Profanity”.
“Dari segi musik, bagi kami, mungkin PAIN satu-satunya dan pertama kali menggabungkan antara beat hardcore dan sound ala ala Swedish death metal di scene Kalimantan Barat sejauh ini, yang bagi kami akan menjadikan Pain berbeda dari band lain. Khususnya di Kalimantan Barat.”
O ya, sebelumnya trio darah segar asal Singkawang ini, yakni vokalis Joyc Izmi Vatra, gitaris Aji Krisandi dan bassis Muhammad Fariz telah menelurkan dua lagu rilisan lepas. Masing-masing berjudul “Swallowed By Reality” (24 Juni 2022) dan “Subliminal Message” (17 Agustus 2022).
PAIN sendiri, yang dibentuk pada 2020 lalu, merupakan penyaluran kreativitas para personelnya saat pandemi melanda. Di masa paceklik tersebut, mereka memantik berbagai pergerakan untuk tetap dinamis di balik segala keterbatasan.
Namun sampai saat ini mereka tetap dan masih konsisten melancarkan gerinda sebagai unit hardcore/metal. Di EP debutnya yang dirilis resmi pada 22 November 2024 lalu tersebut, PAIN merangkum berbagai persoalan personal dengan formula gilingan hardcore metal pekat nan ganas.
“False Victory, Delusion of Profanity” sendiri beramunisikan enam trek, yang merespon segala hal yang ada di sekitar mereka untuk dicerna dan dimuntahkan kembali secara personal. Meliputi berbagai emosi, mulai dari penyesalan, amarah, serta tidak menerima kenyataan.
Ramuan musiknya dibalut suara gahar hasil oplosan heavy hardcore, death metal, serta taburan riff dan groove beat ala nu metal yang solid, melanjutkan kematangan dari dua materi mereka sebelumnya.
“Untuk sekarang dengan pattern musik yang ngebut di awal dan groovy di akhir, setidaknya merefleksikan spirit kami yang bisa dibilang masih menggebu-gebu. Formulanya juga berangkat dari keinginan mengekperimentasi beat hardcore dengan riff dan sound ala band-band Swedish death metal,” cetus Aji meyakinkan.
“Selain itu, di sini kami juga dibantu produser, Rudi Dian (Jerones 343). Keputusan ini setidaknya ngasih kesan dan hasil produksian yang lebih proper dari sebelumnya,” seru Joyc menimpali.
Dari keseluruhan lagu, pihak PAIN setuju menunjuk dua trek yang berjudul “Spiral of Decay” dan “Among the Fate” sebagai komposisi yang paling menantang eksekusinya.
“Secara teknis lumayan lama diproses di rekaman, khususnya di bagian dram, mengingat PAIN hanya menyisakan tiga personel tanpa dramer, dan menunjuk teman kami, Ozzy (Sukma) dari band Jerones 343 untuk membantu dram dalam proses penggarapan EP ini.”
Melanjutkan nafas “False Victory, Delusion of Profanity”, PAIN saat ini juga sudah mengumumkan tur “Borneo Inferno”, agenda keliling Kalimantan yang dimulai sejak 6 hingga 28 Desember mendatang, menjajal sembilan titik pelabuhan.
Tur ini menjadi invasi mereka ke berbagai kota dalam rangka membuka segala kemungkinan dan melapangkan jejaring.
Selain hadir dalam bentuk digital, “False Victory, Delusion of Profanity” akan hadir dalam bentuk kaset pita. EP ini juga dirilis via label rekaman independen asal Bandung, Futura Records. (mdy/MK01)
Leave a Reply