Death Clown menceritakan perjalanan seorang individu yang terjebak dalam keputusasaan di liriknya.
Lagu tersebut – sesuai judulnya dimana hayat berarti kehidupan – mengisahkan bagaimana tokoh utama berjuang melawan kegelapan batinnya, hingga akhirnya menemukan kembali cahaya yang memberinya kekuatan untuk melanjutkan hidup.
“Sebuah cerminan dari perjalanan hidup kami sebagai band dan individu,” cetus pihak band menegaskan inspirasi liriknya.
Adalah gitaris Miftahul Irfanda (Goit), bassis Nafi Maulana Achmad (Napek) dan mantan personelnya, Pradhipta Ardhitya (Dhipta) yang menulis liriknya.
Dari sisi makna, ketiganya mengungkapkan bahwa mereka ingin menciptakan sebuah pesan yang kuat, yang bisa membawa pendengar masuk ke dalam dunia emosional yang mereka tuangkan dalam lagu tersebut.
Pesan itu, bahwa kehidupan adalah perjuangan yang penuh dengan paradoks. Kegelapan mungkin tampak mendominasi, tetapi justru dari kegelapan itulah seseorang dapat menemukan cahaya sejati.
“Kami ingin lagu ini menjadi wadah bagi pendengar untuk merenung, bertanya, dan akhirnya menemukan makna dalam setiap langkah hidup mereka!”
Death Clown yang juga diperkuat gitaris Syauqi Zamzami Al Azam (Azam), vokalis Muhammad Rafif Hilmi Azmi (Hilmi) dan dramer Sandya Fadillah Ganesha (Sandy) ini mulai menggarap “Hayat” sejak pertengahan 2018.
“Namum untuk mulai rekaman, kami laksanakan sekitar lima bulan, sejak bulan Mei 2023 sampai dengan bulan November 2023,” beber Death Clown kepada MUSIKERAS, mengungkapkan.

Dalam peracikan musiknya, band metal asal Malang, Jawa Timur ini menggabungkan kekuatan riff gitar yang berat dan indah, permainan dram yang agresif, dengan vokal yang sarat emosi.
Sedikit banyak, mereka terinspirasi dari band-band besar mancanegara macam Dream Theater, Metallica, Avenged Sevenfold hingga Opeth. Namun tentunya, mereka memberi sentuhan khas Death Clown sendiri sebagai identistas lokal.
Namun dari sisi teknis, mereka mengakui menjalani proses eksekusi rekaman “Hayat” tidak mudah. “Ya, kami beberapa kali merekam dan mengulangi track gitar untuk mencari sound yang kami inginkan dan yang menurut kami pas dengan lagu ini.”
Dan untuk mendapatkan penghayatan yang pas dengan kandungan liriknya, para personel Death Clown tidak segan-segan untuk bereksplorasi. Karena di sisi lain, mereka ingin membuktikan bahwa metal bukan hanya tentang agresi, tetapi juga tentang kedalaman emosi dan pesan.
“Menurut kami pribadi, kami memiliki keunikan tersendiri dibandingkan dengan band-band sejenis, karena kami berani untuk bereksperimen dengan menggabungkan beberapa elemen seperti choir, orkestra dan harmoni gitar solo.”
Saat ini, band yang mengambil namanya dari gabungan kata ‘death’ yang bermakna sisi gelap dan ‘clown’ untuk sisi absurd atau ironi telah merencanakan untuk merilis sebuah album mini (EP) atau album penuh.
“Sejauh ini kami sudah membuat demo untuk mengisi album,” cetus mereka.
Lagu “Hayat” sudah bisa didengarkan di berbagai gerai musik digital sejak 12 Januari 2025 lalu. (mdy/MK01)
Leave a Reply