Skuad doom/death metal berbasis Serbia, The Father Of Serpents (TFOS) telah merilis album debut mereka, “The Age Of Damnation” sejak Agustus 2017 lalu via Sadist Records di Indonesia (di Eropa dirilis via Satanath Records). Band yang digawangi Tamerlan (vokal growl), Pavle Sovilj (vokal clean/biola), Igor Loncar (gitar), Željko Zec (gitar), Milan Šuput (bass) dan Aleksandar Maksimovic (dram) ini menyuguhkan 10 trek berbalut nuansa horor yang ditetesi sentuhan akustik serta geraman vokal death metal.
Kepada MUSIKERAS, vokalis Tamerlan mengungkapkan, persahabatan yang terjalin sejak lama di antara para personel TFOS memudahkan mereka dalam menjalani proses rekaman album ini. Sesi penulisan di setiap lagunya juga tidak terpatri pada pakem tertentu dan dibiarkan mengalir apa adanya. “Karena kami sahabat baik yang memiliki selera musik sama dan sebagian dari kami juga bermain bersama di masa lalu, sangatlah wajar bagi kami untuk bermain bersama lagi.”
“Bersama-sama, kami memulai penggarapan lagu-lagu baru dan di saat bersamaan kami juga memberikan sentuhan yang lebih modern pada materi-materi sebelumnya. Tidak ada aturan baku ketika kami berbicara tentang penulisan lagu. Kadang-kadang salah satu dari kami membuat satu lagu penuh dan membawanya ke sebuah sesi rehearsal, kadang kami menulis lagu bersama-sama, kadang kami melakukan jamming dan berharap semuanya mengalir ke sebuah arah,” lanjutnya.
TFOS sendiri mengaku cukup beruntung karena Igor memiliki studio sendiri, Wave Studio, sehingga mereka tidak perlu terburu-buru saat menjalani proses rekaman dan proses penataan suara (mixing) album ini. Igor dan personel lainnya benar-benar mengalami momen menyenangkan selama menjalani proses rekaman tersebut, karena memiliki kebebasan untuk mencoba segala hal yang diinginkan. Seluruh materi di album ini sendiri direkam dalam beberapa tahap selama musim panas 2016 lalu.
Target utama TFOS sangat simpel, yakni memiliki album yang mudah didengarkan sekaligus cukup menarik. Dan sejauh ini, mereka cukup puas dengan kerja keras yang mereka lakukan. “Kami tidak akan mengatakan album ini adalah sesuatu yang belum pernah Anda dengarkan. Ini semacam perpaduan band-band doom metal dan death metal era ‘90an yang memberikan dampak besar pada jalan musikal kami di kemudian hari. Kami puas dengan jerih payah yang dilakukan,” ungkap Igor menggambarkan.
Meski influens utama para personel TFOS bermuara pada ‘The Peaceville Three’ (band-band doom dan death metal Inggris yang pernah atau masih di bawah naungan Peaceville Records) yang terdiri atas My Dying Bride, Anathema dan Paradise Lost, tapi mereka juga mengaku mendengarkan band-band doom dan death metal lain semisal Saturnus, Katatonia, dan Moonspell. Bahkan, khusus di album ini TFOS mencoba mengombinasikan berbagai elemen yang mereka sukai – tak hanya sebatas musik metal – dan menciptakan barisan musik yang juga bisa mereka nikmati saat didengarkan sendiri. “Dan saya pikir para pendengar bisa menemukan perbedaan-perbedaan pengaruh itu dalam musik kami,” cetus Aleksandar menambahkan.
The Father Of Serpents, awalnya, adalah sebuah proyekan milik gitaris Igor. Dalam waktu hitungan bulan, karya-karya Igor mampu mencuri perhatian khalayak metal Serbia. Ketika didapuk sebagai band pendukung konser band lokal bernama Attic di festival Exit, Novi Sad, proyek Igor berevolusi menjadi band seperti sekarang dan menghasilkan album “The Age Of Damnation”. Secara garis besar, album itu merupakan sebuah karya seni metal yang solid dengan beberapa perputaran musik tak lazim yang mampu membuat para metalhead tergila-gila. Setidaknya, itu yang diyakini Igor. “Tidak ada alasan untuk tidak mendengarkan album ini!” (Riki Noviana)
Foto: Dok. TFOS
.
Leave a Reply