“(Kami) Masih memainkan formula yang sama, crossover beberapa genre dengan benang merah musik metal. Yang berbeda, kali ini kami sudah jauh lebih paham dengan musik yang mau kami presentasikan, dengan itu membuat kami lebih eksploratif dalam hal pemilihan sound, pemilihan nada dan song structure.”

Kalimat optimistis di atas terlontar dari Avhath, unit hardcore/metal dari Jakarta yang siap kembali menggeliat di skena musik cadas Tanah Air. Sebagai langkah pemanasan, band yang terbentuk sejak Januari 2013 silam tersebut telah meluncurkan sebuah single mengerikan, bertajuk “The Annual Horrors”, dimana selama dua menit mereka meraungkan keliaran permainan gitar distortif  yang menggulung dengan geraman ‘gelap’ vokal yang menghantui.

“The Annual Horrors” sendiri merupakan bagian dari “The Avhath Rites”, sebuah album mini (EP) yang telah dicanangkan bakal dikobarkan pada awal Februari 2019 mendatang. Pemilihan lagu tersebut sebagai single pembuka didasari konsep berbeda yang menjangkiti komposisinya. Karena menurut Avhath, mungkin bagi yang mendengarkan lagu-lagu mereka terdahulu, “The Annual Horrors” tergolong sedikit berbeda. “Selain itu, single ini juga tergolong paling ‘easy-listening‘ dibanding lagu-lagu yang lain dari segi struktur lagu dan pemilihan nada,” ujar pihak band kepada MUSIKERAS, menegaskan.

Para personel Avhath; Krig (vokal), BxP (bass), Kvvlt (gitar), Yvd (gitar) dan Svnn (dram) menggarap keseluruhan proses pembuatan “The Avhath Rites” selama kurang lebih tiga bulan. Sudah termasuk proses penulisan lagu selama kira-kira sebulan, lalu tiga minggu untuk rekaman yang dieksekusi di ALS Studio, Jakarta (dengan bantuan Auliya Akbar untuk proses mixing dan mastering di Noise Lab Studio) serta kurang lebih sebulan untuk post-production.

Dan seperti karya-karya rekaman mereka terdahulu, proses kreatif penggarapan “The Avhath Rites” tidak banyak berubah. Mereka melakukan jamming di studio beberapa kali, sampai mendapatkan kesepakatan dalam kematangan materi barulah dibawa ke studio rekaman. “Di studio rekaman pun kami sudah langsung tahu part-part apa saja yang akan kami rekam. Mungkin yang agak lama adalah proses pencarian sound, gonta-ganti penempatan mikrofon, kombinasi efek dan lain-lainnya,” ungkap Avhath yang mengakui kali ini banyak terinspirasi band-band rilisan Sentient Ruin, sebuah label rekaman dari kawasan Bay Area, San Francisco, California.

Sebelum perilisan “The Annual Horrors”, Avhath yang diperkuat oleh para musisi yang juga telah terlibat di beberapa proyek musik keras seperti For The Flames Beneath Your Bridge, Catharsis dan Werewolf Does Calculus ini telah menancapkan keeksisannya lewat beberapa rilisan jejak rekam. Tepatnya ada empat album split bersama Haul (2013), Disfare (2015), Violence of Crusade (2015) dan Aneka Digital Safari (2016), lalu tiga EP yang masing-masing berjudul “Une génération perdue” (2013), “Eulogy” (2015) dan “Hymns” (2016) serta single “Catch 22!” (2013), “Frightened Teeth” (2014) dan “Lethargy/March to the Crater” (2015). 

Oh ya, nama Avhath sendiri merupakan cara pengucapan bebas dari kalimat ‘of hatred‘, yang akhirnya mereka pilih menjadi nama band sebagai penggambaran suasana hati para personelnya di awal pembentukan band tersebut. “Karena waktu awal menginisiasi pembentukan grup musik ini, kami semua lagi jenuh dengan rutinitas sehari-hari dan akhirnya Avhath menjadi penyaluran kemarahan dan kebosanan kami terhadap rutinitas tersebut.” (mdy/MK01)

.