Sebuah konsep unik disuguhkan band asal Cimahi, Jawa Barat ini. Lewat single bertajuk “Aku Bukan Mesin” yang telah diluncurkan sejak 11 Juni 2019 lalu, Sekar Pusara mengedepankan elemen-elemen sastra serta etnik, yang disandingkan dengan sentuhan distorsi ringan berbasis alternative rock.
Single perdana band yang dihuni formasi Anggi Madya Muqtadir Aziz a.k.a. Sang Tiada (vokal), Rizky “Ekoy” Irawan (dram), Ajie “Bojiw” Pamungkas (bass), Jerry Septian (gitar), Anto Herwanto (gitar) dan Bangkit Raharja (seruling) tersebut merupakan bentuk apresiasi mereka terhadap para buruh yang sudah berjuang untuk menemukan hak-haknya dalam bekerja. Liriknya diambil dari sebuah puisi karya Sang Tiada, dari bukunya yang berjudul “Lingkar”.
Harmonisasi musik Sekar Pusara yang gloomy serta lirik yang sangat bermakna menjadi sebuah sentuhan menarik bagi para pendengar, untuk ikut masuk dalam suara-suara aspirasi para buruh. Sekar Pusara ingin memberikan nilai esensi, kultur, serta karsa sehingga mampu mengimplementasikan gugahan jiwa yang mendalam.
Rekaman “Aku Bukan Mesin” secara keseluruhan digarap Sekar Pusara di Yans Studio, Cimahi, menghabiskan waktu sekitar tiga mingguan, termasuk untuk proses mixing dan mastering. Secara lengkap cerita prosesnya bisa ditonton di tautan YouTube di akhir artikel ini.
Untuk formula musik sendiri, “Aku Bukan Mesin” menunjukkan penggabungan alternative rock dengan musik etnik yang terbilang apik. Mereka dengan berani menyusupkan permainan seruling serta karinding pada sebagian part lagu. “Kami mencoba menghidupkan kembali musik tradisional yang bisa dibilang kalah oleh budaya barat. Untuk influence musik, konsep kami secara keseluruhan sedikit terindikasi ke arah nuansa alternative ’90an,” ungkap personel Sekar Pusara kepada MUSIKERAS.
Setelah single “Aku Bukan Mesin”, Sekar Pusara telah merencanakan membuat video live jamming di studio untuk kebutuhan konten YouTube, sambil menggarap lagu-lagu baru untuk persiapan album debut. “Tidak akan lama lagi, kami akan segera masuk studio kembali untuk album perdana kami,” cetus mereka menjanjikan.
Sebenarnya, Sekar Pusara yang terbentuk pada 31 Desember 2018 lalu awalnya bukanlah unit band, melainkan sebuah brand. Sebuah langkah awal yang terwujud melalui seni etnik tradisional yang digabung dengan kesusastraan deklamasi puisi. Dari situ, mereka lantas menjamah ke kegiatan band dengan menyatukan unsur alternative, world music serta musik tradisional. Hingga saat ini, Sekar Pusara yang antara lain dihuni beberapa musisi mantan personel band heavy metal Jalan Berbatu tersebut memiliki dua alur yang beriringan yakni seni dan musik.
Saat ini, single “Aku Bukan Mesin” sudah bisa didengarkan di beberapa platform digital seperti Spotify, Amazon, iTunes dan lain-lain. (aug/MK02)
.
Leave a Reply