Pejuang death metal asal Kota Singkawang, Kalimantan Barat ini masih melanjutkan gerilyanya di skena musik keras, sejak terbentuk pada 2011 silam. Di tengah masa pandemi ini, Gerilya telah menancapkan kengerian baru lewat single bertajuk “Treatise of Mashiach”, dimana mereka mencecar konsep distorsi keras dan buas hasil serapan dari beberapa band dunia panutan mereka seperti Nile, Cannibal Corpse, Suffocation dan Dying Fetus.
Pihak band menyebut, single “Treatise of Mashiach” yang berdurasi 3:48 menit ini sarat nuansa brutal dengan geberan blast beat pada bagian intro hingga chorus, dan semakin suram ketika nuansa groove berada pada penghujung lagu.
“Death metal merupakan genre metal ekstrim yang penuh dengan energi, agresif dan kompleks,” cetus pihak band kepada MUSIKERAS, menandaskan. “Tidak semua orang dapat menerima genre musik seperti ini, namun ini bukan alasan kami untuk tidak berkarya. Karena yang menjadi harapan kami adalah, kami hanya ingin bermusik secara tulus dalam jiwa, dan death metal adalah jalannya.”
Konsep musik yang diterapkan formasi Ridwan (vokal), Bima Hidayatullah (gitar), Yuliansyah (gitar), Fikri Naufal (bass) dan Muhammad Yunus (dram) ini, menurut uraian Gerilya, mengarah pada nuansa Timur Tengah dengan mengangkat tema ‘mesias’ dalam penulisan liriknya yang eksplisit.
“Dimulai dari komposisi musik, lirik lagu dan ditambah dengan artwork yang terdapat obyek-obyek yang menguatkan tema yang kami angkat dalam single ‘Treatise of Mashiach’.”
Single “Treatise of Mashiach” sendiri menggabungkan dua etimologi dari bahasa yang berbeda. Kata ‘treatise’ jika diartikan ke dalam Bahasa Indonesia berarti risalah, atau karangan ringkas mengenai suatu masalah dalam ilmu pengetahuan (KBBI), dan ‘mashiach’ merupakan etimologi dari Bahasa Ibrani, yang memiliki konotasi sebagai seorang juru selamat yang akan muncul pada akhir zaman. Maka dapat diartikan, “Treatise of Mashiach” merupakan penjelasan tentang sosok Mashiach itu sendiri. Dalam tema yang diangkat penulis secara implisit dan membiarkan pendengar untuk menginterprestasikan masing-masing.
Proses rekaman “Treatise of Mashiach” berlangsung pada pertengahan 2020 di R-Music Studio, dan diproduseri sendiri oleh Gerilya. Dalam perilisannya, mereka berkolaborasi dengan label Enamempat Records sebagai distributor untuk peredarannya di berbagai platform digital, antara lain bisa didapatkan di Spotify, Deezer, iTunes dan Apple Music.
Saat ini, para personel Gerilya akan memusatkan konsentrasi pada pengelolaan merchandise serta konten di YouTube. Tapi di samping itu, mereka juga bakal segera merangkum beberapa materi lagu untuk kepentingan album mini (EP) yang dicanangkan bisa rilis tahun depan. (mdy/MK01)
.
Leave a Reply