Isu seru di skena metal Tanah Air berlanjut. Setelah kemunculan BongaBonga yang menghebohkan, kini ada Darksovls. Personelnya nyaris sama. Keduanya diperkuat oleh vokalis Daniel Mardhany Gumulyo, bassis Bonny Sidharta dan gitaris Christopher ‘Coki’ Bollemeyer. Yang berbeda di posisi dramer, yang kali ini diperkuat Andyan ‘Gorust’ Nasary Suryadi (Hellcrust). Ya betul, keempatnya adalah formasi Deadsquad era penggarapan album “Horror Vision” (2009), minus gitaris Stevi Item.
Sejak pemecatan Daniel dari Deadsquad pada Agustus 2021 lalu, gerombolan ini mendadak kasak-kusuk, seolah ada kontak batin. Dalam hitungan waktu kurang dari dua bulan, dua band lahir dari tangan mereka. Tidak sekadar melahirkan band, tapi juga merilis karya rekaman. BongaBonga lebih dulu menyemburkan single “Suara Sudra” pada 9 September 2021 lalu, sementara Darksovls memuntahkan single “Kahar” pada hari ini, via label Blackandje Records.
Omong-omong, jika disingkat, nama Darksovls juga bisa menjadi “DS”, sama seperti Deadsquad yang kerap pula disebut “DS”. Disengajakah?
“Sengaja dooonggg,” cetus Bonny kepada MUSIKERAS enteng, yang disampaikan via aplikasi WhatsApp.
Tapi terlepas dari sengaja atau tidak, Bonny mengungkapkan bahwa ide nama Darksovls itu memang datang dari dirinya. Ia menyatutnya dari sebuah video game bernama Dark Souls. Namun demi menghindari kemungkinan pelanggaran hak cipta, maka huruf “u” di nama tersebut diganti menjadi “v”.
“Nama itu memang udah lama pengen gue pake jika suatu saat punya band metal lagi, karena emang karakter game-nya metal banget dan keren banget. Gue sama Coki kan memang gamers dari dulu, terus tiba-tiba ada proyek ini, ya udah gue pake,” seru Bonny memperjelas.
Berbeda dibanding BongaBonga yang lebih menonjolkan garapan musik thrash metal yang kental plus citra band yang dibiarkan slenge’an, Darksovls justru mengambil jalur yang berlawanan. Penokohan yang lebih serius, dan dengan racikan death metal yang beringas. Menurut Daniel, sedikit banyak band yang ia sukai ada pengaruhnya di sini. Misalnya seperti Morbid Angel, Pantera, Dissection, Public Enemy, Immolation, Tool hingga generasi modern seperti Suffering Hour dan Nightmarer. Tapi setiap personel punya referensi yang berbeda-beda.
.
.
“Dari band-band old-skool ke new-skool death metal, prog metal hingga black metal. Intinya pondasi musik Darksovls death metal dengan perpaduan elemen neo-prog dan black metal,” tandasnya.
Saat menggarap “Kahar” serta lagu-lagu lainnya yang bakal berujung pada penggarapan album, lanjut Daniel lagi, prosesnya kurang lebih sama seperti saat mereka mengeksekusi album “Horror Vision” dan album kedua Deadsquad, “Profanatik” (2013). “Prosesnya jamming dan workshop.”
BongaBonga dan Darksovls, dua band dengan formasi hampir sama, apakah tidak membuat para penggemar mereka bingung menentukan mau fokus ke mana?
“Jangan bingung!” Coki menegaskan. “Darksovls itu death metal, BongaBonga happy metal. Musik beda, tone beda, karakter beda. Fans bingung fokus ke mana? Fokus kedua-duanya aja. Kalau mau happy ya ke situ (BongaBonga), kalau mau serius ke sini (Darksovls). Kalo mau happy dan serius ya fokus dua-duanya… hehehe.” (mudya/MK01)
Kredit foto: @franklinglenn
Leave a Reply