Duo bentukan Juli 2018 ini hanya diperkuat dua personel yang berasal dari Maros, Sulawesi Selatan. Namun Stupid Twelfth baru diresmikan eksistensinya setelah mereka bermukim di kota Malang, Jawa Timur. Dan setelah memperkenalkan diri lewat lagu tunggal debut bertajuk “4chord Hari Ini” yang dirilis pada 2019 lalu, kini duo Idlal (gitar/vokal) dan Muh. Khalilullah a.k.a. Ghibran (bass/vokal) kembali menggelegak lewat karya lagu baru berjudul “Left and Leave” yang lebih mengeksplorasi konsep post-punk.

Sub-genre itu sendiri, menurut pihak band, merupakan hasil kombinasi dan pengembangan dari alternative rock serta indie rock yang telah merambah dunia sejak era 1970-an. Olahan musiknya terinspirasi estetika serta keliaran garage rock 1970-an dan new wave, seperti yang kurang lebih diterapkan oleh band-band dunia macam The Cure, Joy Division, Sonic Youth, yang lantas terus berkembang seiring dengan munculnya band yang lebih kekinian macam The Libertines, The Strokes hingga Arctic Monkeys.

Jika dibandingkan dengan “4chord Hari Ini”, konsep warna dan suasana musik yang diterapkan di “Left and Leave” menyuguhkan sedikit perubahan, terutama di warna vokal Idlal serta suasana intrumentasi yang lebih mengedepankan balance dan delay room

“Menurut kami, genre post-punk cenderung berwarna dan bersuasana dark dengan gabungan lirik yang sangat bernuansa, seirama dengan gaya teknik vokal rendah yang unik,” ujar pihak band kepada MUSIKERAS merinci konsepnya.

.

.

Di lagu “Left and Leave”, Stupid Twelfth menceritakan tentang sebuah perjalanan, dimana orang-orangnya terlihat sama dan seragam. Hal itu terjadi bukan atas dasar keinginan mereka. Mereka takut akan cacian dan kebencian yang akan terlontar kepada mereka, ketika mereka memilih untuk menjadi berbeda. Lagu ini hadir untuk membuat orang-orang sadar, bahwa perbedaan bukanlah sebuah hal yang menjijikkan. “Be yourself and make the world colourful,” cetus mereka.

Proses terciptanya “Left and Leave” berawal di 2020 lalu, saat Idlal dan Ghibran ‘mengasingkan diri’ alias camping dengan tujuan untuk menggarap materi baru. Tepatnya di sebuah pedesaan di kabupaten Malang. Dalam suasana yang tenang di malam hari, mereka gitaran hingga tanpa terasa mendapatkan ide-ide yang menurut mereka bisa diseriusi penggarapannya.

“Setelah itu kami pun mencobanya dengan membawanya latihan, lalu masuk ke studio Bluesky untuk (latihan) part full bandnya. Setelah menurut kami materi demo sudah matang, kami langsung memaksimalkannya di Rama Project Studio untuk rekaman, mixing dan mastering.”

Setelah perilisan “Left and Leave” yang juga dibantu oleh Ian Ilham, vokalis dan gitaris dari unit melodic punk, Nthreep serta Nichal Agusti di pengisian dram, Stupid Twelfth selanjutnya bakal menyelesaikan satu materi lagu lagi sebelum secepatnya masuk dapur rekaman untuk persiapan penggodokan album mini (EP) debut yang ditargetkan bisa rampung tahun ini.

Saat ini, “Left and Leave” sudah bisa didengarkan di berbagai platform digital seperti Spotify, AppleMusic, Amazon, Deezer dan Napster. (aug/MK02)