Musik bertemakan kegelapan bernuansa horor yang dieksekusi dengan gahar mengawali gebrakan unit deathcore asal Bandung, Jawa Barat yang baru terbentuk pada awal 2022 ini. Mereka ingin meramaikan skena deathcore di Indonesia lewat karya rekaman lagu tunggal pertamanya yang diberi judul “Occured”.
Deathcore di sini diramu dari kombinasi death metal dengan metal modern yang memiliki unsur atau elemen teknikal serta groove yang menjadi salah satu ciri khas dari deathcore itu sendiri. Menurut tuturan para personel Sheol, yakni Dixie Muhammad Yusup Erlangga (vokal), Muhammad Abdul Saleh (gitar), Wira Achmadi (bass) dan Frizia Ryansyah (dram), deathcore merupakan salah satu jenis musik yang sebetulnya sangat mudah dalam memasukan unsur-unsur genre lain seperti down-tempo dari beatdown/hardcore, blackened, electronic, symphonic dan lain-lainnya.
“Menurut kami sangat pas untuk band yang ingin mengusung musik yang bertema gelap, namun ingin menambahkan unsur lain di dalamnya tanpa takut merusak root atau pun ciri khas genre musik itu sendiri,” cetus mereka kepada MUSIKERAS menerangkan.
Dalam mengeksekusi “Occured”, Sheol sedikit banyak menyerap inspirasinya dari band-band dunia seperti Necrophagist serta The Faceless. “Karena (kami) ingin memiliki beat death metal teknikal yang cukup kompleks namun membalutnya dengan riff yang memiliki groove yang catchy seperti band modern metal saat ini sehingga dapat disebut sebagai deathcore.”
.
.
Lirik “Ocurred” sendiri menceritakan tentang seseorang yang kehilangan kepercayaannya dalam segala aspek kehidupan, dan mencoba untuk mencari jati dirinya. Akan tetapi dalam perjalanannya ia terjebak dalam sebuah kerajaan kegelapan yang membuat dirinya semakin kehilangan segala keinginannya, membuatnya menjadi semakin tidak percaya akan adanya keTuhanan dan menjadikannya seorang dengan jiwa yang terkutuk.
Menurut Sheol, proses kreatif saat merekam “Occured” yang dilakukan Omegawave Studio terbilang mudah dan hanya menghabiskan waktu sekitar sehari, sudah termasuk kegiatan mengelola komposisi serta beberapa revisi bagian lagu, hingga ke pemilihan tangga nada (scale), dimana Sheol menerapkan diminished dan phyrgian dominant, yang lazim dipakai pada genre metal pada umumnya.
“Tak lupa kami menambahkan breakdown yang menjadi ciri dari musik core itu sendiri. Lalu, agak terhambat ketika memasuki tahap mixing dan mastering yang memakan waktu hampir dua bulan dikarenakan mencari sound yang pas. Kami berhasil meramu sound yang dirasa cukup untuk single ‘Occured’ ini.”
Sambil mempromosikan “Occured” yang pemolesan mixing dan mastering-nya diserahkan kepada Benson Aw dan Kai di VERTA Collective, Singapura, Sheol segera melanjutkan proses penggodokan album mini (EP). Mungkin, mereka akan merilis satu lagu tunggal lagi sebelum melampiaskan satu EP secara penuh. Sejauh ini prosesnya sudah mencapai kurang lebih 70% yang sementara ini masih berformat instrumental. (mdy/MK01)
Leave a Reply