Seperti halnya band-band punk umumnya, kuartet punk rock asal Cimahi, Jawa Barat yang dicetuskan kelahirannya pada 30 Juli 2020 lalu ini pun mengobarkan kritik sosial dalam muntahan lirik-liriknya. Straith Off berusaha menyampaikan suatu pesan akan suatu penolakan, perlawanan dan fakta yang terjadi dalam berbagai peristiwa di kehidupan sehari-hari, baik di dalam negeri maupun peristiwa dunia. 

“Dalam punk kami masih mengedepankan kebebasan berekspresi akan apa pun, namun sadar akan batasan. Kami tidak mengklaim bahwa kamilah yang paling mengerti punk. Tidak demikian. Kami hanya mengikuti apa kata hati kami, cukup menjadi diri sendiri,” cetus Straith Off kepada MUSIKERAS, meyakinkan.

Kebebasan dalam konteks mereka kini kembali tertuang di sebuah lagu rilisan tunggal mereka yang bertajuk “One Second”. Sebuah lagu yang merangkum segala peristiwa yang bisa terjadi dalam satu detik secara bersamaan. Ide liar itu lahir dari gitaris Deni ‘Ben’ Rahman yang kala itu menantang dirinya sendiri untuk menutup mata dan membayangkan apa pun sekilas dalam satu detik. 

“Saat itu saya langsung terbayang banyaknya ironi dan ketamakan. Entahlah, tiba-tiba itu yang lewat di kepala, seperti ada yang makan enak, ada juga yang sangat sulit untuk hanya sekadar makan. Ada yang meninggal, ada juga yang baru lahir. Ada yang menghalalkan segala cara demi mendapatkan sesuatu. Begitu pun sebaliknya,” urai Ben. 

.

.

Meskipun semuanya terlalu luas untuk digambarkan hanya dalam satu detik, nyatanya mereka berhasil merangkum semuanya dalam “One Second”, bahwa dalam satu detik pun, tanpa disadari kita mungkin bisa mendapatkan suatu kebahagiaan dan kesedihan secara bersamaan. Pada dasarnya mungkin ketamakanlah yang selalu ada pada setiap diri manusia dan ironi yang selalu terjadi di setiap waktu di sekitar kita. 

Sebelumnya, tepatnya pada 2021 lalu, Straith Off yang juga dihuni Maulana ‘Peeng’ Septiadi (bass), Muhammad ‘Ami’ Fahmi Santoso (dram) serta Kiemas ‘Kim’ Damar Raksa (vokal/gitar) ini sudah pernah meluncurkan lagu tunggal berjudul “Pull the Rules” dan “Infected”. Dan jika membandingkan “One Second” dengan lagu-lagu sebelumnya, khususnya dalam konteks musikal, Straith Off menegaskan ada sedikit perbedaan.

“Seperti biasanya, kami senang menyisipkan riff-riff gitar beatdown pada bagian bridge dalam sebuah aransemen lagu, entah itu seperti pada lagu ‘Pull the Rules’ atau ‘One Second’. Dengan sisipan harmonic gitar yang cepat dikombinasikan dengan sedikit sentuhan melodi, dipadukan dengan beat punk. Pada ‘Infected’, riff gitar terdengar lebih catchy karena mungkin banyak terpengaruh oleh riff-riff gitar ciri khasnya Billie Joe Armstrong (Green Day). Tapi ‘One Second’ terdengar lebih dewasa dan emosional dibandingkan ‘Infected’, dikarenakan kami memang sangat berusaha memaksimalkan apa pun yang kami rasakan dalam satu detik.”

Saat menjalani proses penggarapannya, para personel Straith Off tidak mengacu pada referensi khusus dari segi musikalitasnya. Mereka hanya menyatukan ide atau gagasan dari masing-masing. “Setiap personel mendengarkan band-band atau referensi musik yang berbeda-beda, namun tidak jauh dari genre punk, entah itu punk rock, punk, pop punk, hardcore punk, thrash punk dan lain-lain. Setiap personel membawa pengaruh ke musik Straith Off dari apa yang mereka dengarkan.”

Sejak 13 April 2022 lalu, “One Second” sudah bisa digeber melalui berbagai platform digital. Dan lagu ini, bakal menjadi salah satu amunisi di album mini (EP) perdana Straith Off yang ditargetkan rilis dalam waktu dekat. Sejauh ini, keseluruhan proses sudah mencapai 90% mendekati rampung. (mdy/MK01)