Hasil tidak selalu menjadi target utama. Tapi yang penting adalah eksekusi. Kurang lebih itu yang diyakini oleh pejuang cadas asal Bandung, Jawa Barat ini. Undefined tercetus dan terbentuk di tengah kekangan pandemi pada awal 2022, di tengah desakan jasmani dan rohani untuk berekspresi dan berkarya.

“Undefined berawal dari kejenuhan yang disebabkan mati surinya skena musik akibat dampak pandemi. Hingga sampai pada satu fase dimana kami memutuskan untuk menggarap band ini dengan serius. Berkarya sesuai hati, berusaha memaksimalkan semua keterbatasan. Soal hasil itu urusan nanti,” demikian tekad Undefined, yang disampaikan kepada MUSIKERAS.

Buah keseriusan itu adalah sebuah lagu rilisan tunggal debut bertajuk “Devamation”, yang telah diperdengarkan secara luas via label Ocean Flames Records sejak 29 Juli 2022 lalu.

“Devamation” sendiri berisi luapan kemarahan Undefined atas situasi konflik berkepanjangan yang sarat akan drama menyebalkan, dominasi ego dan pemutar-balikan fakta yang didasari oleh perbedaan pemikiran dan pengambilan keputusan dalam satu lingkungan yang sebenarnya sama-sama sedang berjuang untuk satu tujuan yang sama. Hingga satu pihak yang mengalah menyatakan mundur dari barisan demi menyudahi kegaduhan.

Proses penggodokan “Devamation” menghabiskan waktu sekitar dua bulan lantaran terkendala jarak dan aktifitas masing-masing personel, yakni Devy Arianto (gitar), Albert Islami (gitar), Eki Delvi (vokal) dan Iqbal Hurrahman (dram). Mereka lantas memaksimalkan keterbatasan akses karena efek penghujung pandemi. Namun semua kendala tidak lantas menjadi halangan untuk terus melahirkan karya yang diharapkan bisa ikut meramaikan skena musik Tanah Air.

.

.

“Kami merekam materi ini di tempat yang berbeda untuk beberapa instrumen. Seperti vokal di Escape Studio, dan perekaman instrumen lain dikerjakan di studio rumahan milik kerabat kami di Bandung, lalu mixing dan mastering kami serahkan kepada Winaldy Senna, dramer sekaligus engineer dari band 510.”

Sementara dalam hal pengonsepan musik, metal yang mereka geber diarahkan ke karakter modern dengan riff dan tone gitar yang sedikit djenty,  namun tidak terlalu rumit. “Di ‘Devamation’ ini kami memasukan unsur-unsur (band) ERRA dan As I Lay Dying sebagai referensi yang memang cukup berbeda dari segi sub-genre,” cetus Undefined menegaskan.

Walau terbilang band baru, namun para musisi yang memperkuat formasi Undefined bukan nama-nama baru. Pembentukannya digagas oleh Devi yang merupakan mantan personel Glamsglory.  Lalu ada Albert dari Thursdayriot, Eki dari Haviour serta Iqbal yang pernah tergabung di Thursdayriot. 

Setelah perilisan “Devamation”, formasi tersebut berencana menggarap satu konsep album mini (EP), yang saat ini sudah dalam proses pengerjaan. Sejauh ini, penggarapannya baru sampai ke tahap proses perekaman gitar dan dram sambil terus mencari bahan referensi agar bisa dikemas dalam bentuk EP album yang solid. (aug/MK02)

.

.