Satu lagi pelaku musik cadas pendatang baru hadir dengan bekal “Demo 2022”, sebuah kemasan karya rekaman beramunisi dua lagu, yang masing-masing bertajuk “Stab” dan “Nowhere to Hide”. Kedua lagu tersebut menjadi penanda kehadiran Trap Inside ke gelanggang musik hardcore Tanah Air.
Trap Inside sendiri mulai didirikan pada April 2022 oleh para personel dari beberapa band hardcore Semarang, seperti Hearted, Unseen, Reload Again, dan Criminal Chaos. Ibnu Abas Hanafi aka Acil (vokal), Dian Eka Saputra (gitar), Syena Fitriyanto (gitar), Afryan Dwi Antoro aka Ryan (bass) dan Tifan Alfian (dram) menarik pengaruh musiknya dari para punggawa hardcore asal New York, AS macam Madball dan Incendiary, serta band lain dari luar kota tersebut, yang mengambil lanskap geberan yang sama. Sebutlah seperti Trapped Under Ice dan Inclination.
Formula di atas membuat racikan hardcore Trap Inside, cukup berbeda dibanding para pejuang dengan paham sejenis. Mereka menghadirkan hardcore yang gelap agresif, dan menyanyikan keputusasaan yang hadir dari refleksi tragedi harian. Trek “Nowhere to Hide” misalnya, mengungkapkan bahwa pada akhirnya, manusia tidak lagi memiliki tempat sembunyi. Selalu ada yang harus ditebus dari setiap tindakan, dan penebusan itu tak bisa dihindarkan.
“Ada beberapa part yang bisa dibilang membuat kami berbeda,” cetus pihak band kepada MUSIKERAS menandaskan.
.
.
Beberapa riff yang diterapkan di lini gitar misalnya, beber Trap Inside lagi, ditonjolkan untuk membuat varian yang lebih unik. “Heavy, easy listening, straight to the point, dan tentu saja asik buat moshpit, 2-steps dan stage dive ketika dimainkan di panggung.”
Menggarap rekaman “Demo 2022”, bagi Trap Inside, terbilang melelahkan. Pasalnya, mereka sangat mengejar waktu, yang awalnya diharapkan demo sudah rilis sebelum pertunjukan panggung pertama mereka. “Di satu sisi, kesibukan para personel dari rutinitas bekerja mengharuskan kami melakukan sesi rekaman pada dini hari. Terhitung kurang lebih proses pembuatan lagu hingga mulai masuk studio rekaman hampir satu bulan.”
Namun untungnya, proses penyatuan rasa (chemistry) dari para personelnya – walau datang dari band yang berbeda sebelumnya – berjalan mulus. Karena sebagian besar di antara mereka pernah seatap di band Hearted. “Dari situ proses kreatifnya jadi lebih mudah. Mungkin masih sefrekuensi juga untuk perihal referensi musik sekarang.”
“Demo 2022” sendiri menjadi pemanasan awal menuju album mini (EP) yang sedang digodok dan bakal dirilis Trap Inside pada akhir tahun ini. Namun, sambil mempromosikan “Demo 2022” dan mengerjakan materi EP, sebagai band baru, Trap Inside juga mulai bergerilya untuk memperluas koneksi. (aug/MK02)
.
.