Oleh @mudya_mustamin

Panggung musik keras terus berevolusi. Banyak band baru yang bermunculan dengan karya-karya rekaman yang dihadirkan dengan daya ledak dan daya kejut masing-masing. Terus terang sangat sulit menentukan 15 yang terfavorit. Lagu-lagu yang kami suguhkan berikut ini tidak disusun berdasarkan urutan terbaik, karena tentunya satu sama lain tidak mungkin dikompetisikan. Apakah di antaranya ada favorit kalian juga?

.

Bunga Bangsa “Prahara Rusaking Jagad” (self released)

Dramer wanita berbakat yang baru berusia 17 tahun ini memilih bereksplorasi di ranah musik instrumental yang menonjolkan leburan elemen etnik dengan manuver teknikal di ranah progressive metal. Ada penggunaan elemen instrumentasi Jawa Barat seperti seruling, kecapi hingga kendang Sunda yang dikombinasikan dengan teknik pukulan herta hingga traditional blastbeat yang lazim di metal.

.

Dreamer “Panah Kematian” (Cerberus Records)

Bait chorus di lagu ini dirancang seketika melekat kuat di pendengaran, walau dibalut gempuran distorsi gelap yang merangsek dan terus bergemuruh sepanjang komposisi. Lagu ini sekaligus meniupkan semangat baru Dreamer, dimana mereka menerapkan kebebasan meracik gabungan unsur symphonic metal, power metal, death metal, gothic metal hingga thrash metal.

.

Close Me “Lucid” (KBRO Entertainment)

Penderu post-hardcore/screamo ini sebelumnya bernama Close Me Closet, lalu mengubah nama setelah terjadi pergantian formasi, khususnya di lini vokal dan gitar. Hasilnya, terjadi penyegaran di pola aransemen musik mereka, lebih berkarakter sekaligus easy listening, namun tetap berdistorsi.

.

Iron Voltage “Devastation” (Disaster Records)

Mencoba menaikkan kembali takaran thrash metal gaya lama, yang belakangan mereka anggap seolah senyap dari rotasi genre di ranah musik ekstrim Tanah Air. Band cadas asal Bandung ini menggiring pendengarnya ke masa-masa keseruan thrash metal era awal Exodus dan Metallica serta penerusnya seperti Power Trip.

.

Daksa and The Clan (DATC) “Legacy of Sprat” (Euforia Digital)

Band baru yang tidak boleh dianggap remeh. Para personelnya dipertemukan oleh berbagai hajatan ‘bawah tanah’ di seputaran Yogyakarta, dan sepakat menancapkan agresi di kubangan death metal yang beringas, keji, padat dan intens. Gelegar distorsinya banyak dipengaruhi oleh monster death metal dunia seperti Suffocation, Meshuggah, Cryptopsy, Defeated Sanity hingga Dying Fetus. Mereka menyiptakan nuansa seperti terombang-ambing di atas ombak kelabu dan deru angkara yang cadas. 

.

Djin “Minds Of The Problematic” (Blackandje Records)

Masih mengedepankan eksplorasi death metal teknikal di kubangan yang sarat mineral musik keras; mulai dari deathcore, industrial hingga progresif. Dan di lagu ini, band asal Medan ini semakin matang dan presisi dalam mengeksekusinya.

.

Bless the Knights “Parallel Universe” feat. Ed Garcia (Vitalism) (self released)

Sejak 2016, band yang dimotori oleh gitaris sekaligus penulis lagu dan komposernya, Fritz Faraday ini memilih untuk konsisten bereksplorasi di ranah progressive metal yang berpijak kuat pada tekstur djent. Dan lagu ini bisa dibilang merupakan pencapaian terbaiknya, yang menghadirkan kompleksitas tinggi serta cita rasa modern yang berkelas.

.

Derkaizer “Dogma Bertutur Api” (self released)

Pejuang cadas dari Tanah Borneo ini menyebut karya lagunya sebagai sebuah manifestasi dari rasa benci dan kecewa, yang lantas terakumulasi menjadi amarah. Seperti judulnya, musiknya melontarkan kobaran death metal yang diimbuhi elemen hardcore dan grindcore sebagai pemicu agresivitasnya. 

.

DeadSquad “Enigmatic Pandemonium” (self released)

Lagu pertama yang menjajal ‘perkawinan’ dadakan Deadsquad dengan mantan personel Burgerkill, Vicky Mono. Sebuah nomor kejutan yang membangkitkan potensi terpendam vokalis tersebut, yang sebelumnya nyaris tidak terdengar di band sebelumnya. Brutal dan keji.

.

Carnage “Era Malapetaka” (Pizza Records)

Dibanding dua rilisan sebelumnya, kali ini pasukan deathcore dari Pulau Dewata ini menerapkan konsep yang sedikit berbeda di konsep geberannya. Mencoba menggabungkan unsur deathcore dengan nuansa musik era medieval, dengan riff-riff death metal sebagai tulang punggung dari keseluruhan lagu. Terdengar padat, berat sekaligus mencekam. Seperti mempertemukan Carnifex, Unearth dan Lorna Shore dalam sebuah proyek kolaborasi.

.

BongaBonga “Gradasi Dunia Ke 3” (Blackandje Records)

Terlepas dari segala pernak-pernik jenaka yang menjadi bumbu kegilaan supergrup ini, lagu-lagu di album debutnya adalah kumpulan komposisi yang digarap sangat terukur. Membidik thrash metal, namun dieksekusi berdasarkan ide-ide liar dari jam terbang tinggi para personelnya.

.

Ludicia “ Intiha” (Sadist Records)

Salah satu band masa depan di skena metal Tanah Air. Unit keras asal Bali ini punya potensi berbahaya, dimana salah satunya sudah terbukti di panggung Wacken Open Air Festival, Jerman pada Agustus 2022 lalu, dimana mereka berhasil menembus enam besar terbaik yang tampil di segmen Wacken Metal Battle. Formula Ludicia adalah deathcore dengan elemen beragam, yang mereka akui banyak terpengaruh band-band dunia seperti Rings of Saturn serta Enterprise Earth. 

.

Party at Eden “Virus” (AION Production)

Suguhan segar dan modern yang berpijak kuat pada dasar progressive metal yang dibalut gestur djent yang kental, plus imbuhan eksplorasi synth yang terkesan lebih gelap. Target utama mereka adalah eksekusi musik yang rumit namun tetap groovy dan ‘easy listening’. Namun sayang, setelah perilisan lagu ini, vokalis mereka memilih hengkang.

.

St. Loco “Nirmala” (self released)

Karya lagu ‘comeback’ yang tidak terjebak di kemonotonan nu-metal era 2000-an. Formasi baru yang datang bersama gagasan serta referensi baru di band ini terbilang berhasil menghadirkan penyegaran sekaligus semangat baru untuk terus bereksplorasi.

.

StereoWall “Home” (Musica Studios)

Sejak terbentuk pada 2012 silam, band modern rock ini pelan tapi pasti menanjak dengan kualitas penulisan lagu yang selalu terukur dan konsisten di jalurnya. Sampai akhirnya jerih payah itu berujung pada pinangan salah satu label rekaman terbesar dan tertua di Indonesia. Dan lagu ini meneruskan reputasi jempolan itu.

.

Karya lagu lainnya yang juga masuk nominasi kami: “Lair of Hate” (Bearfours), “Purple Dreaming” (Eastern Traffic), “Crown Of Perdition” (Cosmic Genocide), “Exalting the Perversion” (Cranial Disorder), “Redemption” (Hurt’Em), “Lotus Orb” (Crossxover) dan “Utopia/Distopia” (Darksovls).

.

.