Karya album yang bisa disebut sangat ikonik selama perjalanan Jasad bergerilya di skena musik independen, “Rebirth Of Jatisunda” tak terasa sudah menapaki usia satu dekade. Dari kemasan album tersebut, memuat amunisi terbaik yang maksimal dari pejuang death metal asal Bandung ini, seperti “Cengkram Garuda”, “Kujang Rompang”, “Siliwangi” dan “Rebirth Of Jatisunda”.

Pertama kali dirilis pada 2013 silam melalui dua label rekaman yang berbeda. Untuk versi lokal diproduksi oleh Extreme Souls Production, asal kota Bandung dengan desain sampul yang dikerjakan oleh Bvll Metal Art (Timbul Cahyono), seniman gambar asal Balikpapan yang kini menetap di Washington, AS. Sedangakan untuk versi internasional diedarkan oleh label asal negeri Paman Sam, Sevared Records dengan garapan cover yang dieksekusi oleh Marco Hansmann (Italia).

Di penggarapan “Rebirth Of Jatisunda”, Jasad yang memulai geliatnya di skena sejak 1990 silam, saat itu diperkuat oleh Ferli Suferli (gitar), Yuli Heryanto (bass), Mohamad Rohman aka Man (vokal) dan Sebastian Abaz (dram). Formasi ini yang terlibat di proses rekaman, yang dilakukan di Extend Studio Bandung, bersama Oteng untuk proses mixing dan mastering serta Bob Rock (Turbidity) yang dihadirkan sebagai vokalis tamu di lagu “Rediamaton”.

Kini, untuk memperingati usia 10 tahun perilisannya, Jasad memutuskan merilis ulang “Rebirth Of Jatisunda” kembali, bekerja sama dengan salah satu label asal kota Ciamis, Jawa Barat yaitu Metalgear Music untuk produksi serta peredarannya. Pada versi kali ini, perancangan sampul album dipercayakan kepada Yande Zetia, digital artist asal Pulau Dewata, Bali. Sementara untuk proses tata letak dan grafis dikerjakan oleh Pungky Heriansyah (mrfckillustration).

Sebagai bonus, album reissue tersebut membubuhkan trek bonus, berupa rekaman panggung dari lagu “Rebirth Of Jatisunda”, yang diambil dari penampilan Jasad di perhelatan “Bhinneka Tunggal Ika” di Cimahi pada 2018 lalu. Khusus di lagu ini, pemolesan mixing dan mastering dieksekusi oleh gitaris Jasad terkini, yakni Reduan Immanuel Purba. Saat ini, Jasad juga diperkuat oleh dramer Oki Fadhlan Pamungkas.

Secara khusus, Jasad memilih merilis ulang “Rebirth Of Jatisunda” karena didasari pencapaian mereka secara musikal di album tersebut. Secara konsep, menurut tuturan pihak band kepada MUSIKERAS, mereka ibarat melepaskan semua ide yang terpendam sejak album sebelumnya, “Annihilate The Enemy” (2005).

“Semua personel mau tidak mau mencurahkan maksimal daya kemampuan bermain musik cepat dan tanpa melepaskan sisi agresif yang memang seharusnya ada di musik metal. Enak dan nyaman untuk dipresentasikan di atas panggung, headbang-able dengan sisi lirik mengangkat kearifan lokal. Pada masanya, tema seperti ini belum pernah diusung oleh siapa pun, kecuali band mancanegara,” seru mereka meyakinkan.

.

.

Walau sudah berusia 10 tahun, tapi Jasad sama sekali tidak melihat apa yang mereka lampiaskan di album “Rebirth Of Jatisunda” sebagai karya yang kurang relevan dengan situasi di skena metal saat ini. Karena menurut Jasad, musik itu adalah bahasa global, tidak mengenal dari mana pun asalnya, dan tidak mengenal waktu.

“Karena kami menciptakan ‘Rebirth of Jatisunda’ bukan berdasarkan tren dengan apa yang sedang ‘in’ saat itu. Kami enjoy dalam berkarya, tidak berpengaruh apakah musik kami sudah lapuk atau tidak. Skena metal lokal saat ini sedang dalam keadaan terpuruk sejak dihantam pandemi, dan saya lihat banyak rekan-rekan berusaha membangun kembali puing-puingnya. Semoga ‘Rebirth’ bisa menemani semangat mereka!”

Untuk mendukung promosi perilisan ulang “Rebirth Of Jatisunda”, Jasad telah melepas sebuah video lirik untuk salah satu peluru andalannya, yang juga bertajuk “Rebirth Of Jatisunda” melalui kanal Youtube Metalgear Music sejak 25 Februari 2023 lalu. Video lirik tersebut mengombinasikan elemen karya seni di sampul album dengan gerakan animasi hasil kreasi Aditya Prakoso (BSA Graphic), seorang videografer asal Surabaya. Di hari yang sama, rilisan fisik dalam format cakram padat (CD) serta beberapa koleksi merchandise dari album reissue tersebut juga secara resmi dijajakan via kanal penjualan Metalgear Music.

Selain “Rebirth Of Jatisunda”, Jasad juga sudah mengantongi sejumlah rencana menarik ke depannya. Antara lain, merekam dan mengaransemen ulang album “Annihilate The Enemy” serta beberapa lagu dari album “Witness of Perfect Torture” (2001) menggunakan metode konsep Jasad saat ini. “Berdasarkan pertimbangan lineup saat ini, flow antar personal lebih nyaman dan semua ide bisa dipecahkan secara mudah,” ucap pihak band beralasan.

Di luar urusan rekaman, Jasad juga kini tengah menyiapkan mental dan urusan teknis lainnya untuk menjalani “Siliwangi US Tour 2023” bersama band Gore Infamous (Bandung) dan Viscral (Bekasi). “Mohon doa dan support dari rekan-rekan semua, semoga bisa direalisasikan tanpa ada hambatan besar.” (mdy/MK01)

.

.