UNDERINVECTION Dibangkitkan, Hidupkan EP Lama

Sempat menghentikan lajunya pada 2017 lalu lantaran salah satu personelnya meninggal dunia, kini pejuang hardcore dari Tegal, Jawa Tengah ini siap menggetarkan skena ‘bawah tanah’ lagi. Sebuah album mini (EP) bertajuk “Weare for All” telah mereka kobarkan untuk menandai eksistensi terkininya.

Adalah Medika Ananda Saputra, gitaris dari formasi awal Underinvection yang berinisiatif untuk meniupkan nafas baru di tubuh band bentukan 2015 ini. Tepatnya dimulai pada 2021 lalu. Medika yang kini beralih ke lini vokal lantas diperkuat oleh barisan ‘darah’ baru, yakni Mohammad ‘Moriz’ Rizky (bass), Eka Diantoro (gitar) dan Nafis Frasadewa (dram). 

“Weare for All” sendiri sebenarnya memuat materi lama Underinvection, yang kemudian dipermak ulang untuk menyesuaikan dengan karakteristik personel terkini. Menurut Medika, tiga lagu yang termuat di EP, yaitu “Manusia Bajingan”, “Baku Hantam” dan “Weare for All” sudah dibuat sejak 2015 silam, namun saat itu dieksekusi menggunakan instrumen seadanya. Bahkan saat meracik aransemennya, mereka hanya menggunakan gitar akustik. 

“Pada saat itu, niat dari personel lainnya menggarap EP berisikan lima track, namun yang berhasil saat itu hanya lagu pertama, yaitu ‘Manusia Bajingan’. Tiga lagu di EP jelas direkam dan diaransemen ulang dari segi musik dan vokal, dibuat setebal mungkin sesuai karakter line-up terbaru dan sangat rapat. Sempat juga ada beberapa lirik yang diubah di salah satu lagunya,” tutur Medika kepada MUSIKERAS menjelaskan latar belakang penggarapannya.

.

.

Untuk musiknya, hardcore gaya lama (old-school) dijadikan benang merah di EP, yang antara lain terpengaruh band-band dunia seperti Terror, Alea Jacta Est, Madball dan Get the Shot. Alasan mengambil konsep tersebut karena pada saat Underinvection terbentuk, tepat di era dimana old-school hardcore masih jadi tren di skena.

Tapi, EP “Weare for All” sendiri bisa dibilang sebagai pemicu kegairahan bagi Underinvection untuk kembali giat berkarya. Bahkan untuk ke depannya, mereka sudah mulai menggarap konsep baru. Pasalnya, para personel mereka saat ini berangkat dari latar belakang serta selera musik yang berbeda-beda. 

“Dramer kami lebih ke deathcore, bassis lebih ke metalcore dan gitaris lebih ke pop punk atau punk rock. Sudah tercipta dua lagu yang akan direkam pada bulan Juli mendatang. Musik yang lebih keras seperti hardcore metal, dimana musiknya merupakan mix dari genre masing-masing personel. Jadinya seperti band lokal Strangers, Burgerkill dan luar negeri seperti unit hardcore punk/metalcore asal AS, End dan Decades In. (Jadi) Konsep yang sekarang lebih keras, bisa dibilang ketukannya lebih kencang.”

Sejauh ini Underinvection sedang menggarap rekaman tiga lagu baru. Tapi sebelum dirilis, mereka berencana untuk melakukan tur pertamanya mulai 2 Juli hingga 13 Agustus 2023 mendatang, setelah beberapa tahun sebelumnya tertidur. Beberapa titik sudah ditargetkan, antara lain di kota Semarang, Ajibarang, Bogor dan Majalengka. Usai tur, barulah penggarapan lagu-lagu baru dilanjutkan. (aug/MK02)

.

.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Related Posts