Akhirnya, Kapten menemukan energinya kembali sebagai band rock!

Band yang lahir dari ajang reality show bertajuk “The Dream Band” yang ditayangkan di TV7 pada 2004 silam sempat mengalami tidur panjang. Mereka sempat melepas dua album rekaman, yakni “Kapten” (2006) dan “Malaikat Cinta” (2007), namun lantas didera gonjang-ganjing pergantian formasi, yang tidak berjalan mulus.

Namun sejak 2017 lalu, formasi awal Kapten yang digerakkan Pupun Dudiyawan (gitar), Ahmad Zacky (vokal), Arief Hidayat (bass) serta Watril “Qiwe’ Melody (dram) akhirnya memutuskan menyambung tali rasa kembali. Mereka pun meluangkan waktu untuk kembali menyatukan visi dan misi ke depan, serta berusaha tetap rendah hati menerima kenyataan bahwa Kapten kini bisa jadi dianggap sebagai band baru lagi di Indonesia. Buat band yang sempat dikenal lewat lagu “Lagu Sexy” dan “Malaikat Cinta” ini tidak menganggap itu sebagai masalah. Karena tujuan mereka kali ini adalah bagaimana agar Kapten bisa berkarya kembali.

Target itu pun akhirnya tercapai di 2023 ini. Terhitung sejak 21 Agustus 2023 lalu, Kapten berhasil meluncurkan karya lagu rilisan tunggal terbaru berjudul “Legenda”, yang diproduksi bekerja sama dengan label Margadiya Musik. Di sini, Kapten menggeber konsep rock segar yang sarat energi positif. Pemicu semangat.

“Konsep rock di lagu ‘Legenda’ – menurut saya pribadi, lebih ke bentuk ekspresi semangat. Pemilihan beat yang mantap namun ‘danceabel’, dan sesimpel mungkin. Kalau didengar keseluruhan, memang agak sedikit melawan arus tren saat ini. Tapi saya tetap ingin Kapten memiliki musik yang bisa mengikuti jaman, tanpa meninggalkan karakternya sebagai band rock. Sebagai band konser. Dibanding musik lama, di lagu baru ini, Kapten tampil dengan sound yang solid. Tak terlalu banyak pemain, tapi terasa padat. Lebih modern dan penuh energi. Lirik lagu pun mungkin lebih dewasa,” beber Pupun kepada MUSIKERAS, mengungkap konsepnya. 

“Deskripsi konsep rock dari sisi saya adalah menggabungkan unsur blues, metal dan sedikit funk, dengan lirik yang lantang dan tegas. Perbedaannya dibanding musik Kapten yang dulu adalah dari segi permainan dan sound bass yang lebih fresh,” seru Arief ikut menegaskan.

Namun menurut Pupun, peracikan lagu “Legenda” tentu saja banyak menyerap referensi untuk penentuan komposisi dan aransemennya. Misalnya dari Metallica, System of A Down hingga Rage Against the Machine. Tapi di sisi lain, mereka juga menggali materi lagu-lagu lama Kapten. “Karena bagaimana pun, dari situ Kapten berawal. Mengadaptasikan dengan situasi sekarang adalah pekerjaan rumah yang tak mudah,” ujar Pupun terus-terang.

Proses penggodokan aransemen “Legenda” sendiri dieksekusi Kapten di studio Escape, Bandung. Keempat personelnya, kali ini, benar-benar berusaha bereksplorasi untuk menghasilkan warna musik yang sangar, namun tetap bisa dinikmati banyak orang. Qiwe menyumbang pemilihan ketukan yang kuat dan keras, namun terdengar dinamis. Sementara cabikan bass Arief diumbar dengan cara yang berbeda, dimana ia menggunakan lempengan pemetik senar berukuran 2 millimeter, untuk mengejar suara kering, dan lebar. Dengan sedikit pemberian drive pada bass, membuat suara yang dihasilkan benar-benar menyatu dengan karakter lagu.

Di lini distorsi, ada permainan gitar Pupun yang modern dan sedikit berbeda. Kali ini ia mengeksplorasi gitar tujuh senar dengan tremolo statis, tanpa penggunaan tuas whammy seperti yang selama ini menjadi cirinya. Ia juga memadukan teknik petik dan ketuk (tapping) plus pijakan efek Wah, yang membuat isian interlude di lagu “Legenda” tetap terdengar teknikal namun mudah dicerna. 

Dan terakhir di bagian vokal yang menjadi ujung tombak. Zacky bernyanyi dengan lampiasan energi meledak-ledak, memompa adrenalin di setiap bagian liriknya, dan sarat kejutan eksplorasi.

Menurut Kapten, lagu “Legenda” dipersembahkan untuk para Pasukan Kapten – sebutan untuk para penggemarnya – sebagai hadiah dan kejutan terbaik setelah 16 tahun penantian. Tidak mudah bagi Kapten untuk beradaptasi dengan situasi industri musik Indonesia dan global saat ini, yang sudah serba digital dengan pergerakan informasi yang cepat. Kenyataan itu memaksa Kapten untuk bergerak lebih kreatif, cepat, dan membuka diri pada hal-hal baru. Membuang ego dan rendah hati melupakan kejayaan di masa lalu. 

Tentunya, gebrakan ini tidak berhenti di peluncuran “Legenda”. Rencananya, Kapten akan merilis lagu baru secara berkala, menuju ke pembuatan album. “Album sedang dalam pemilihan bumbu, dan penyedap. Tapi di era digital saat ini, tentunya situasi dan strateginya sangat berbeda. Jadi kami harus bisa menghadapi gerak industrinya. Yang penting kami berusaha berkarya terus!”

“Lagu ini,” ujar Zacky, “Saya bisa bilang sangat mewakili suasana yang ada di Kapten saat ini, yang penuh energi membara untuk bisa mewarnai lagi industri musik Tanah Air. Khususnya rock yang udah langka di era saat ini. Justru inilah momentum pembuktian di usia kami saat ini, masih bisa konsisten dengan musik Kapten yang berenergi, melesat tanpa batas!” (mdy/MK01)

.

.