Setelah menanti cukup lama, akhirnya bisa resmi dikabarkan bahwa Jogjarockarta Festival akan mengundang dua raksasa rock/metal dari tanah jauh: Sepultura dari Brasil dan Overkill dari Amerika Serikat. Dua band ini akan menjadi pemuncak Jogjarockarta Festival yang akan diadakan di Stadion Kridosono, 30 September 2023.

Bayangkan tanah bergetar dan lolongan purba para rocker/metalhead dari seluruh penjuru Indonesia memecah udara Stadion Kridosono ketika Sepultura memainkan salah satu komposisi terbaiknya, “Refuse/Resist”. Sepanjang mata memandang, lautan kaus hitam memenuhi pelupuk. Lelah belum juga minggat, kaki langsung melompat ketika Overkill menghajar lewat “Mean, Green, Killing Machine”. Senyum lebar terpacak, dan devil horn bakal mengacung sepanjang malam. Wah, tak sabar!

Sebelumnya, Jogjarockarta Festival lewat akun Instagram mereka sudah mengumumkan Slank feat Bongky dan Pay, BIP dan Tribute to Rotor sebagai daftar penampil. Namun, akun Instagram Jogjarockarta kena retas beberapa hari setelah mengumumkan personel Tribute to Rotor yang terdiri dari Sofyan Hadi (Death Vomit), Arif Wahyu (Tumenggung), Ari Kristiono (Detritivor) dan Husen (Warhammer).

“Untuk sementara, akun Jogjarockarta Festival berpindah ke @jogjarockartafest. Informasi soal Jogjarockarta Fest juga bisa dipantau di akun Instagram Rajawali Indonesia, @rajawaliindonesia,” ujar Direktur Utama Rajawali Indonesia, Tovic Raharja.

Berbeda dengan edisi-edisi sebelumnya yang berlangsung selama dua hari, tahun ini Jogjarockarta Festival akan hadir selama satu hari. Ini artinya semua kemeriahan, kehebohan, dan kebisingan ala Jogjarockarta Festival akan dimampatkan hingga sangkil dan mangkus, hingga semua penonton tak sempat leyeh-leyeh dan ambil napas. Gas mentok!

Menyambut gelaran keenam Jogjarockarta Festival, ada banyak hal istimewa yang hadir di salah satu festival rock terbesar di Indonesia ini.

Hal istimewa Pertama adalah kehadiran Iron Voltage, para barudak Bandung yang sedang mengibarkan panji crossover thrash metal. Band dengan personel Edy Haryants (vokal), Yowdi Santiar (gitar), Reyga ‘Ega’ Adi Glatira (gitar), Eka Nurzaman (bass) dan Garry ‘Ge’ Yulianto (dram) ini memainkan musik yang kental pengaruh thrash metal gaya lama, mengoplos suara dan kegaduhan dari Metallica serta Exodus, dengan riff-riff yang groovy ala Pantera, hingga kesangaran Entombed.

Nama mereka naik daun sejak merilis album “Demo 2020” yang berisi tiga lagu, termasuk “Power Mad”. Setelah merilis beberapa lagu rilisan tunggal dan malang melintang di banyak panggung berbagai skala, Iron Voltage akhirnya merilis album penuh perdana mereka, “Devastation” (2022). 

Dengan memainkan musik thrash generasi awal, ini akan menjadi pengalaman pertama Iron Voltage menjajal panggung Jogjarockarta Festival. Ini akan jadi pengalaman mengasyikkan, baik bagi mereka, maupun bagi penonton. Dapat dipastikan mereka akan memanaskan Stadion Kridosono.

Kedua, kehadiran Slank featuring Bongky dan Pay. Tak bisa dipungkiri, Slank adalah salah satu band terbesar sekaligus paling berpengaruh dalam jagat rock Indonesia. Banyak album mereka kerap menjadi cetak biru bagi band-band rock yang lahir setelah mereka. 

Sedangkan BIP yang merupakan akronim Bongky Marcel Ismail, Indra Qadarsih dan Parlin Burman Siburian aka Pay adalah band yang mereka bentuk selepas berpisah dari Slank. Jejak musikal ketiganya yang berakar kuat di Slank tentu tak bisa dilupakan begitu saja. Di awal 2000-an, BIP jadi penampil rutin di sirkuit rock Indonesia, dengan lagu-lagu seperti “Skak Mat”, “1000 Puisi”, “Korslet”, maupun “Sampai Nanti”, sebuah ode perpisahan yang sangat manis dan sonder klise haru biru berlebihan.

Slank feat Bongky-Pay, juga BIP, akan tampil di satu panggung yang sama. Pertanyaannya: apa mereka semua akan berkolaborasi menghadirkan Formasi 13 yang legendaris dan dinanti-nanti jutaan orang itu? 

Jawabannya hanya bisa disaksikan di Jogjarockarta Festival.

Ketiga, akan ada sebuah persembahan untuk Rotor.

Band yang dibentuk oleh M. Irvan Sembiring pada 1991 silam ini adalah salah satu pembuka jalan bagi subkultur thrash metal di Indonesia. Album perdana mereka yang ikonik, “Behind the 8th Ball” (1992), dianggap sebagai album thrash metal pertama di Indonesia. Band yang kala itu digawangi oleh Irvan (gitar/vokal), Abu Bakkar Bufthaim (dram) dan Yudha ‘Judapran’ Pranyoto (bass) dan kelak ditambah oleh Jodie Gondokusumo (vokal), adalah rujukan pertama jika kita mau berbicara soal thrash metal Indonesia. 

Penampilan Rotor sebagai pembuka Metallica dalam konser bersejarah di stadion Lebak Bulus, Jakarta pada 1993 makin menguatkan nama besar mereka. Keberanian dan keyakinan terhadap musik, membuat mereka berani pergi ke Amerika Serikat untuk beradu nasib. Berhasil atau gagal itu urusan belakang.

Tak mengherankan kalau banyak metalhead Indonesia menaruh Rotor dalam posisi paling terhormat. Terbukti ada album “A Tribute to Rotor (Sebuah Penghormatan)” yang dibuat sebagai homage bagi para pendahulu ini. Dan sekarang, 30 tahun sejak Rotor mengguncang Indonesia dari Lebak Bulus yang penuh bara api dan sabetan pentungan pengamanan militer ABRI (sekarang TNI), Jogjarockarta Festival akan menghadirkan sebuah penghormatan bagi Rotor sang pembuka jalan dan pencetak sejarah.

Keempat adalah hadirnya Sepultura, band asal Brasil yang jadi barisan depan gelombang kedua thrash metal. Dibentuk sejak 1984 oleh Cavalera bersaudara, mereka sejauh ini sudah merilis 15 album. Pengaruh mereka juga melintas dan menabrak batas negara maupun bahasa. 

Musik mereka adalah perpaduan antara thrash metal, groove metal, bahkan musik Latin yang bisa ditengok di album “Chaos A.D” (1993) maupun “Roots” (1996). Album klasik mereka, “Beneath the Remains” (1989) maupun “Arise” (1991) sudah jadi semacam album wajib dengar bagi mereka yang menggilai thrash metal. 

Pada 2020, band yang kini digawangi oleh Paulo Jr (bass), Andreas Kisser (gitar/vokal), Derrick Green (vokal) dan Eloy Casagrande (dram) ini merilis album terbaru mereka, “Quadra”. Penampilan Sepultura di Jogjarockarta Festival bakal menjadi rangkaian yang keempat kalinya di Indonesia.

Sepultura pertama kali menggelar konser di Indonesia pada 8 Juli 1992 silam. Tepatnya berlangsung di Stadion Mini Lebak Bulus, Jakarta. Saat itu, masih diperkuat formasi terbaiknya, yakni vokalis/gitaris Max Cavalera, dramer Iggor Cavalera, gitaris Andreas Kisser dan bassis Paulo Jr.. Lalu berlanjut di Stadion Tambaksari, Surabaya pada 11 Juli 1992. 

Pada 9 November 2012, Sepultura datang kembali dan tampil di depan metalhead Tenggarong, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur. Kemudian lanjut ke panggung “Rock Fest 2012” yang berlangsung di Lapangan D, Senayan, Jakarta keesokan harinya. Dua show ini sudah diperkuat formasi terkini mereka, yakni vokalis Derrick Green dan dramer Eloy Casagrande, melengkapi Andreas Kisser dan bassis Paulo Jr.. Pada 9 dan 11 Desember 2017, Sepultura juga sempat menjejakkan kaki di Medan dan Bali, sebagai bagian dari rangkaian tur “Machine Messiah Tour 2017.”

.

Hal istimewa Kelima,  tak lain tak bukan adalah kehadiran Overkill, raksasa thrash metal dari Pantai Timur, Amerika Serikat. Untuk pertama kalinya, band yang dibentuk di New Jersey pada 1980 ini akan tampil di Indonesia. Sebagai band yang sudah berusia 43 tahun, Overkill sudah lama menyandang gelar legenda thrash metal bersama nama-nama besar The Big Four, Exodus, dan juga Testament.

Pada 1986, mereka menjadi salah satu band thrash metal pertama yang bergabung dengan label arus utama, dan menjadi motor gerakan thrash yang membuat bising seluruh dunia. Album debut mereka, “Feel the Fire” (1985) menampilkan permainan gitar yang cepat dan dikombinasikan dengan vokal Bobby ‘Blitz’ Ellsworth yang melengking tinggi. Album bersejarah ini melahirkan komposisi populer seperti “Rotten to the Core”, “Hammerhead” juga “Overkill”.

Album-album seperti “Taking Over” (1987), “The Years of Decay” (1989), hingga “Horrorscope” (1991) dengan segera menjadi album klasik di kancah thrash. Diikuti oleh karya album baru yang juga dipuji oleh para fans dan kritikus, seperti “Ironbound” (2010) dan “The Wings of War” (2019). Hingga hari ini, band yang sekarang digawangi oleh Bobby ‘Blitz’ Ellsworth (vokal), Carlo ‘D.D.’ Verni (bass), Dave Linsk (gitar), Derek ‘The Skull’ Tailer (gitar) dan Jason Bittner (dram) ini sudah merilis 20 album studio, dua album mini (EP) dan tiga album rekaman konser. 

Sebagai band yang mendapat predikat legenda, Overkill juga tak terlena dan enggan menjadi band nostalgia. Pada April 2023, mereka merilis album ke-20, “Scorched” yang membuktikan benarnya pepatah tua-tua keladi. Di situs Metal Forces, album tersebut mendapat peringkat angka 8,5 dan disebut-sebut bisa menunjukkan seperti apa thrash metal sebenarnya bagi para penggemar baru Metallica!

Tak hanya itu, mereka juga masih aktif tur dunia. Untuk mendukung album barunya, Overkill mengadakan tur Scorching the Earth di Amerika dan Eropa. Dan dalam waktu dekat, Jogjarockarta Festival juga bakal menjadi arena keberingasan mereka.

Selain para penampil Jogjarockarta Festival 2023 yang sudah disebutkan di atas, pihak promoter Rajawali Indonesia masih menjanjikan penampil luar lainnya sebagai tambahan yang diyakini juga bakal turut ‘membakar’ Stadion Kridosono.

Pastikan kalian segara membeli tiket Jogjarockarta Festival yang bisa dibeli melalui Bakoelkarcis. Saat ini tiket Early Bird dan Presale 1 sudah ludes terjual, sedangkan Presale 2 sudah mulai menipis. Penjualan tiket Regular seharga Rp. 750.000 akan segera dirilis awal September 2023. 

Nah, segera amankan tiket kalian untuk menyaksikan sejarah di Jogjarockarta Festival 2023. Sampai ketemu di moshpit! (*/MK03)

.