Di Album Debutnya, KUDETA Libatkan Machine dari AS

“Keseluruhan cenderung berbagai karakter, ada metalcore, hardcore, old-school dan lain-lain. Kami lebih menyatukan berbagai macam aliran dari masing-masing personel. Mungkin mendeskripsikan metalcore-nya, di tengah-tengah lagu ada breakdown atau ada beberapa part yang bikin kita headbang!”

Begitu pihak Kudeta kepada MUSIKERAS, mendeskripsikan album debutnya, “Menang atau Mati”, yang akhirnya bisa dirilis resmi dalam format fisik dan digital via Gladiator Media Perkasa Records, pada 30 September 2023 lalu. Sebuah penantian selama lebih dari lima tahun untuk mewujudkannya. Karena vokalis dan motor utamanya, Vicky Prasetyo tak ingin album tersebut diluncurkan dengan kualitas yang tidak maksimal.

Untuk itu, tidak tanggung-tanggung, eksekusi mixing dan mastering audio rekamannya pun ia kirim ke Amerika Serikat. Adalah Gene Freeman – atau yang lebih popular dikenal dengan sebutan Machine – produser dan engineer metal kelas wahid yang dipercayakan untuk memoles materi suara di album “Menang atau Mati”. Sebelumnya, Machine tercatat telah menggarap karya rekaman milik berbagai band besar dunia, di antaranya Lamb of God, Miss May I, Crossfaith, We Came As Romans, Protest the Hero hingga Suicide Silence. Sentuhan dari Machine membuat kualitas suara album Kudeta setara dengan band-band metal kelas dunia lainnya. 

Album “Menang atau Mati” sendiri beramunisikan tujuh lagu, termasuk “Revolusi Jiwa”, “Menang atau Mati” dan “Nurani Jiwa” yang sebelumnya sudah diperdengarkan Kudeta lewat berbagai platform digital sebagai lagu rilisan tunggal sejak 2019 lalu.

“Singkat cerita, habis rekaman kami komunikasi sama Mr. Machine dan mengirim data rekaman lengkap ke beliau, dan meminta untuk diolah lagi agar karakter sound dari vokal, gitar, bass, dram sesuai dengan keinginan kami,” seru Kudeta lagi, mengungkapkan. 

Dalam proses produksi, Kudeta juga bekerja sama dengan Agung Ridho Widhiatmoko alias Agung Hellfrog, gitaris dari band metal senior asal Bandung, Burgerkill. Agung didapuk sebagai produser untuk musiknya, sekaligus menyumbangkan isian lead permainan gitarnya di lagu yang berjudul “Nurani Jiwa”. Lalu selain Agung, juga ada Adityawarman Dwi Putra aka Balum (gitaris Alone at Last) dihadirkan mengisi lead di lagu “Kerangka Ragaku”.

.

.

Selanjutnya, di lagu bertajuk “Agama”, Kudeta menyelipkan teriakan dari Ajeng Maulidari (vokalis band Gugat), serta Alvin Witarsa yang didaulat membalut lagu “Nurani Jiwa” dengan sentuhan orkestra yang sangat berkelas. Komposisi yang mereka hadirkan semakin memperkaya dan melengkapi energi serta kualitas musikal dari penyampaian pesan moral nan religius dalam album ini. 

Menurut band bentukan Maret 2018 yang kini juga dihuni formasi Aank Omi Mastin (gitar), Hinhin Agung Daryana (gitar), Iyus ‘Manyun’ Sutangga (bass) dan Rifki13 (dram), referensi peracikan komposisi serta aransemen di album “Menang atau Mati” banyak mengarah ke musik besutan band metalcore asal Jerman, Caliban serta Lamb of God dari AS. Secara keseluruhan mereka akui cukup menantang proses rekamannya. Dan tiap personel merasakan tantangan yang berbeda-beda di setiap lagu.

Satu hal yang paling mengejutkan terdengar di lagu “Nurani Jiwa”, dimana Vicky Prasetyo ternyata mampu bernyanyi dengan suara clean dengan penuh penghayatan. Hal tersebut membuat pesan dalam lagunya dapat tersampaikan dengan baik, bukan hanya kepada pendengar metalhead saja, tetapi juga ke seluruh masyarakat luas. 

“Jadi kalau ditanya (lagu apa yang) menantang, masing-masing lagu ada tingkat kesulitan dan soul-nya sendiri-sendiri.”

Oh ya, “Menang atau Mati” sendiri dipilih sebagai judul album lantaran pesan lirik lagunya yang mewakili masa kelam saat pandemi Covid-19 mencengkeram kehidupan manusia selama hampir tiga tahun. “Lagu ini untuk merespon perjuangan seluruh umat manusia saat menghadapi cengkeraman pandemi, menjadi sebuah harapan, walaupun badai pandemi tersebut sudah berlalu.

“Kita tetap harus berfikir positif dan memiliki semangat berjuang untuk menjalani segala liku hidup di dunia. Semoga karya-karya kami ini dapat diterima oleh masyarakat pencinta musik di seluruh Indonesia, bahkan di seluruh dunia. Semoga kita semua diberkati semangat ‘Menang atau Mati’ layaknya gladiator yang sedang bertempur di arena. Amin.” (mdy/MK01)

.

.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Related Posts
Read More

MUSIKERAS: DISTORSI GEGAP GEMPITA

Di gelaran event perdana kami ini, kami ingin menghadirkan atmosfer yang intim, yang bisa menciptakan kemeriahan konser dinamis…