Band grunge asal Kuningan, Jawa Barat yang sempat overdosis dan mati suri ini akhirnya berhasil menggeliat lagi dan menunjukkan eksistensinya di ranah musik rock independen. Dengan penyegaran di formasinya, Minus Etika melepas lagu rilisan tunggal terbaru bertajuk “Dua Dimensi”.
Lirik “Dua Dimensi” sendiri bertemakan spiritualisme, yang mengandung pesan mengenai sikap menguasai diri, ketika seseorang terbawa oleh ketidakpastian yang mungkin akan membawanya jauh dari tujuan hakikat hidupnya. Minus Etika mengaku terinspirasi dari kalimat ‘Ihdinas Sirotol Mustaqim’ yang berarti ‘tunjukkan kepada kami jalan yang lurus’. Sebuah kalimat harapan yang biasa terucap dalam panjatan doa umat Islam. Gitaris dan vokalis Bayu Sastra yang menulis “Dua Dimensi” mengadaptasi kalimat tersebut menjadi sebuah syair lagu dengan tujuan agar doa tersebut tidak hanya diucapkan saat kita berdoa, tapi itu bisa diucapkan meski kita sedang bernyanyi di atas panggung. Kapan pun dan di mana pun.
“Jika kalimat ini menjadi doa kita. Sebenarnya kita tidak perlu khawatir apa pun. Kita hanya perlu mengikuti aturan yang ada. Tidak semudah yang kita bayangkan. Kita harus ekstra waspada dan peka terhadap setiap makna dalam satu peristiwa,” ucap Bayu meyakinkan.
Bayu, dramer Gugun ‘Baos’ D. Nufrihat serta bassis Bhisma Adi (yang sekarang digantikan oleh Rizaldi Azib) mulai membuat sketsa dan penulisan lirik “Dua Dimensi” pada penghujung Juni 2023 lalu. Bisa dibilang, lagu ini menjadi pemicu Minus Etika untuk kembali aktif setelah tertidur selama dua tahun. Lalu rekaman dilakukan pada 24 September 2023 di Jo Studio Record, menghabiskan waktu selama kurang lebih lima jam. Karena saat itu bassis mereka berhalangan hadir, jadi Bayu dan Baos memberanikan diri untuk rekaman berdua saja. Seminggu kemudian barulah proses rekaman isian bass Bhisma menyusul.
“Cukup menantang saat kami dituntut oleh kewajiban untuk segera rekaman dengan rekan-rekan yang baru gabung, yang notabene chemistry kami belum terbentuk seutuhnya, dengan alat tempur yang seadanya dan perbekalan skill kami pada saat itu. But the process must go on, and we enjoy it,” seru pihak band kepada MUSIKERAS, mengungkap proses kreatifnya.
Unsur musik bernuansa Timur Tengah dengan kombinasi ritme phrygian dan pentatonik menjadi bumbu olahan yang menghasilkan karakter khas di racikan musik “Dua Dimensi”. Musiknya berat dan elegan. Gaya bermusik Minus Etika di sini sedikit banyak terkontaminasi dari para pelaku grunge dan stoner dunia seperti Alice in Chains, Soundgarden, Nirvana, Silverchair, Kyuss hingga Fu Manchu.
Secara musikal, band bentukan 2017 lalu ini menegaskan bahwa grunge dan stoner memang sudah menjadi santapan mereka sehari-hari. Bahkan riff gitar “Dua Dimensi” mereka akui terinspirasi dari album “Black Gives Way to Blue” (2009) milik Alice in Chains.
“Kami mencoba mengombinasikan riff-riff gitar yang berat dan tempo dram yang tidak terlalu cepat dengan tempo yang berbeda di setiap part. Lalu kami masukan pentatonic scales untuk jadi hidangan penutup lagu, seperti band-band stoner lainnya. Itu cukup menyenangkan dan menggairahkan bagi kami. Secara karakter musikalitas, kami tidak mau membatasi proses kreatif. Kami senang dengan eksplorasi yang bertujuan membunuh rasa kemonotonan dan style yang itu-itu saja. Namun biasanya pendengar suka menyimpulkan dan berkata, ‘ini musiknya Minus Etika banget!’”
Apa yang istimewa dari grunge dan stoner? Di mata para personel Minus Etika – jika bisa dianalogikan – kedua sub-genre alternative rock tersebut adalah sosok dengan tingkat maskulinitas yang tinggi. Sosok yang dewasa dan tidak banyak tingkah. “Lo suka ya lo mainkan. Lo nyaman ya lo kenakan. Sesimpel itu dan nggak muluk-muluk,” cetus mereka lagi.
Tentunya, lanjut pihak band lagi, mereka menemukan semangat dan kebebasan di kedua paham tersebut. Dan selama mereka menyukainya, maka tidak ada yang sulit dalam mempelajarinya. “Boleh jadi tantangan itu adalah diri kita sendiri, yang nggak berani untuk eksplorasi dan mencoba hal baru. Dan boleh jadi bukan kami yang memilih genre tersebut, melainkan genre itulah yang memilih kami untuk menjaga regenerasi tetap tumbuh.”
Pernyataan di atas bisa jadi bukan isapan jempol semata. Karena setelah perilisan “Dua Dimensi”, Minus Etika rupanya telahbersiap-siap kembali untuk memanaskan kreativitasnya. Dalam waktu dekat, mereka telah menyiapkan lagu baru yang diberi judul “The Consequence”. Lalu setelahnya, Minus Etika bakal mulai mengarahkan konsentrasi untuk mengumpulkan materi lagu yang bakal menjadi amunisi album.
“Dua Dimensi” sendiri dipastikan bakal mulai diperdengarkan ke publik rock pada 22 Januari 2024 mendatang. (mdy/MK01)
.
Leave a Reply