Kembali mengambil kuas dan mencoba menorehkan warna baru dalam racikan spektrum musik mereka. Itulah yang kini dilakukan unit cadas asal Malang, Jawa Timur ini, lewat karya lagu tunggal terbarunya yang bertajuk “Austerity”. Tetap dalam konteks metallic hardcore, namun dibubuhi nuansa yang lebih modern. Kini merambah elemen metalcore yang kekinian.
“Untuk penulisan materi dari riff di lagu “Austerity”, Osborn mengaku banyak mengambil referensi dari band-band modern metal dunia macam Bleed From Within, Sylosis, Wage War bahkan Architects. “Architects sendiri banyak memberikan inspirasi dalam pengambilan suara-suara efek atau pun synth dalam ‘Austerity’,” cetus pihak Osborn kepada MUSIKERAS menegaskan.
Satu yang pasti, konsep yang diterapkan gitaris Malindra Agasta Pradana dan Shaffudin Daffa, bassis Haris Fajar Nugroho dan dramer Hikam Putra Abdillah di “Austerity” banyak menerapkan teknik-teknik yang lazim dieksplorasi di modern metalcore. Atau paling tidak di band-band yang mereka jadikan referensi. Salah satunya penggunaan teknik seperti string skipping di permainan gitarnya.
“Jika dibandingkan dengan EP ‘The Gray Chapter’, kami menganggap musik kami lebih modern, karena eksplorasi sonika yang kami lakukan dan penggunan teknik-teknik yang tidak kami gunakan dalam rilisan-rilisan sebelumnya,” urai mereka lagi.
O ya, “The Gray Chapter” sendiri merupakan album mini yang sebelumnya dilepas Osborn pada Mei 2022 lalu, yang beramunisikan lima lagu. Ketika band bentukan 2013 silam ini masih diperkuat vokalis Gema Diputra. Nah sejak penggarapan “Austerity”, Osborn memulai perjalanannya tanpa seorang vokalis tetap. Sekaligus, keputusan ini diharapkan memberikan kesan dan warna baru terhadap musik mereka.
“Posisi vokal di Osborn untuk sekarang memang tidak ada yang mengisi, setelah hengkangnya vokalis kami setelah dirilisnya EP ‘The Gray Chapter’. Penerapan dalam hal ini, Osborn akan mencoba untuk tetap menggunakan format band tanpa vokalis dimana mungkin dalam album mendatang isian vokal akan diisi oleh vokal tamu dalam setiap treknya.”
“Austerity” yang akan menjadi pembuka dan menjadi salah satu nomor pada album perdana mereka nanti berdurasi 5 menit 15 detik ini. Liriknya mengisahkan sebuah penyesalan terhadap waktu dan usaha yang sudah terbuang dengan sia-sia. Kecewa, sesal dan rasa bersalah adalah hal-hal yang dapat menggambarkan inti dari lirik lagu ini.
Dalam proses penulisan liriknya, dipercayakan kepada Aan Ardiansyah yang juga mengisi lini vokal. Sementara semua personel Osborn menjadi peramu dalam proses penulisan materi. Layaknya prosesi pada rilisan-rilisan sebelumnya, Osborn juga mengeksekusi segala aktivitas produksi mereka di Rama Project Studio.
Untuk proses rekaman, Benny Widjaya menjadi engineer tiap prosesi rekaman yang dilakukan Osborn. Lalu seluruh suara-suara latar dan sampul lagu “Austerity” digarap oleh Febryan Nur. Juga ada nama Rama Satria yang kembali diserahi tugas menata serta melaraskan suara hasil rekaman di “Austerity”.
Sambil mempromosikan “Austerity” yang sudah tersiar di berbagai platform digital sejak 23 Februari 2024 lalu, saat ini Osborn juga sudah menjalani tahapan penulisan materi untuk persiapan album perdana. (aug/MK02)
Baca juga:
Leave a Reply