Usai resmi dipublikasikan kelahirannya pada April 2022 lalu, unit metalcore asal Bandar Lampung ini langsung mengasah kreativitasnya untuk menggarap karya rekaman. Hasilnya, kini Reptors telah merilis album penuh perdana yang bertajuk “World Destruction”.
Berisi selusin komposisi membara – termasuk “The World is Increasingly Tense” sebagai intro – Reptors menceritakan tentang kebusukan serta rusaknya kepemimpinan dalam suatu kekuasaan.
Di album ini juga, Reptors yang digerakkan formasi vokalis Deo Azany (Deo), gitaris Ahmad Silahuddin (Shidunt) dan Adhy Arianysah Pratama (Adhy) dan bassis Abdul Muhammad Fernando (Nando) melampiaskan instrumentasi metalcore yang dibaur dengan iringan orkestra, plus konsep lirik dan vokal yang memang ditujukan untuk menyalakkan isu di tema liriknya tadi.
“Album ini mengeksplorasi tema-tema sosial dan politik, mencerminkan kekhawatiran pada suat wilayah yang berdampak akan keadaan dunia. Lirik-liriknya pun mencerminkan ketidakpuasan dan kritik oleh masyarakat terhadap suatu pemimpin yang memang tidak menghargai aspirasi rakyatnya,” urai pihak band kepada MUSIKERAS, mempertegas.
Proses rekamannya sendiri dieksekusi Reptors selama enam bulan, dikerjakan di Monokrom Records, Bandar Lampung, yang kebetulan merupakan milik Shidunt, salah satu personel Reptors.
Walau menyebut konsep musiknya berada di ranah metalcore, namun band ‘Burung Pemangsa’ ini menambahkan rincian konsepnya, bahwa album “World Destruction” tidak melulu didominasi paham yang disebutkan tadi.
“Sebetulnya ada dua atau tiga lagu yang masuk ke genre death metal, sisanya lebih ke genre metalcore. Namun kami lebih cenderung mendeskripsikan album ini ke genre metalcore yang dibalut dengan iringan instrumentasi orkestra.”
Saat peracikan komposisi dan aransemennya, ada beberapa band yang lantas menjadi acuan Reptors. Beberapa referensinya lebih mengarah ke band-band mancanegara seperti Lorna Shore, Slaughter to Prevail hingga Whitechapel.
“Dan (juga) ada beberapa band ber-genre hardcore yang menjadi acuan kami dalam proses penggarapan album ini.”
Di antara 12 trek yang menyesaki “World Destruction”, para personel Reptors sepakat menunjuk “Fvck Racism” sebagai lagu yang paling menantang eksekusi rekamannya secara teknis. Alasannya, karena proses aransemennya membutuhkan waktu yang cukup lama, dengan lirik yang menantang mereka untuk bersuara lantang secara individu serta organisasi untuk berjuang melawan rasisme melalui aktivisme, kampanye kesadaran, dan advokasi untuk perubahan kebijakan yang lebih adil.
Sejak 24 Agustus 2024 lalu, album “World Destruction” sudah terhidang di berbagai digital streaming platform. (aug/MK02)
Susunan lagu di “World Destruction”:
01. The World is Increasingly Tense (Intro)
02. Obsidian
03. World Destruction
04. Palace Dog
05. Antagonisme
06. Regulation
07. Fvck Racism
08. Bibrah
09. Pleasure
10. Scare Crow
11. Bacot Politikus Bersertifikat
12. Argumentasi Diri
Leave a Reply