Splatter Pit yang merupakan manifestasi dari kolaborasi maut Breeding The Spawn dan Brutal Mind akan kembali digelar di kota Bandung, dengan barisan band penghancur gendang telinga yang makin ‘berbahaya’.
Di perhelatannya yang ketiga nanti, festival cadas tersebut bakal menampilkan band dari San Diego, California, AS, Cephalotripsy sebagai penampil utamanya. Jawara slam brutal death metal tersebut dipastikan nantinya akan berbagi panggung dengan dedengkot lokal seperti Jasad dan Noxa sebagai co- headliner.
Juga pasukan yang tidak kalah sadis lainnya seperti Sufism, Turbidity, Lumpur, Demented Heart, Guttural Disease, Pourriture, Interfectorment, Killer of Gods, Saw, Dirtnapz. Jika melihat desain dan logo band-band yang sangar di poster Splatter Pit ke-3 sudah terbayangkan keseruan dan kegilaan pesta yang didominasi subgenre brutal death metal ini.
Perubahan Signifikan
Awalnya, menurut siaran pers yang diterima MUSIKERAS, Splatter Pit diniatkan digelar tiap bulan seperti dua event sebelumnya. Gelaran pertama dieksekusi pada 23 Juli dan yang kedua pada 26 Agustus 2023 di venue yang sama, yakni Voice Bar, Buah Batu, Bandung.
Namun Splatter Pit ke-3 terdapat perubahan signifikan, menjadi digelar pada 3 November 2024 dan menampilkan lebih banyak band.
“Awalnya memang konsep Splatter Pit akan dibuat gig bulanan yang hanya menampilkan empat band saja. Tiga band ber-genre death metal dan satu di luar genre tersebut. Namun setelah berjalan dua kali penyelenggaraan, antusiasme yang kami terima cukup baik dan banyak juga band dari dalam kota Bandung dan luar kota Bandung untuk berpartisipasi yang membuat kami goyah untuk mengubah konsep awal yang hanya menampilkan empat band,” ungkap Puji Popo, ketua Breeding The Spawn selaku Event Organizer (EO).
Jadi, menurut Puji lagi, lebih banyak band yang dilibatkan tentunya menimbulkan konsekuensi harus menggunakan tempat yang lebih besar lagi. Mereka belum bisa memastikan apakah event tersebut akan menjadi hajatan tahunan atau kembali menjadi event per beberapa bulan.
“Yang pasti kami membuat gig atau event tergantung ketika kami dan tim merasa siap untuk membuatnya. Siap secara materil dan momentum yang kami rasa tepat. Jika kami siap dan dana mendukung, tidak ada yang tidak mungkin bila kami buat Splatter Pit tiap bulan,” imbuh Puji Popo, Mojang Priangan yang tidak lain adalah vokalis ‘ad interim’ Jasad, menggantikan posisi Man yang sedang dalam masa penyembuhan masalah kesehatannya.
Penyelenggaraan Splatter Pit juga tidak akan membatasi harus selalu menampilkan band internasional atau tidak. Bisa juga mereka memilih untuk menampilkan band lokal saja.
“Untuk saat ini kami memilih kota Bandung untuk penyelenggaraannya tapi tidak menutup kemungkinan kami membuat di kota lain tergantung kesiapan tim Breeding The Spawn sebagai penyelenggara Splatter Pit,” ungkap Puji lagi.
Critical Eleven, Jl. Pajajaran Dalam No. 148, Huseinsastranegara, Bandung dipilih sebagai venue pergelaran Splatter Pit kali ini. Selain nyaman, venue berlokasi strategis tersebut memiliki kapasitas penonton yang lebih besar.
“(Kami) Menggunakan fasilitas hanggar di Critical Eleven yang memiliki kapasitas 1.000 orang,” ungkap Deni Lisain, pemilik Brutal Mind, indie label spesialis death metal berbasis Jakarta.
Mengapa Splatter Pit?
Ide tercetusnya event Splatter Pit dilatar belakangi oleh pengalaman dan pemikiran para anggota Breeding The Spawn (BTS). Tidak lama usai pandemi, para anggota BTS secara terpisah berkesempatan mendatangi teman- teman skena di beberapa kota di luar Bandung.
Mereka menemukan banyak hal yang sering menjadi bahan diskusi pada waktu senggang. Banyak terjadi pergeseran dan perubahan besar terhadap skena di beberapa kota, termasuk di Bandung sendiri. Di beberapa kota telah ditemukan fakta bahwa tidak adanya regenerasi skena bahkan punah sama sekali. Namun ada pula beberapa kota yang dulunya tidak ada pergerakan atau pergerakannya tidak signifikan, justru sekarang menjadi skena yang aktif dan banyak melahirkan regenerasi.
“Situasi dan kondisi tersebut menimbulkan kekhawatiran akan keberlangsungan skena yang jika tidak dipertahankan maka lambat laun akan berkurang dan bahkan bisa mati. Skena musik metal ekstrim bisa saja hilang dalam waktu dekat. Selain itu, gempuran produk tembakau yang masuk ke tengah skena membuai para pelakunya untuk selalu membuat event berskala festival dengan perhitungan bisnis hanya demi keuntungan. Bila hanya mengejar keuntungan, poin terpentingnya akan banyak tidak terperhatikan. Begitu pula terjadi fenomena pergeseran pola pikir sebuah band yang terbentuk dan hanya mengejar event berskala besar saja,” ungkap salah satu anggota BTS.
“Jika event besar yang memiliki kesempatan berlaga di pentas hanya band yang selalu mendatangkan massa besar saja, band yang baru atau tidak memiliki koneksi akan terus tergeser karena tidak adanya kesempatan. Sebanyak dan sebaik apapun band di satu kota jika tidak ada kesempatan, lambat laun band-band pun akan menyerah dan tumbang satu per satu, akhirnya habis dan skena pun akan mati dengan sendirinya,” imbuhnya.
Atas kekhawatiran dan kepedulian mereka terhadap skena, maka mereka menginisiasi suatu event berskala kecil bernama Splatter Pit. Dengan harapan, bara semangat pergerakan akan terus menyala dan terjaga.
Bagi BTS, bergerilya dengan event berskala kecil merupakan cara yang ampuh untuk menebar banyak benih penggiat dan pemusik di skena musik metal ekstrim. Benih-benih tersebut dapat menumbuhkan kesadaran audiens untuk membeli tiket sebagai bentuk dukungan keberlangsungan event-event pelaku skena.
Event ini juga menjadi wadah bagi band-band yang sedang melakukan promosi terutama para pendatang baru. Dengan demikian, akan tercipta regenerasi, baik penggiat skena yang banyak membuat pergerakan maupun musisi atau band yang banyak menghasilkan karya.
Ide awalnya, Splatter Pit dikhususkan untuk pecinta genre death metal di Tanah Air. Tapi pada akhirnya, mereka tidak ingin menutup peluang teman-teman di sekelilingnya yang ada di luar genre tersebut. Mereka ingin menjangkau teman-teman di luar genre death metal untuk datang menikmati event, bahkan berbagi panggung sambil bersenang-senang.
HTM dan Ticket Box
Harga Tanda Masuk (HTM) alias tiket Splatter Pit #3 telah ditetapkan sebagai berikut: Early Bird Rp115.000 (18 September – 8 Oktober), Presale Rp150.000 (19 Oktober – 2 November) dan On The Spot Rp170.845.
Pembelian online bisa dilakukan melalui tautan: https://bit.ly/splatterpit-ticket. (*/MK03)
Leave a Reply