“Secara keseluruhan, ‘Wretched Passage’ adalah sebuah pernyataan bahwa kami terus berkembang sebagai musisi dan tidak takut untuk mencoba hal-hal baru,” seru Esoteric Revelation kepada MUSIKERAS menegaskan eksplorasi musiknya kali ini.
“Wretched Passage” adalah karya lagu rilisan tunggal terbaru dari unit deathcore asal Jakarta, Esoteric Revelation. Lagu ini merupakan eksplorasi mendalam tentang perjuangan batin, penderitaan, dan pencarian makna di tengah kegelapan.
Pihak band menyebut “Wretched Passage” bukan sekadar lagu, tetapi juga sebuah perjalanan emosional yang mengajak pendengar untuk merenung tentang makna hidup dan keberadaan, dimana liriknya menggambarkan pengalaman pahit dan sulit yang seringkali dihadapi manusia dalam kehidupan.
Dengan terapan paduan vokal deathcore yang garang dengan vokal latar yang bersih dan lembut di “Wretched Passage”, melahirkan kontras yang kuat antara keputusasaan dan harapan, menggambarkan dualitas antara kekuatan dan kelemahan yang ada dalam diri manusia.
“‘Wretched Passage’ adalah refleksi dari pengalaman pribadi kami dalam menghadapi tantangan hidup,” ungkap vokalis Esoteric Revelation, Hendro Prasetyo Wibisono (Pras).
“Kami ingin menyampaikan pesan bahwa setiap orang pasti pernah merasakan kesedihan dan penderitaan, namun dengan tetap teguh, kita bisa menemukan kekuatan untuk bangkit kembali.”
Imamulkhaer, gitaris sekaligus produser lagu “Wretched Passage” menambahkan, bahwa mereka ingin menciptakan lagu yang tidak hanya berat, tetapi juga memiliki kedalaman emosional.
“Kami banyak bereksperimen dengan berbagai elemen musik untuk menghasilkan sound yang unik dan berbeda,” cetusnya meyakinkan.
Secara keseluruhan, proses rekaman “Wretched Passage” disebut para personel Esoteric Revelation sebagai perjalanan yang sangat menarik. Mereka memulainya dengan konsep yang gelap dan sedih, lalu mencoba menerjemahkannya ke dalam bentuk suara.
Kepada MUSIKERAS, band bentukan 2020 ini mengungkapkan bahwa proses rekaman yang dilakukan selama sekitar tiga minggu di beberapa tempat yang berbeda, telah memberikan atmosfer tersendiri, yang sangat mendukung untuk eksperimen.

“Kami menghabiskan beberapa sesi untuk menemukan formula yang tepat untuk setiap instrumen, terutama string section dan dram. Salah satu momen yang paling berkesan adalah saat kami berhasil menciptakan intro yang sangat atmosferik. Secara keseluruhan, menurut kami hasilnya sangat memuaskan.”
Lebih jauh, secara teknis pengolahan tata suara di “Wretched Passage” berusaha dibuat seperti dinding suara yang tebal dan berlapis. Pras, Imam, bassis Ricky Sebastian dan dramer Angki Mujiman Sunarya bermain dengan dinamika yang ekstrim, mulai dari bagian yang sangat lembut hingga ledakan-ledakan yang sangat keras.
“Selain itu, kami juga banyak menggunakan efek suara yang unik untuk menciptakan atmosfer yang suram dan mencekam dengan lapisan-lapisan melodi yang lebih simpel. Penggunaan clean vocals yang lebih dominan juga memberikan dimensi baru pada lagu ini.”
Band-band progressive/technical death metal kekinian dunia macam Entheos, Fallujah dan DarkoUS menjadi beberapa sumber inspirasi Esoteric Revelation dalam menggarap komposisi serta aransemen “Wretched Passage”.
Alasannya, mereka terpesona oleh cara band-band tersebut menggabungkan melodi yang indah dengan breakdown yang sangat berat. Tapi di luar ketiga band tadi, pihak band juga mencari referensi dari genre pop, terutama dalam hal penggunaan clean vocal dan vokal latar.
“Kami ingin menciptakan atmosfer yang luas dan melankolis untuk mendukung lirik yang bertemakan kesedihan. Selain itu, kami juga terinspirasi oleh soundtrack film untuk menciptakan nuansa yang lebih sinematik. Dengan menggabungkan berbagai pengaruh ini, kami berharap dapat menciptakan sesuatu yang unik dan berbeda.”
Saat ini, setelah perilisan “Wretched Passage”, Esoteric Revelation belum merencanakan pembuatan atau perilisan album. Sebelumnya, mereka sudah pernah merilis beberapa lagu rilisan tunggal serta dua album mini (EP) berjudul “Nekropolis” pada 27 Agustus 2022 serta “An Endless Faces of Soil for the Unspoken”, 2 Februari 2024. (mdy/MK01)
Leave a Reply