Chris Cornell memang telah tiada, tapi karya-karyanya tetap melegenda. Bersama Soundgarden, Temple of the Dog, Audioslave maupun sebagai solois, Chris telah menggoreskan tinta emas dalam buku sejarah rock dunia. Lagu-lagunya tak pernah habis digerogoti zaman. Yang terbaru, sebuah paket istimewa dari Soundgarden disiapkan untuk para pecinta musik berdistorsi.

Sejak Soundgarden terbentuk pada 1984, band grunge ikonik ini menjelma menjadi salah satu band rock paling berpengaruh di planet bumi. Sebuah kelompok musik dengan stigma penjualan album berkategori platinum dan peraih Grammy Awards yang memiliki barisan komposisi solid dan menyengat serta tetap tegak berdiri menembus batas generasi.

Untuk menandai berdirinya Soundgarden 35 tahun silam, label rekaman A&M/UMe merilis seri album Soundgarden dalam format piringan hitam (vinyl) berwarna dalam jumlah terbatas. Dalam rentang waktu yang ditentukan, para penggemar juga bisa melakukan pra-pembelian seluruh album Soundgarden dengan harga lebih murah plus bonus sebuah litograf eksklusif yang didesain dan ditandatangani Josh Graham, creative director lama Soundgarden.

“2019 menandai hari jadi Soundgarden yang ke-35 dan untuk merayakannya kami bergairah untuk peluncuran ‘Album-Of-The-Month Club’. Setiap bulan, edisi terbaru sebuah piringan hitam berwarna dari album rilisan label rekaman A&M kami akan diluncurkan, diawali dengan album  ‘Superunknown’ pada 5 April mendatang,” demikan ungkapan pihak band dalam sebuah pernyataan resmi.

Bundel eksklusif dengan set lengkap piringan hitam ditambah bonus litograf eksklusif juga tersedia. Sementara itu, album lain yang termasuk dalam paket ini adalah “Louder Than Love”, “Badmotorfinger”, “Down On The Upside” dan “King Animal”.

Sekadar membuka ingatan kembali, mendiang Chris Cornell mengakhiri hidupnya dengan cara bunuh diri pada 18 Mei 2017 lalu. Ia menghembuskan nafas terakhir pada usia 52 tahun dan meninggalkan seorang istri dan tiga orang anak. Berdasarkan hasil uji toksikologi atau pengujian terhadap kandungan kimia pada jenazah Chris, ditemukan beberapa senyawa obat seperti Naloxone, Butalbital, Lorazepam, dan Pseudoephedrine plus Ativan dengan dosis tinggi.

Menurut istri Chris, Vicky Karayiannis, suaminya memang sesekali mengonsumsi Ativan. Itu dikenal sebagai lorazepam, obat untuk mengatasi kecemasan atau kesulitan tidur yang bisa menimbulkan pemikiran bunuh diri jika dikonsumsi berlebihan. Peristiwa tragis tersebut terjadi setelah Chris tampil bersama Soundgarden di Fox Theater Detroit sebagai bagian dari tur Amerika Utara dari band grunge asal Seattle itu. Sebelum tampil, Chris sempat berkicau di akun Twitter-nya dan mengunggah sebuah foto bergambar venue konser.

Seorang paramedis menyatakan, Chris melakukan bunuh diri di kamar hotelnya dengan cara gantung diri. Sebuah pita tipis dari katun yang melilit di lehernya menjadi salah satu bukti. Beberapa pekan kemudian, Wayne County Medical Examiner Michigan merilis laporan toksikologi dan autopsi yang membenarkan penyebab kematian sang vokalis.

Soundgarden dibentuk oleh Chris bersama gitaris Kim Thayil dan bassis Hiro Yamamoto pada 1984, yang lantas dilengkapi dramer Matt Cameron dua tahun kemudian. Kesuksesan band ini tergurat ketika mereka merilis “Superunknown” (1988) via lavel A&M, sebuah album yang melahirkan single tenar “Black Hole Sun” dan “Spoonman”.

Tiga personel Soundgarden tersisa – Kim Thayil (gitar), Matt Cameron (dram), dan Ben Sheperd (bass) – bersama Metallica, Foo Fighters dan para personel Audioslave; Tom Morello (gitar), Tim Commerford (bass) dan Brad Wilk (dram) tampil bersama untuk pertama kalinya sejak kematian Chris dalam sebuah konser amal yang didedikasikan kepada sang vokalis pada 16 Januari 2019 lalu, di The Forum, Los Angeles. Dalam konser penghormatan bertajuk “I Am the Highway: A Tribute to Chris Cornell” tersebut juga hadir Stone Gossard dan Jeff Ament dari Pearl Jam, Miley Cyrus, Brandi Carlile, Chris Stapleton serta Brad Pitt.

“Saya rindu kehadirannya (Chris),” kata Kim. “Saya rindu inspirasi kolaboratif yang dia bawa ke dalam tim dan keluarga yang kami bangun ini selama bertahun-tahun.”

Kim juga mengatakan, berat rasanya untuk melanjutkan langkah Soundgarden tanpa Chris. “Sepertinya tidak mungkin kami melanjutkan Soundgarden tanpa serpihan yang hilang. Saya ingin bermain musik lagi dengan Matt dan Ben di masa depan tapi mungkin tidak dengan nama Soundgarden.”

Kendati begitu, Kim menegaskan, sebuah materi baru yang dikerjakan Soundgarden saat kematian Chris bukanlah hal yang tidak mungkin untuk direalisasikan. “Kami sedang mengerjakan sebuah album dan di sana ada materi yang kami demokan yamg bisa kami sempurnakan ketika kami dapat mengakses beberapa hal dasar, seperti rekaman multi-track tentunya. Itu sedang dibahas.”

Tak cuma itu. Visualisasi dokumenter tentang kehidupan Chris Cornell juga siap digarap. Film ini bakal diproduseri janda Chris, Vicky bersama Brad Pitt dan perusahaan produksi milik Peter Berg, Film 45. Berg (Lone Survivor, Deepwater Horizon, Mile 22, dan Wonderland) juga akan menjadi sutradaranya. Tapi sampai saat ini, belum ada detail lebih lanjut tentang jadwal rilis film tersebut.

Sepanjang kariernya, Chris menerima 16 nominasi Grammy Awards dan memenangkan tiga di antaranya, yakni: Best Metal Performance untuk lagu “Spoonman” dan Best Hard Rock Performance untuk “Black Hole Sun” (keduanya bersama Soundgarden), dan Best Rock Performance untuk single “When Bad Does Good” pada tahun ini. (RN/MK03)

.