Satu dekade lalu, tentu saja nyaris tak terhitung karya rekaman rock/metal berkualitas yang dirilis di seluruh dunia. Makanya, versi kami ini mencoba menyari yang esensial saja, atau katakanlah mewakili beberapa tren sub-genre yang menggelegak saat itu. Dan yang terpenting, rilisan-rilisan berikut inilah yang paling berpengaruh dan banyak menyita perhatian jagat metal di permukaan. Tapi tak lupa, kami juga menyisipkan karya anak bangsa, Siksakubur yang pastinya masih menjadi salah satu monster cadas yang disegani di pergerakan musik ‘bawah tanah’ Tanah Air.

Bring Me the Horizon “There Is a Hell Believe Me I’ve Seen It. There Is a Heaven Let’s Keep It a Secret”

Tentu saja, ini era ketika lima musisi asal Sheffield, Inggris ini sama sekali belum menyentuh kemolekan musik alternative pop. Brutal, ganas dan riuh adalah kata paling tepat menggambarkan album studio ketiga Bring Me the Horizon ini, yang hingga kini masih menjadi salah satu referensi utama para generasi penggeber deathcore. Komposisi kuat yang wajib didengarkan dari album ini adalah “It Never Ends”, “Visions” dan “Don’t Go”.

Avenged Sevenfold “Nightmare”

Dirilis pada 27 Juli 2010 via Warner Bros. Records, inilah karya rekaman album pertama Avenged Sevenfold saat itu, yang tak diperkuat dramer James ‘The Rev’ Sullivan yang meninggal pada Desember 2009. Sebagai gantinya, unit metal asal California, AS ini menghadirkan kontribusi apik dari dramer legendaris Mike Portnoy (Dream Theater). Album yang digarap Avenged Sevenfold dalam masa berkabung ini antara lain diperkuat single “Nightmare”, “Welcome to the Family” dan “So Far Away”.

Ghost “Opus Eponymous”

Di tengah gempuran pendekar-pendekar musik baja ekstrim, rombongan musisi rock asal Swedia ini hadir dengan kesegaran rock vintage, yang melodius, groovy namun juga kelam. Dengan formula yang seolah melebur unsur-unsur dari Black Sabbath, The Beatles, Blue Oyster Cult hingga Mercyful Fate ini, Ghost berhasil merebut jantung hati para pemuja musik-musik gahar di sebagian besar belahan dunia lewat album ini. Dan bahkan membuat karir mereka tetap berkibar hingga hari ini.

Periphery “Periphery”

Album debut ini mengantarkan Periphery ke altar progressive metal yang sarat inovasi, sekaligus melejitkan nama mereka sebagai salah satu pionir dalam memopularkan paham djent serta progressive metalcore. Sebuah cabang alternatif di metal yang kerap menerapkan instrumentasi yang hi-tech, teknikal dan sangat presisi, penggunaan distorsi yang padat dan agresif namun dengan artikulasi yang ‘jernih’ serta penalaan nada yang sangat rendah untuk mendapatkan esensi heavy.    

Siksakubur “Tentara Merah Darah”

Gempuran death metal yang keji tentu saja menjadi menu utama album rilisan Fast Youth Records ini. Tapi ada yang lebih unik, karena 11 komposisi gahar yang mereka suguhkan di sini mengedepankan tema yang sama, sebuah ‘album konsep’ dimana keseluruhan lagu merupakan satu kesatuan cerita utuh, yang mereka ramu berdasarkan alur cerita film Hollywood yang bertajuk “300”. Saat penggarapannya yang menghabiskan waktu kurang lebih selama setahun, Siksakubur diperkuat formasi Prahari ‘Japs’ Mahardika (vokal), Andre ‘Bacot’ Tiranda (gitar/bass) dan Prama ‘Jangexz’ Pramuditya (dram).

(mdy/MK01)

.