Awal April lalu, trio psychedelic grunge asal Jakarta ini baru saja merilis single baru bertajuk “Hilang Ingatan”. Sebuah karya baru yang akhirnya dilahirkan Morning Shine setelah lebih dari enam tahun mengalami paceklik karya rekaman, sejak mereka melepas album berjudul “Dunia Imajinasi”. Album yang berisikan 11 trek, di antaranya “Tragedi”, “Udara Segar” dan “Erupsi” tersebut, tepatnya dirilis dalam format fisik pada 2014 silam, hanya sebanyak 500 keping. 

Tapi kini, album “Dunia Imajinasi” juga sudah dirilis di beberapa platform digital seperti Spotify, Amazon, iTunes, Apple Music hingga Deezer sejak 31 Desember 2020 lalu melalui label Dehema Records.

Kembali ke “Hilang Ingatan”, single tersebut dimaksudkan sebagai pembuka jalan menuju perilisan album baru. Rencananya, materi-materi dalam album kedua itu sebagian melibatkan materi lama, dan sebagian lagi materi yang baru. Para personel Morning Shine yang tersisa, Heri Haryanto a.k.a. Rie (vokal), Ibnu Ibrahim a.k.a. Bram (gitar) dan Kukuh Wahyu Hidayat (gitar) memulai proses rekaman “Hilang Ingatan” pada 2018 lalu di Gana Studio, Bintaro hanya dalam waktu sehari. Tapi proses mixing dan mastering sempat terbengkalai terhadang kesibukan para personel, plus wabah pandemi Covid-19 yang membuat prosesnya semakin terhambat. 

“Kami akhirnya menyelesaikan mixing dan mastering lagu ‘Hilang Ingatan’ di bulan Agustus 2020, yang dikerjakan di studio rekaman rumahan kepunyaan seorang teman yang bernama Awe, berlokasi di daerah Kebagusan. Awe sekaligus mengisi bagian bass-nya. Tapi kami sengaja menahan diri untuk tidak segera melepaskan single ini karena pada saat itu kami menginginkan agar lagu tersebut juga dibuatkan video klipnya,” urai Morning Shine kepada MUSIKERAS lebih detail.

.

.

Sebenarnya, “Hilang Ingatan” bukan karya yang benar-benar baru. Materi lagunya sudah ada sejak 2014 lalu, dimana liriknya ditulis oleh Rie, dibantu oleh Van, mantan gitaris Morning Shine, untuk alur nada musiknya. Lalu pada 2018, diaransemen ulang lagi oleh Bram, Kukuh dan dibantu Agung dan Ricky. Dua nama yang disebut terakhir adalah mantan personel Morning Shine yang menyatakan keluar sebelum perilisan “Hilang Ingatan”.

Morning Shine mencoba membuat aransemen yang agak ‘kotor’ dan sedikit gelap di “Hilang Ingatan”. Dikemas cukup up-beat dan lugas, tetapi juga punya transisi sendu dan melodius. “Jadi kami mau merancang atau membangun komposisi yang – katakanlah – sedikit ribet, tetapi bisa tetap terdengar seksi di telinga para pecinta musik, khususnya pecinta musik grunge.”

Lebih jauh, Morning Shine yang terbentuk pada awal April 2009 silam ini mengungkapkan bahwa mereka merasa seperti sedang berkiblat ke band-band dunia model seperti Tool, khususnya di album “Undertow”, lalu Gruntruck, Skin Yard, Alice in Chains di album “Facelift” serta beberapa lagu yang masuk di album kompilasi mereka seperti “Fear The Voices”, Soundgarden di album “Ultramega Ok” dan “Louder Than Love”, Queens Of The Stone Age serta juga band-band lokal seperti PAS, Plastik, Navicula, Bunga dan masih banyak lagi lainnya.

Kenapa grunge? Karena menurut Morning Shine, penikmat sub-genre tersebut sampai sekarang masih ada dan terus berkembang. Terbukti dengan banyaknya band grunge yang mengeluarkan rilisan single beserta video klip, rilisan EP bahkan beberapa ada yang merilis LP (album penuh).

“Dalam situasi pandemi seperti saat ini juga masih terdapat beberapa gigs kecil yang diadakan oleh beberapa komunitas grunge. Tentunya mereka tetap memperhatikan protokoler kesehatan dengan menjaga jarak dan memakai masker, baik itu band yang tampil maupun penontonnya. Dengan perkembangan musik grunge yang masih menggeliat saat ini, Morning Shine juga berharap masih bisa tetap terus berkarya minimal untuk memuaskan dahaga telinga para penggemar setia Morning Shine,” seru pihak band lagi semangat.

Tentang album kedua, saat ini proses penggarapannya sudah mencapai 40% pengerjaan. Dan jika tidak ada kendala, Morning Shine berharap bisa merilisnya pada akhir Oktober tahun ini. (mdy/MK02)