Bagaikan telur dan ayam yang tak terpisahkan, dua lagu baru dari unit stoner rock asal Bali ini, yang bertajuk “Kali” dan “Samsara” dirilis secara bersamaan lantaran memiliki keterkaitan satu sama lain. 

“Dua lagu ini memiliki makna yang saling mengikat satu sama lain, sebagai sebab dan akibat,” ujar pihak Jangar kepada MUSIKERAS, menegaskan.

Lebih jauh, Jangar menyebut “Kali” dan “Samsara” sebagai catatan, tentang keberadaan manusia dalam sebuah budaya dalam ruang semesta. Manusia berada di era kaliyuga, sebuah akhir zaman, dimana dosa bukan lagi hal tabu dan untuk berbuat baik mereka masih berpikir. 

“Hal ini menjadi jebakan. Jebakan waktu, dimana karma phala akan membuat kita terlahir lagi dan lagi untuk menebusnya. Perputarannya seperti hari ini dan esok hari, kesalahan kita hari ini akan kita bayar di esok hari,” urai dramer Pasek Darmawaysya mengimbuhi, mewakili rekan-rekannya di Jangar.

Mendengar kedua lagu ini praktis kita akan merasakan getaran energi di atas panggung dan interaksi bersama penonton. Hampir 2 tahun terasa hampa dan langsung disiram dengan Kali dan Samsara.

.

.

Lewat dua single itu pula, Jangar yang sedikit banyak menyerap pengaruh musikal dari band-band dunia seperti Clutch, The Sword, Deep Purple, Red Fang dan Kyuss sekaligus ingin mematahkan rumor musik rock yang dianggap tengah berada di ambang mati. Saat mendengarkannya, dijamin akan merasakan getaran energi panggung lengkap dengan interaksi liar bersama penonton. Hampir dua tahun terasa hampa akibat pandemi, dan kini langsung disiram dengan “Kali” dan “Samsara”.

Menurut para personelnya, yakni Dewa Adi Sanjaya (gitar), Rai Biomantara (bass), Gusten Keniten (vokal) dan Pasek, musik dengen dorongan distorsi gitar yang padat dan progresif serta teriakan vokalis yang kuat akhirnya muncul kembali. Entakan dram dan dorongan distorsi gitar begitu kuat dan saling menjalin di kedua lagu tersebut. Irama dan ritmis yang dihadirkan begitu padat dan menghujam langsung ke titik amarah saat suara lirik-lirik cerdas dan tajam diteriakkan oleh sang vokalis. Apalagi di salah satu lagu, memiliki nuansa progesi yang kuat dan membuat lagu ini terasa semakin kaya.

“Kami ingin menyajikan karya yang punya energi seperti ini. Lirik-lirik yang lugas dengan musik yang terdengar kasar dan apa adanya. Mengingat dari awal terbentuk sampai saat ini kami bermusik atas dasar pertemanan dan bersenang-senang, kami terus memainkan apa yang kami suka. Alhasil output yang keluar pun organik tanpa paksaan,” ungkap Dewa memperjelas.

Dalam karya ini, Jangar juga melibatkan dua musisi bersaudara, yaitu Anda Perdana sebagai pengarah vokal dan Bonita sebagai penyanyi tamu di lagu “Samsara”. Pemilihan ini didasari atas rasa hormat mereka kepada Anda dan Bonita atas dedikasinya di dunia musik. “Selain itu Bonita juga punya karakter yang sangat kuat, dengan begitu makna musik dari Samsara lebih terasa besar energinya,” cetus Gusten.

“Kali” dan “Samsara” kini sudah bisa didengarkan di berbagai platform digital streaming. Namun satu hal yang mereka tegaskan, kedua single tersebut dilepas secara independen, dan tidak akan masuk ke dalam album mereka nanti.

Saat ini, Jangar yang terbentuk sejak 2015 lalu sedang mengumpulkan materi untuk kebutuhan album mini (EP) yang ditargetkan dirilis tahun depan. “Karena ada personel yang kerja di luar Bali, jadi proses workshop agak lama,” ujar pihak band beralasan. (mdy/MK01)