Terkadang, kejenuhan justru bisa membangkitkan gagasan yang positif. Seperti yang dilakoni ‘daun muda’ di ranah hardcore asal Banda Aceh ini. Akibat situasi pandemi yang masih menjebak kebebasan, lima musisi beringas ini pun lantas membentuk band pada awal 2022 agar tetap bertahan relevan.
Mereka, yakni Muhammad ‘Bearhead’ Fuad (vokal), Purnama Ramadhan (gitar), Dopan ‘Dope’ Rehayatdyah (gitar), Noval ‘Cepot’ Apriliansyah (bass) dan Muhammad Syahrul ‘Alol’ Ramadhan (dram) bahkan tidak sekadar berkumpul dan menyalurkan hobi bermusik, namun juga langsung merangkai karya. Hasilnya, sejak awal Mei lalu, To Fused And Fuzzed (TFAF) langsung mendesingkan dua peluru sekaligus, berupa karya lagu rilisan tunggal bertajuk “Sisa Api” dan “Kill Rapist and Pedophile”.
Proses kreatif kedua lagu tersebut bisa dibilang sama, dimana mereka mencoba menggabungkan materi masing-masing personel, yang lantas dieksekusi ke dalam format trek demo kasar. Selanjutnya, materi tersebut dibawa ke tahapan jamming di studio untuk dikembangkan, sekaligus penyuntikan lirik yang dibebankan ke Berhead.
“Untuk proses rekaman, kami kerjakan selama kurang lebih seminggu, dan kami merekamnya di Banana Town Studio, salah satu home recording di Banda Aceh, yang menurut kami paling nyaman untuk mengerjakan dua lagu itu,” ujar pihak TFAF kepada MUSIKERAS memberi detail.
.
.
Lalu dari segi musikal, TFAF mengakui banyak menyerap inspirasi atau referensi dari band-band luar macam Kadavar, Motörhead, Cancer Bats, Blacklisted dan album awal Every Time I Die. Karena kebetulan gitaris mereka, Purnama sangat gandrung riff-riff blues dan stoner, jadi juga ada beberapa band stoner rock yang menambah cakupan referensi mereka. Khususnya untuk lagu “Sisa Api”.
Sementara di “Kill Rapist and Pedophile”, TFAF lebih banyak merakitnya dari referensi riff-riff band hardcore yang pada saat itu mereka dengarkan. Sebutlah seperti Madball, Terror, First Blood dan Sunami serta sedikit dicampur dengan gaya band Set Your Goals pada awalan. Lalu pada bagian tengah lagu ada pula pengaruh riff dari band thrash, Powertrip.
“Sementara ini, TFAF ingin memperkenalkan diri sebagai band yang ‘not too soft, not too hard’, hahaha. Ada yang bilang kami stoner rock band, kami terima. Ada yang bilang kami groovy heavy hardcore band pun kami terima saja. Ya, karena sepengetahuan kami musik ini bisa dikembangkan ke mana saja, dengan catatan yang penting wajib keren dan ber-attitude!”
Usai perilisan dua single tersebut, rencana TFAF berikutnya adalah melanjutkan penggarapan materi yang bakal dirangkum dalam sebuah album mini (EP). Untuk proses pembuatan EP tersebut, mereka mengajak David Simanjuntak sebagai produser, agar ada acuan dalam merangkum materi EP tersebut. David sendiri adalah gitaris dari Fingerprint, band hardcore asal Medan.
“Banyak sekali referensi dan juga elemen baru yang kami dapatkan untuk memberikan nuansa yang lebih bagus di beberapa materi yang sudah kami tabung untuk EP kami ini. Semoga hasilnya baik dan juga fresh. Tapi gimana hasilnya nanti kami pun tak tahu, yang kami tahu hanya mengusahakannya sebaik mungkin yo!”
“Sisa Api” dan “Kill Rapist and Pedophile” kini sudah bisa didengarkan di berbagai platform digital. (aug/MK02)
Leave a Reply