“Lupakan genre…. Mari membuat yang kita suka. Pagar terluarnya adalah musik rock.” 

Kalimat di atas dilontarkan dramer Leon Ray Legoh kepada MUSIKERAS, tentang konsep musik Ronin, band barunya di luar Koil. Band yang lahir di tengah kejenuhan menjalani masa pandemi pada 2020 lalu, hasil nongkrong yang sejak awal tidak mengharuskan tercetus wacana yang jelas. Namun akhirnya, Ronin malah berhasil meletupkan karya rekaman kolektif berupa sebuah album mini (EP) bertajuk “Ronin”, yang telah beredar di platform digital sejak 12 Mei 2022 lalu.

Di EP tersebut, termuat empat buah lagu yang masing-masing berjudul “Menyerang & Menang”, “Penjelajah Dunia”, “Sudut Hampa” dan “Kita(b) di Surga yang Berbeda”. Selain Leon, Ronin juga diperkuat oleh ‘samurai tak bertuan’ lainnya, yakni Septian ‘Tian’ Zaelani (vokal/gitar), Vicko ‘Viko’ Ardelino (gitar/vokal latar) dan Hizkia Maruli (bass/vokal latar).

Awal persekongkolan Ronin terjadi di tempat tongkrongan kuliner RM Legoh di Bandung, dimana Leon sendiri menjadi kokinya. Tetangganya, Tian adalah barista di Kopi Nyaring yang juga berlokasi di tempat yang sama. Sementara Viko merupakan tamu langganan di RM Legoh. Minat yang sama terhadap musik membuat ketiganya terpikir untuk membuat sebuah band. 

“Karena saya juga sambil jaga resto, jadi banyak waktu luang. Bosen nongkrong… eh main band yuuk. Kami (lalu) ke studio, latihan. Jadi trigger-nya hanya menghilangkan kebosanan dan stres selama pandemi. Saya suka membuat sesuatu yang baru kemudian mengembangkannya, terutama dari segi manajemennya. Bagaimana membuat sesuatu dari 0 kemudian menjadi sesuatu,” urai Leon, mengungkap latar belakang kelahiran bandnya.

Sepakat bermusik bersama, Leon, Tian dan Viko akhirnya memulai latihan dan berujung pada terciptanya “Menyerang & Menang”. Lagu tersebut sudah diperdengarkan sebagai lagu rilisan tunggal di platform digital sejak April 2021 lalu. Lalu ketika mereka mulai menggarap tiga lagu tambahan, Hizkia bergabung melengkapi formasi.

.

.

Secara keseluruhan, penggodokan lagu di Ronin tidak didasari konsep yang jelas. Menurut Leon, mereka bisa diumpamakan seperti anak-anak kecil yang baru berteman dan mencoba memainkan ini dan itu. Mencoba membuat sesuatu sebebasnya. Tiap personel datang dengan ide masing-masing.

“Pada awalnya juga ada kebingungan mau dibawa ke mana musik band ini. Tapi akhirnya kami hanyalah anak-anak yang baru bermain bersama, keluarin ide sebanyak-banyaknya yang kami suka.” 

Namun jika membahas soal referensi, bisa dibilang rata-rata personel Ronin berada di selera yang sama. Antara lain, mereka menyukai musik dari band-band seperti Manic Street Preachers, Motley Crue, Nine Inch Nails, Pantera, Toto, Rancid hingga HIM. Apalagi Tian yang pernah selama beberapa tahun menjadi kru Koil dan sempet pula kerja di god inc, distro milik Koil. Jadi, referensi yang didengar juga masih sama, karena lagu-lagu yang disetel di distro tersebut didominasi lagu-lagu 80-an, glam rock dan industrial. Lalu ada Viko yang ternyata juga seorang penggemar musik-musik rock yang mirip-mirip. Sementara Hizkia yang berlatar belakang sebagai musisi gereja, di dua tahun terakhir juga sering membantu Koil di studio rekaman. Jadi keempatnya masih di satu lingkup kesukaan di musik.  

Di sisi lain, banyak pihak yang telah mendengarkan EP debut Ronin merasakan ada kemiripan dengan karakter lagu-lagu Koil. Bagi Leon, anggapan itu tidak mengherankan, mengingat kehadiran dirinya sebagai salah satu personel Koil. “Saya nggak pernah membantahnya, karena saya dramernya Koil, dan yang lain juga berada di lingkungan yang sama. Jadi wajar aja kalo ada pengaruh musik Koil.” 

Selain keempat personel Ronin, EP debut mereka juga menghadirkan beberapa musisi tamu. Ada Jikun dari grup rock legendaris /rif yang menyumbangkan permainan gitar solonya di lagu “Sudut Hampa”. Sementara di lagu “Kita(b) di Surga yang Berbeda”, Ronin mengajak seorang penyanyi folk asal Bandung bernama Lian Kyla untuk berkolaborasi.

Selain dirilis di berbagai platform digital, rencananya EP Ronin juga bakal diproduksi dalam format fisik berupa CD. (mdy/MK01)