STEVE VAI, gitaris rock virtuoso yang belum lama ini menjadi musisi tamu di komposisi lagu instrumental milik Polyphia, yang berjudul “Ego Death”, dipastikan bakal hadir lagi di Jakarta untuk menggelar konser. Ia dijadwalkan tampil di Basket Hall, GBK Senayan pada 26 Oktober 2023, sebagai rangkaian dari “Inviolate Tour 2023”, atas prakarsa Lemmon.ID dan Nocturnal Blazze.
Kedatangan Steve Vai kali ini – jika tak ada kendala – bakal menjadi kunjungan yang keempat kalinya. Pertama kali ia pernah hadir dalam paket tur klinik gitar di Hard Rock Cafe (1996), lalu konser tunggal di Tennis Indoor Senayan pada 22 Juli 2013 dan sebagai bagian dari rombongan Generation Axe yang menggelar konsernya di Econvention Ancol, 21 April 2017.
Untuk menyaksikan konser di Jakarta nanti, tiket bisa didapatkan di loket.com dengan pilihan harga Rp 1.000.000 (reguler/tribun), Rp 3.000.000 (VIP 1), Rp 2.000.000 (VIP 2), Rp 6.000.000 (Meet And Greet VIP EVO) dan Rp 8.000.000 (Full On VIP Evo).
Steve Vai memulai karirnya pada 1978, saat masih berusia 18 sebagai pembuat transkrip musik untuk Frank Zappa, lalu bergabung di band musisi avant-garde tersebut pada periode 1980 – 1983. Setelah itu, Steve memulai karir solo dan sejauh ini telah merilis delapan album solo. Satu di antaranya adalah “Passion And Warfare” (1990) yang memuat komposisi instrumental abadi, “For the Love of God”.
Di luar karir solonya, Steve juga tercatat pernah tergabung di band Alcatrazz, David Lee Roth Band serta Whitesnake. Angka penjualan 12 album solonya sudah mencapai angka lebih dari 15 juta keping di seluruh dunia dan sempat menghasilkan tiga penghargaan Grammy serta 15 nominasi.
Kredit foto: Larry Dimarzio
.
Pada 3 November 2023 mendatang, SPIRITBOX bakal melepas karya rekaman kolektif terbarunya. Tepatnya berformat album mini (EP) yang diberi judul “The Fear Of Fear” via label Rise Records/Pale Chord. Lagu rilisan tunggal paling baru yang diluncurkan untuk mempromosikan EP tersebut adalah “Jaded”. Sebelumnya, pada 19 April 2023 lalu, Spiritbox juga sudah memperdengarkan lagu baru berjudul “The Void”.
Selain dua lagu tersebut, EP “The Fear Of Fear” juga bakal memuat empat lagu lainnya yang masing-masing diberi titel “Cellar Door”, “Too Close / Too Late”, “Angel Eyes” dan “Ultraviolet”.
Spiritbox yang kini dihuni formasi Courtney LaPlante (vokal), Mike Stringer (gitar), Zev Rosenberg (dram) dan Josh Gilbert (bass) berhasil mendapatkan popularitas dunia setelah merilis album “Eternal Blue” yang antara lain memuat lagu “Holy Roller”, “Constance”, “Circle With Me”, “Secret Garden” dan “Hurt You”. Sejauh ini, keseluruhan lagu rilisan band Kanada bentukan Oktober 2017 ini telah didengarkan sebanyak lebih dari 400 juta kali di platform digital.
.
Band rock legendaris VAN HALEN kembali akan melepas paket boxset yang diberi titel “The Collection II” pada 6 Oktober 2023 mendatang. Kemasan ini merupakan lanjutan dari “The Collection” (2015), yang hanya fokus pada album-album era vokalis David Lee Roth.
Sementara untuk yang terbaru ini, para penggemar Van Halen bakal disuguhkan empat album terbaik mereka saat diperkuat vokalis Sammy Hagar. Album tersebut adalah “5150” (1986), “OU812” (1988), “For Unlawful Carnal Knowledge” (1991) dan “Balance” (1995). Selain itu juga bakal disisipkan materi-materi rekaman mereka lainnya, yang dilakukan dalam periode 1989 hingga 2004. Keseluruhan album diproduksi dengan pelarasan ulang di kualitas suara (remastered) langsung dari pita master rekaman aslinya, yang dieksekusi langsung oleh Donn Landee, teknisi rekaman langganan Van Halen.
Selain dalam format digital, boxset “The Collection II” juga bakal diedarkan dalam format fisik CD dan piringan hitam (vinyl). Untuk harga rilisan fisiknya masing-masing berkisar lebih dari Rp. 750.000 dan Rp. 1.900.000,-.
Dari album-album tersebut, termuat banyak lagu klasik pujaan para penggemar Van Halen, di antaranya seperti “Dreams”, “Love Walks In”, “Why Can’t This Be Love”, “Finish What Ya Started”, “When It’s Love”, “Poundcake”, “Top Of The World”, “Right Now”, “Can’t Stop Lovin’ You”, “Don’t Tell Me (What Love Can Do)”, “Not Enough” hingga “Humans Being”.
.
Dalam beberapa hari lagi, tepatnya 29 September 2023, trio rock asal California (AS), GREEN DAY bakal merayakan tiga dekade perilisan album studio ketiganya, “Dookie”. Karya rekaman mereka ini, disebut-sebut sebagai salah satu album rock yang berpengaruh di industri rock dunia, khususnya di skena punk/pop punk.
Album yang melahirkan komposisi gesit yang termasyhur seperti “Basket Case”, “When I Come Around”, “Welcome To Paradise” dan “Longview” tersebut pertama kali dirilis pada awal Februari 1994 silam oleh label rekaman Reprise Records. Produksi rekamannya dieksekusi para personel Green Day, yakni Billie Joe Armstrong (vokal/gitar), Mike Dirnt (bass) dan Tré Cool (dram) bersama produser Rob Cavallo.
Sejauh ini, rilisan fisik “Dookie” sudah terjual sebanyak lebih dari 20 juta keping di seluruh dunia. Nah, untuk merayakan 30 tahun usia perilisannya, “Dookie” bakal diedarkan ulang dalam format digital dan fisik tentunya, dengan kemasan yang istimewa. Format CD memuat empat keping, sementara untuk piringan hitam berisikan enam kepingan plat yang memuat lagu-lagu versi album plus berbagai rekaman demo dan rekaman konser. Tepatnya rekaman dari penampilan Green Day di Woodstock (1994) dan di Barcelona pada 5 Juni 1994.
.
Usai serangkaian perilisan lagu rilisan tunggal sejak Mei 2020 silam, akhirnya band symphonic metal asal Belanda, WITHIN TEMPTATION menutup woro-woro tersebut dengan mengumumkan peluncuran album penuhnya. Diberi judul “Bleed Out”, dan bakal diedarkan mulai 20 Oktober 2023 mendatang lewat bendera label Force Music Recordings.
Sebelumnya, ada enam lagu lepas yang sudah diperdengarkan dari album studio kedelapan tersebut, yaitu “Entertain You”, “The Purge”, “Shed My Skin”, “Don’t Pray for Me”, “Wireless” serta lagu yang dijadikan judul album, “Bleed Out”.
Album “Bleed Out” sendiri menandai lompatan berani bagi band yang dihuni Sharon den Adel (vokal), Ruud Jolie (gitar), Stefan Helleblad (gitar), Jeroen van Veen (bass), Martijn Spierenburg (kibord) dan Mike Coolen (dram) ini. Dari riff kontemporer, keras, dan djenty hingga luapan melodi yang menampilkan akar simfoni mereka. Within Temptation telah menciptakan perjalanan sonik yang memadukan beragam gaya musik dan tema yang menggugah pikiran.
Menurut mereka, ini adalah album yang sangat epik dan blak-blakan, dan melebihi sebelumnya. Dan tema liriknya bukan hanya sekadar tentang personal, namun juga terinspirasi peristiwa kemanusiaan yang terjadi di sekeliling mereka.
“Perang di Ukraina telah banyak mempengaruhi kami. Sebagai seniman, kami terinspirasi oleh dunia, dan kami memiliki platform ini. Kami adalah penutur cerita, dan saya pikir sebagai manusia, hal-hal ini harus kami utarakan,” ujar vokalis Sharon Den Adel lewat siaran pers resminya.
.
Leave a Reply