Tahun 2023 lalu menjadi masa yang produktif bagi unit metalcore asal Surakarta, Jawa Tengah ini. Lalu jelang pergantian tahun kemarin, mereka berhasil menutupnya dengan melontarkan album mini (EP) bertajuk “Inception”, yang disertai video musik lagu “Suffering”, salah satu amunisi dari album tersebut.
Sebelumnya, band bentukan 2017 lalu ini telah menancapkan eksistensinya di kubangan metal Tanah Air lewat tiga karya rekaman rilisan tunggal, yakni “Menolak Lupa” (Februari 2020), “Pesta Duka” (April 2023) serta “Elegi Ideologi” (Agustus 2023).
“Inception” sendiri mengandung makna permulaan. Secara garis besar, Infusion mendeskripsikan tentang individu yang berusaha bangkit dari keputusasaan atas penyesalan diri, serta berontak meyakinkan bahwa ini bukan menjadi akhir. Ini hanya awal dari terlahirnya versi lain dari dirinya.
Proses kreatif peracikan EP “Inception” dimulai oleh Fuad Adib Tri Rahmawan (vokal), Faturrahman Kurnia (gitar), Nabil Multazim (gitar), Budi Prayoga (bass) dan Hafidz Nur Ilmi (dram) dengan mencari tema yang ingin diangkat dan saling bertukar pikiran mengenai konsep materi-materi lagunya.
“Setiap personel lalu mengkurasi bentuk guide yang telah dibuat dari beberapa personel. Setelah itu menggabungkan beberapa guide yang dimulai dengan membuat rangkaian dari riff dan lead gitar, isian dram dan bass serta memasukkan vokal di tahap akhir dengan menyocokkan materi dengan lirik yang sudah ada,” urai pihak Infusion kepada MUSIKERAS.
Selanjutnya, panduan musik keseluruhan yang sudah dirasa memenuhi standar mereka lalu direkam di Nevacore, studio pribadi milik salah satu personel Infusion, serta beberapa tambahan di USF Studio. Proses penggarapan keseluruhan EP berlangsung selama kurang lebih empat bulan, terhitung sejak awal penyusunan materi, hingga proses mixing dan mastering yang dieksekusi di Hiatus Records.
Lalu secara musikalitas, Infusion mengonsep EP “Inception” dengan pengembangan di sana-sini. Mereka juga banyak mengambil pengaruh musik metal modern dengan sedikit sentuhan clean vocal, yang dibalut agresi musik yang cukup emosional untuk menggambarkan kemarahan dan kekecewaan.
“Kali ini, kami ingin membuat dengan warna metalcore yang berbeda dibanding tiga rilisan kami sebelumnya, tetapi ada beberapa unsur yang masih digunakan. Misalnya masih menggunakan vokal clean dan beberapa riff gitar yang tidak jauh berbeda. Kami mengusung metalcore modern dan digabungkan dengan sedikit unsur musik hardcore untuk menggambarkan kemarahan dan kekecewaan, terutama pada bentuk vokal untuk mendukung pesan yang ingin disampaikan dalam EP ini. Tujuan kami membawa kesan warna baru,” seru mereka lagi, merinci konsep musikalitasnya.
Saat penggarapan EP “Inception”, para personel Infusion mengaku banyak mengambil referensi dan inspirasi musikalitas dari beberapa band dunia seperti Alpha Wolf, Polaris, Kublai Khan, Knocked Loose, END hingga Being as an Ocean.
Empat lagu yang termuat di EP, yakni “Fall Down”, “Suffering”, “Oase” serta yang dijadikan judul album, “Inception” melahirkan tantangan tersendiri bari Infusion di eksekusi rekamannya. Namun terkhusus di lagu “Fall Down”, Infusion mengaku cukup kewalahan. Alasannya, karena riff gitar di lagu tersebut terbilang sedikit rumit.
“Beberapa isian dari lagu ini juga membutuhkan waktu yang cukup lama dalam meraciknya untuk menghasilkan komposisi yang pas dan enak didengar.”
Sejak 23 Desember 2023 lalu, EP “Inception” sudah bisa diraungkan lewat berbagai portal musik digital. (mdy/MK01)
Leave a Reply