True Minor kembali ke pentas kebisingan. Beberapa bulan ke belakang, perputaran kreativitas unit cadas asal Surabaya, Jawa Timur ini sempat terhenti lantaran sebuah kasus pelecehan seksual yang melibatkan salah satu individu.
“Sehingga membuat kami berhenti sejenak untuk fokus dan bertanggung jawab penuh menyelesaikan kasus pelecehan seksual tersebut secara tuntas,” beber True Minor kepada MUSIKERAS, terus-terang.
Tapi kini, vokalis Raka Wicaksono, gitaris Firmansyah, bassis Tio Fandita dan dramer Riyan Eka Romadhon sudah menyiapkan beberapa amunisi penggedor kuping yang rencananya bakal dilampiaskan seluruhnya tahun ini juga.
Sebagai pemanas, sebuah lagu rilisan tunggal bertajuk “Carrying Vengeance In The Grasp” sudah diperdengarkan secara meyakinkan.
“Carrying Vengeance in the Grasp” mulai digarap True Minor pada Februari 2024 lalu, dikerjakan bersamaan dengan empat materi lagu lainnya, yang rencananya akan dirilis dalam format album mini (EP). Dalam peracikannya, mereka bekerja sama dengan Isnanda Rizka Pambudi (Hold) dan Herlambang Permana (Marax). Rekamannya dieksekusi di Texas Sicklab Studio, termasuk untuk pengolahan mixing dan mastering yang dipercayakan kepada Indra Cahya.
Sayatan terbaru ini, ujar pihak band, adalah penanda bahwa mereka memilih untuk memberikan dedikasi penuh yang semestinya harus tetap berjalan, dan menciptakan resonansi kebisingan di setiap ruang-ruang yang ada.
Dengan membawakan racikan materi yang jauh lebih kejam dan eksplorasi yang lebih variatif dari ruang konstelasi mereka, “Carrying Vengeance in the Grasp” mereka sebut ibarat retakan dari tembok keras yang kian terkikis oleh tumpuan kebisingan. Tanpa menghilangkan sentuhan hardcore yang sudah mengakar.
“Dari segi materi, kami membawakannya lebih kejam, dan variatif. Seperti lirik-lirik yang penuh kemarahan, dan kehancuran. Improvisasi dari riff-riff gitar band death metal, dan (penalaan) drop B yang menusuk-nusuk di telinga, tanpa menghilangkan sentuhan hardcore yang sudah mengakar, beatdown yang menghantam,” urai True Minor lagi memperjelas konsepnya.
Mereka melanjutkan, gertakan pertama tersebut akan memicu mereka yang mendengarkan merasa ingin memukul, menendang dan berteriak untuk melawan dunia. “Jangan melewatkan sedikit pun setiap bagian downstroke dari riff gitar yang berisik!”
Saat penggarapan “Carrying Vengeance in the Grasp”, sebagian besar referensi ditarik dari aksi kekerasan band-band death metal seperti Dying Fetus, Obituary hingga Waking The Cadaver.
“Dan, untuk mengadaptasinya ke musik hardcore, kami memilih referensi seperti Pain Of Truth, Malevolance, Knocked Loose dan Jesus Piece, serta ada beberapa band metalcore sebagai (penambah) variatif materi. Salah satunya Gojira.”
“Carrying Vengeance in the Grasp” sendiri merupakan satu di antara beberapa trek yang menginterpretasikan kekecewaan dan amarah atas terjadinya hal yang sangat menjijikkan, hina dan memalukan. Menciptakan sebuah trauma, dendam dan kebencian.
Setelah lagu tunggal tersebut, True Minor telah menggodok lima materi lagu lainnya, yang akan disusulkan dan dirangkum ke dalam EP. Di situ, memuat ceceran keresahan para personel band tersebut, yang diyakini akan menggumpal menjadi sebuah lirik yang sarat kemarahan.
“Setiap teriakan yang ada di track ini akan menjadi sebuah peluru yang selalu menembus, dan menjadi teror bagi setiap orang, yang dengan hina telah melakukan kekerasan atau pelecehan seksual kepada gender apa pun, dan di mana pun. Bilah pisau ini telah siap untuk membuatnya hancur berkeping, jika itu masih bebal. Tutup mulutmu! Dan pergilah sialan.”
Sejauh ini, penggarapan EP telah merampungkan penggarapan komposisi seluruh lagu. Kini hanya menyisakan perekaman ulang untuk isian gitar, bass, dram serta vokal. Sementara di sela-sela produksi EP tersebut, True Minor juga mengisi beberapa gigs, sebagai penanda bahwa mereka telah kembali untuk mengisi ruang-ruang kebisingan.
“Bawalah dendam, kiatmatnya segera datang,” seru True Minor beri peringatan.
Sejak 18 Mei 2024, “Carrying Vengeance in the Grasp” sudah bisa dilantangkan via berbagai platform digital. Termasuk Spotify dan YouTube. Dengarkan di sini. (aug/MK02)
Leave a Reply