Eden Adversary tampil mengenakan topeng serta setelan serba hitam untuk menutupi identitas diri, sejak awal pemunculannya. Mereka adalah pasukan symphonic deathcore dari Surakarta/Solo yang telah menggeliat sejak 2019 lalu.
Kini, setelah melantangkan empat lagu rilisan tunggal yang terdiri dari dua video lirik serta dua video musik selama periode 2019-2022, Eden Adversary melampiaskan karya kolektif pertamanya. Sebuah album penuh perdana yang bertajuk “Kingdom ov Heresy”.
Empat lagu yang disinggung tadi adalah “Blood Aversion” (25 Desember 2019), “Fanatic” (15 Mei 2020), “Messiah” (26 September 2020) dan “Lord ov Gehenna” (1 Oktober 2022).
Tema lirik “Kingdom ov Heresy” sendiri mengungkap cerita tentang rangkaian hari kiamat berdasarkan kitab dan hadist agama Samawi yang direkayasa dengan skenario terburuk ala pencipta lagu.
Setelah tiga tahun berproses melewati banyak rintangan, berkali-kali rekaman ulang dan revisi, Eden Adversary akhirnya membuktikan bahwa mereka selalu berusaha untuk konsisten berkarya dengan mengibarkan deathcore di skena bawah tanah.
“Album ini cocok bagi kalian yang menyukai musik keras sentuhan modern dengan frasa dan rima dalam bahasa asing,” seru Irfan ‘Khorne’ Maulana, pembetot bass sekaligus arsitek orkestrasi di Eden Adversary.
Empat lagu lepas yang telah dirilis sebelumnya, direkam dan diaransemen ulang Khorne, dramer Cassander, gitaris Algacy dan Levv serta vokalis Christian untuk masuk di dalam album debut ini.
Seperti apa ciri utama deathcore geberan Eden Adversary?
Kepada MUSIKERAS, pihak band merincinya dengan definisi bahwa gabungan death metal dengan metalcore yang mereka terapkan diberi sentuhan intrumentasi orkestra klasik yang tidak sekadar sebagai musik latar, tetapi menjadi ciri utama yang menyanding instrumen musik deathcore itu sendiri.
“Selain itu, kami memakai breakdown ber-tuning rendah ala genre slamming dan thall, chorus atmospheric black metal, growl scream dengan bermacam variasi teknik, serta featuring dengan musisi berbakat dari berbagai genre extreme metal yang ada di Indonesia,” ulas mereka, menerangkan.
Beberapa referensi memperkuat visi mereka dalam meracik komposisi serta aransemen keseluruhan materi lagu di album “Kingdom ov Heresy”. Eden Adversary di antaranya menyebut nama band-band dunia macam Fleshgod Apocalypse, Shadow of Intent, Dimmu Borgir, Infant Annihilator, Black Tongue, Ne Obliviscaris, Septicflesh, Lorna Shore, Der Weg einer Freiheit dan Thy Art is Murder.
Dari 10 lagu yang mereka suguhkan, tiap komposisi yang direkam di Gato Loco Studio telah memberi tantangan tersendiri secara teknis saat penggarapannya. Tiap lagu memiliki kendala dan kerumitan tersendiri.
“Tetapi yang paling menantang adalah lagu-lagu yang memakai guest featuring, karena kami harus mengaransemen lagu sesuai dengan karakter tiap musisi dan harus spesifik dalam berkoordinasi saat mereka mengeksekusi rekaman.”
Eden Adversary kini sedang melakukan tur promo “Kingdom ov Heresy” tahun ini. Sementara albumnya sendiri sudah dirilis via label Interlude Records sejak 22 Juni 2024 lalu secara digital melalui kanal Bandcamp, YouTube serta digital streaming platform lainnya. (aug/MK02)
Leave a Reply