Sejauh ini, unit deathcore asal Kota Bandung, Jawa Barat ini telah melancarkan serangan dua rilisan tunggal sejak terbentuk pada awal 2023 lalu. Impurity memulainya lewat karya perdana berjudul “Bencana” pada April 2023, yang kemudian dilanjutkan dengan lagu “Resital Genosida” tepat setahun setelahnya.
Tapi kali ini, ada yang berbeda. Sebuah langkah eksperimental mereka lalukan di lagu rilisan tunggal terbarunya, yang berjudul “Wanci Surup”.
Lirik lagunya mengangkat mitos kepercayaan masyarakat Jawa Barat, khususnya suku Sunda, yang berhubungan dengan makhluk astral. Tema itu diraungkan lewat kombinasi geberan deathcore dengan instrumentasi alat musik tradisional Gamelan.
Jadi, inspirasi serta pengaruh-pengaruh distortif dari band-band dunia macam Carnifex, Signs of the Swarm, Shrine of Malice dan Suicide Silence dieksplorasi sedemikian rupa menjadi sebuah format yang unik. Namun di sisi lain tetap kental akan gestur deathcore.
“Deathcore yang kami bawa di ‘Wanci Surup’ banyak menerapkan gaya blackened deathcore dan menggabungkannya (dengan) alat musik tradisional gamelan, dan kami selalu membawa breakdown part,” cetus Impurity kepada MUSIKERAS.
Lalu, untuk mempertegas nuansa tradional serta sekaligus menambahkan elemen horor di musiknya, vokalis River Rais Ali Fathonah, gitaris Muhammad Hafiz H dan Kaizer Nugraha, bassis Galih Seto Ratri serta dramer Dimas Mohammad Makdus menerapkan bahasa Sunda hampir sepenuhnya di lirik “Wanci Surup” agar bisa menyampaikan kisah di lagunya secara lebih ekspresif.

Konsep ini pula yang menjadi pembeda dengan karya rekaman mereka sebelumnya.
“Di single-single sebelumnya, kami berkutat pada tema seputar kehancuran dan bencana dalam dunia pasca apokalips. Di ‘Wanci Surup’ ini, kami mengangkat tema yang lekat dengan mitos kepercayaan masyarakat, yaitu larangan untuk keluar rumah saat Maghrib tiba,” beber mereka lagi.
Tema itu, lantas mereka kaitkan pula dengan kepercayaan terhadap adanya makhluk yang suka meneror ketika Maghrib tiba, yaitu Sandekala. “Tema yang cukup sederhana tetapi masih terasa horor karena berhubungan dengan mahluk astral.”
Pada sektor visual, Impurity mempercayakan pembuatan desain sampul kepada Michel Adam Kamajaya yang mampu menerjemahkan makna dari “Wanci Surup” tersebut ke dalam bentuk gambar.
“Wanci Surup” yang digodok selama kurang lebih tujuh bulan diluncurkan sebagai perkenalan Impurity menuju persiapan album mini (EP), yang saat ini sedang mereka kerjakan. Dimulai dari “Resital Genosida” yang dirilis pada 24 April 2024, lalu kemudian “Wanci Surup”.
Melalui dua lagu tersebut, mereka berkomitmen untuk konsisten membawa unsur alat musik tradisional ke dalam karya musiknya, sekaligus tidak menutup kemungkinan untuk menggunakan alat musik selain Gamelan pada karya lagu selanjutnya.
“Wanci Surup” sudah gentayangan di berbagai gerai digital streaming sejak 30 Agustus 2024 lalu. (aug/MK02)
Leave a Reply