Perjuangan rakyat Palestina untuk mencari kemerdekaan terhadap zionis menjadi salah satu inspirasi Dream Of Kill dalam menggarap lagu rilisan tunggal keduanya, yang berjudul “Merdeka Atau Mati”.
Selain itu, inspirasi juga datang dari gerakan masyarakat Indonesia terhadap keadilan di negeri Indonesia yang tak kunjung datang, yang akhirnya melahirkan pergerakan garuda biru akhir Agustus 2024 lalu.
Pemilihan kalimat “Merdeka atau Mati” sebagai judul lagu sendiri terispirasi dari pidato Bung Tomo – pahlawan nasional yang dikenal karena peranannya dalam Pertempuran 10 November 1945 – yang menyerukan agar rakyat Indonesia memiliki jiwa yang membara untuk memerdekakan bangsanya.
Lewat karya rekaman keduanya ini, Dream Of Kill yang merupakan unit pengibar hardcore asal Sambas, Kalimantan Barat ini menjadikannya sebagai langkah pemanasan menuju perilisan album mini (EP) perdana mereka.
Proses perekaman “Merdeka atau Mati” sendiri dilakukan para personel band ini secara independen, dengan peralatan seadanya dan dengan segala keterbatasan. Mereka mengeksekusinya di kediaman salah satu personel, plus campur tangan dari Syamsul Hidayat, salah satu sahabat mereka.
Walaupun banyak halangan lantaran harus menyesuaikan waktu senggang masing-masing personel, namun dengan tekad dan semangat yang tinggi maka dalam waktu kurang lebih dua minggu “Merdeka atau Mati” berhasil dirampungkan.
“Terciptanya single ‘Merdeka atau Mati’ berawal dari keprihatinan kami terhadap penderitaan rakyat Palestina di Gaza akibat kekejaman Zionis, kemudian disusul dengan ketidakadilan para penguasa memberikan keputusan yang malah menyengsarakan rakyat, hal tersebut semakin memantapkan tekad kami dalam menyelesaikan single ‘Merdeka atau Mati’,” beber kubu Dream Of Kill kepada MUSIKERAS.
Pada Saat peracikan komposisi serta aransemen, band yang dihuni vokalis Octa Amandana, bassis Rifky Mulya Nugraha, gitaris Bayu Effriadi dan Yoga Pratama serta dramer Sukandi (Abbo) ini sedikit banyak mengacu ke beberapa band seperti Knocked Loose (AS), END (AS), Jesus Piece (AS), Speed (Australia), Fraud (Surabaya), Strangers (Bandung) dan banyak lagi yang lainnya.
“Setelah single ‘Merdeka atau Mati’, saat ini kami telah menyelesaikan EP pertama dan sedang menunggu proses mixing kemudian dilanjutkan perilisan dalam waktu dekat,” cetus mereka menjanjikan.
Dream Of Kill sendiri dibentuk pada Oktober 2014 oleh Octa, Bayu dan Abbo di Kota Pontianak. Ketiganya merupakan mahasiswa perantauan asal kota Sambas. Lalu pada 2015, mereka merilis lagu rilisan tunggal pertama berjudul “Hardcore is My Life” yang kemudian dirilis ulang lewat platform musik digital.
Band ini lalu sempat vakum pada 2016 lantaran terbentur kesibukan masing-masing personelnya. Pada 2023, barulah mereka bisa berkumpul lagi, sambil menambah dua personel tambahan, yakni Rifky dan Yoga.
“Merdeka Atau Mati” bisa digeber via berbagai platform musik digital seperti Spotify, YouTube Music, Apple Music dan lainnya. (aug/MK02)
Leave a Reply