Cakra Barani semakin berani melontarkan kiritikan kerasnya terhadap berbagai ketimpangan di negeri ini, lewat cecaran lagu rilisan tunggalnya. Sejauh ini, gitaris asal Makassar, Sulawesi Selatan tersebut telah melontarkan empat lagu, yakni “D.I.A”, “271 T”, “PAJAK” dan “J.U.D.O.L”.

Keempat lagu tersebut rencananya bakal menjadi bagian dari 10 amunisi panas yang menyesaki album debutnya. Menurut tuturan Cakra kepada MUSIKERAS, sejauh ini sudah terkumpul 20 lagu untuk diseleksi. Tapi belum ada detail perilisan album yang bisa ia berikan saat ini.

Yang membuatnya istimewa, gitaris yang bernama lengkap Andi Cakra Manggabarani tersebut menghadirkan banyak musisi tamu untuk meningkatkan potensi ledak lagu-lagunya. Lewat empat lagu yang sudah diperdengarkan tahun ini, Cakra berkolaborasi dengan mantan gitaris band metal Betrayer, Ust. Derry Sulaiman di empat lagu yang sudah dirilis.

Lalu musisi lainnya, dimulai pada 1 April lalu, Cakra menggaet vokalis Irang Arkad (BIP) di lagu “D.I.A.”. Berlanjut ke lagu “271 T” yang menghadirkan teriakan vokal Robby Kurnia dari band metalcore Bogor, My Beloved Enemy (dirilis pada 12 September), serta “PAJAK” yang diperkuat gitaris Ari Kurniawan aka Ale Funky, dirilis pada 25 Oktober.

Yang terbaru,“J.U.D.O.L” yang telah dirilis sejak 22 November 2024 lalu, dimana Cakra juga menghadirkan kontribusi vokal Suratman ‘Amank’ Syamsu (OMNI) dan Dhika Dongeng dari Bless the Knights. 

“Masih banyak lagi musisi tamu yang akan jadi kejutan nantinya,” cetus Cakra menjanjikan.

Proses kreatif penggarapan lagu-lagu menuju album itu sendiri, diungkapkan Cakra, terbilang berbeda karena ia sudah merekam semua lagu yang telah ditulisnya, setelah itu barulah melakukan kurasi untuk vokalis atau gitaris yang cocok untuk lagu tersebut.

“Namun benang merahnya tetap metal dan rock. Cukup menantang karena orang-orang yang saya ajak dalam album ini terbilang sangat padat jadwalnya, dan lokasi yang berbeda-beda juga. Namun itulah tantangannya, dimana effort harus lebih dan harus sabar menunggu waktu yang tepat untuk rekaman.”

Cakra merasa, energi yang berbeda-beda dari para musisi tamu yang dilibatkan secara langsung membuat materi lagu-lagunya menjadi unik. Karena memuat ciri dan karakter yang variatif.

“Contoh Ustad Derry dengan tausiahnya di tengah lagu, kemudian Irang dengan blues ballad-nya, terus Ale Funky dengan speed metal modernnya, Amank dengan classic rock serta Armenian metalnya, Dhika Dongeng dengan karakter scream yang sarat akan emosi, dan seterusnya. Menjadi satu tantangan dan pengalaman pertama saya juga dalam mengerjakan album solo ini,” urai Cakra menerangkan.

cakra
Derry Sulaiman

Gitaris yang pernah pula terlibat di band metal Kudeta dan Dreamer ini mengatakan ada banyak referensi yang secara tidak langsung merasuk ke dalam adonan komposisi lagu-lagunya. Namun ia mengakui tidak punya banyak waktu untuk mendengarkan referensi musik-musik baru. “Jadi yang pernah saya dengarkan dari masa kecil saja. (Pokoknya) Acuannya tetap berenergi, powerful, punchy dan tempo yang terbilang cepat!”

Sejauh ini, Cakra menyebut lagu “PAJAK” yang paling menantang penggarapannya secara teknis. Tidak hanya lantaran lagunya bertempo cepat, namun proses rekamannya juga harus dieksekusi di tiga tempat berbeda.

“Jadi benar-benar mengandalkan kemampuan masing-masing musisi tamunya. Dan lebih parahnya, hampir nggak jadi rilis karena isu kritik sosialnya terlalu tajam dan ‘pinggir jurang’, jadi keluarga salah satu musisi tamunya engga mau mengambil resiko dari lagu tersebut.”

Sebelum mengawali karier di industri rekaman, Cakra mulai menorehkan prestasi di bidang musik lewat berbagai ajang kompetisi. Di antaranya menjadi salah satu finalis Gudang Garam Rock Competition 2007, lalu Best Guitarist di Yamaha Indonesia Music Competition 2009 seleksi Surabaya dan Indonesia Timur, finalis Yamaha Free Your Soul seleksi Indonesia Timur 2009, finalis Guinnes Bold Chemistry 2010 dan Juara 1 Guitar Rockies Battle 2011 se-Kota Makassar. (mdy/MK01)