Bearings lahir dipersatukan oleh kecintaan para personelnya terhadap motor kustom, skateboard dan musik yang melampaui ekspektasi. Mereka pun sepakat membentuk band beramunisi hardcore punk. 

Ramuan musik yang dipilih vokalis Fian Ahmad, gitaris Aldi Sopian, bassis Taopik Priatna dan dramer Faiz Muhamad Syam diserap dari beberapa referensi band luar seperti Youth of Today, 7 Seconds, Negative Approach, SSD (Society System Decontrol), State of Alert (S.O.A) hingga Void.

Hasil dari berbagai kombinasi itu, lantas mengkristal dalam kemasan album mini (EP) “Demo 2024” yang memuat lima komposisi hardcore yang meledak-ledak. Karya rekaman kolektif rilisan via SN Records ini diklaim bak bom molotov dengan ramuan yang tanpa basa-basi, menghantam tanpa batasan.

“Sejak awal, kami sudah melakukan rundingan bahwa band kami akan merujuk kembali ke masa hardcore punk tahun 70-80-an, dan kami sepakat untuk membawa kembali suasana itu ke masa sekarang,” seru pihak band kepada MUSIKERAS, mengungkap alasan.

Disamping itu, mereka memang juga berniat membangkitkan kembali geliat hardcore punk, khususnya di kota mereka, Garut, Jawa Barat. “Mungkin itu yang bisa buat kami beda dari band lain, khususnya di Garut!”

Dari lima lagu yang mereka muntahkan, salah satunya berjudul “Murder”, dimana mereka menyebut cukup menantang pembuatannya, namun berhasil dirampungkan dengan cepat.

“Lagu tersebut selesai kurang lebih satu jam, dan (diselesaikan) di hari yang sama kami melakukan rekaman.”

Rekaman “Demo 2024” sendiri mulai digarap Bearings sekitar dua bulan, dan merekam kelima lagunya di Abr Studio – termasuk intro – di Desember 2024 lalu. 

bearings

Di liriknya, kelima lagu tersebut menceritakan berbagai dinamika hidup anak muda. Mulai dari ikatan kuat antara kecintaan mereka pada hobi skateboard dan motor kustom, seperti yang dituangkan di lagu “Kook”. Judul itu diambil dari salah satu istilah di dunia skateboard, yang berarti mereka selalu bertingkah bodoh atau di luar batas normal.

Terapan sound di lagu itu bernuansa ‘kasar’, yang mengombinasikan pukulan dram yang begitu cepat, dengan raungan gitar mentah yang beradu dengan suara kemuakan dari sang vokalis. 

Lalu di nomor “Wheels” dan “Pop Out”, Bearings menyampaikan pesan agar tidak mudah menyerah begitu saja pada hidup, karena tak ada hidup yang ideal. Mereka menyerukan untuk tetap bertahan hidup dalam level hidup seburuk apapun.

Tak hanya urusan domestik. Lalu lewat “Murder”, mereka mencoba mengangkat isu yang akhir-akhir ini kerap diperbincangkan, mengenai banyaknya aparat kepolisian dengan membabi buta melakukan berbagai pelanggaran HAM, bahkan sampai membunuh orang yang tidak bersalah. 

Akumulasi kemuakan justru semakin menjadi, ketika ternyata pihak kepolisian bersikap seolah tidak terjadi apa-apa. 

Usai perilisan “Demo 2024”, Bearings bakal menjalankan beberapa rencana. Selain ada niat untuk menggelar tur ke beberapa kota, mereka juga akan merilis produk merchandise, merilis lagu tunggal dan secepatnya merampungkan album.

Bagi para personel Bearings, musik hardcore bukan sekadar musik, tapi merupakan cara hidup. (mdy/MK01)