Eternal memilih judul “End Game” tentu saja bukan dimaksudkan sebagai karya penutup karier mereka. Lagu ini justru merupakan rilisan tunggal pembuka, menuju sebuah trilogi.

Di lirik lagu tersebut, Eternal yang digerakkan formasi vokalis Praba Bagaskara (Bagas) dan rapper Agustinus Eric (Eric), gitaris Eldi Hasbi Atoilah dan Arief Goco, bassis Dery Frasetia serta dramer Iqbal Fadilah mengisahkan tentang seseorang yang merasakan depresi yang teramat berat dalam hidupnya.

Saking hebatnya perasaan yang sedang dia alami, dia merasa seakan-akan dunia telah berakhir. Bagi dirinya sudah tidak ada lagi dunia, sudah tidak ada lagi kehidupan yang menarik untuk dijalani. Baginya, jam seakan tidak lagi berdetak dan bumi pun serasa tak berputar.

Namun dia tersadar bahwa dia tidaklah sendiri. Banyak orang lain di luaran sana yang merasakan hal yang serupa, dan sama seperti dirinya belum berani untuk melawan rasa itu. Hingga sampai pada satu titik, dia menemukan secercah harapan pada kehidupannya itu.

Cahaya yang hampir padam pun berubah menjadi sebuah sinar yang terang benderang. Dan perlahan, dia mulai berani melawan ‘kiamat’ dalam dirinya tersebut untuk kembali menjalani kehidupan.

“End Game” sendiri sebenarnya sudah ditulis sejak 2023 lalu oleh Bagas. Awalnya, lagu itu dibuat diperuntukkan untuk band Bagas sebelumnya, yakni Dead With Falera. Namun lantaran liriknya terlalu gelap, bandnya itu urung menggunakan “End Game” sebagai lagu mereka.

“Kemudian ketika Bagas membentuk Eternal, ‘End Game’ dijadikan single olehnya. Untuk proses pengerjaannya sendiri tidak terlalu lama, materi diselesaikan dalam waktu dua minggu,” beber kubu Eternal kepada MUSIKERAS memperjelas.

Racikan metalcore yang segar, plus memadukan karakter dua vokalis menjadi daya tarik tersendiri untuk band ini. Ciri itu, di mata mereka, menjadikan Eternal agak berbeda dengan kebanyakan band metalcore yang sudah ada.

“Bagas dan Eldi menambahkan nuansa nu-metal di aransemen ‘End Game’ ini. Mungkin genre untuk lagu ini bisa dibilang nu-metalcore,” seru mereka lagi, mencoba meyakinkan.

Dalam pengolahannya, para personel Eternal sedikit banyak menyerap dari beberapa band mancanegara macam Slipknot, Limp Bizkit hingga I Prevail. Sementara untuk bagian chorus, Bagas banyak terinsipirasi dari band seperti Asking Alexandria dan Attack Attack! era album “This Means War” (2012).

Beragam referensi datang dari selera serta latar belakang musikal para personel Eternal. Makanya, juga menjadi tantangan ketika harus menyatukan keragaman itu dalam satu visi.

“Eternal agak sulit untuk menentukan arah dari musiknya, terlebih sang gitaris, Goco yang sangat kental dengan genre melodic punk-nya,” seru mereka terus-terang.

“End Game” sendiri sudah rilis di berbagai gerai layanan musik digital. Begitu juga dengan video musiknya, yang telah tayang sejak awal Februari lalu di kanal YouTube resmi Eternal Official.

Sejauh ini belum ada rencana Eternal menuju album. Saat ini, mereka tengah fokus untuk melepas dua rilisan tunggal baru untuk melengkapi proyek triloginya. (aug/MK02)