Pasukan penggeber distorsi kebanggaan para metalhead Kota Surakarta (Solo), Jawa Tengah, Down For Life kembali menggeliat. Sambil menyiapkan materi album terbarunya, kini mereka menyelinginya dengan melakukan kolaborasi yang mengombinasikan musik dan olahraga. Tepatnya, band hardcore metal bentukan 1999 silam tersebut bekerja sama dengan Persatuan Sepak Bola Indonesia Surakarta (PERSIS) dalam perilisan beberapa produk cinderamata (merchandise).

Sebagai sebuah klub sepakbola profesional yang progresif, PERSIS sendiri bukan baru kali ini melakukan kolaborasi dengan pihak lain. Sebelumnya, sudah ada beberapa seniman Tanah Air dan brand independen yang digandeng, yang kebetulan memiliki ide kreatif serupa. Didasari kecintaan yang sama akan identitas kota kelahiran, PERSIS lewat PERSIS Store berusaha menerjemahkan ide kolaborasi untuk menggandeng seluruh elemen pecinta Laskar Sambernyawa. Termasuk bersama Down For Life. 

Rilisan kedua pihak akan terbagi menjadi beberapa produk, di antaranya jersey, bucket hat, jacket, trackpants dan syal. Untuk rilisan jersey, akan menjadi jersey kolaborasi band dan klub sepakbola pertama di Tanah Air, yang terinspirasi dari beberapa jersey kolaborasi band dan klub sepakbola internasional seperti Glasgow Rangers dengan AC/DC, Margate FC dan Bad Manners, St Albans City dan Enter Shikari hingga West Ham dan Iron Maiden. 

Untuk jersey akan didominasi warna merah khas kebangaan PERSIS dengan pattern hitam yang diambil dari artwork Down For Life karya seniman gambar asal Solo, Jahlo Gomes. Sentuhan warna emas juga akan tertera untuk melambangkan momen perayaan 100 tahun PERSIS yang bertajuk “The Glorious Century”. Pada bagian kerah, terdapat motif kawat berduri yang identik dengan musik metal untuk menegaskan identitas Down For Life. 

Tidak hanya itu. Untuk memperkuat momentum kerja sama tersebut, Down For Life juga akan meluncurkan lagu rilisan tunggal bertajuk “Sambernyawa” yang merupakan aransemen ulang dari nomor lawas mereka, “Pasoepati”, dari album “Simponi Kebisingan Babi Neraka” (2007). Materi “Sambernyawa” sendiri direkam di Studio Kua Etnika Yogyakarta, yang melibatkan Adria Sarvianto untuk urusan teknis rekaman serta penataan suara (mixing) serta Hamzah Kusbiyanto untuk pelarasan suara (mastering). Sedangkan video musik “Sambernyawa” digarap oleh Tim Media PERSIS. 

Selanjutnya, produk kolaborasi PERSIS x Down For Life sudah bisa didapatkan mulai 10 Juni mendatang melalui berbagai marketplace dan offline store. Lalu untuk 200 pembeli pertama akan mendapatkan tiket untuk menyaksikan pentas Down For Life dalam rangka perilisan lagu “Sambernyawa”. 

Tentang album barunya, Down For Life yang diwakili vokalis Stephanus Adjie mengungkapkan bahwa saat ini mereka sudah mengantongi selusin karya baru dan hanya menyisakan empat lagu yang belum direkam. Tapi belum tentu semuanya masuk ke album, karena bakal diseleksi lagi. Namun sejauh ini belum ada jadwal pasti untuk rencana perilisannya.

“Sebenarnya kami ingin merilisnya tahun ini, tapi ada rencana juga merilis album live yang kolaborasi dengan gamelan saat konser ‘A Journey of Rock in Solo: Apokaliptika 2021’. Jadi masih tentatif. Kami masih mencari waktu yang tepat. Sepertinya kami harus bertapa lagi untuk dapat wangsit,” ujar Stephanus Adjie kepada MUSIKERAS, memberi bocoran.  

Sampai saat ini, Down For Life telah merilis dua album studio, yakni “Simponi Kebisingan Babi Neraka (2007D) dan “Himne Perang Akhir Pekan” (2013), serta beberapa rilisan tunggal seperti “Liturgi Penyesatan” dan “Kerangka Langit” (2018), “Mantra Bentala” (2019), “Apokaliptika” (2020) dan “Children of Eden” (2022). (*/MK03)

.

.