Di karya rekaman perdananya, unit hardcore asal Kota Garut, Jawa Barat ini langsung melampiaskannya dengan menyentil kehidupan sosial dan politik. Lewat lagu rilisan tunggal bertajuk “Kita Belum Merdeka”, Dropout menumpahkan keresahan yang dihadapi dalam kehidupan sosial dan berceloteh tentang pentingnya kembali berharap dan berpikir optimis secara pribadi agar bisa kembali berjalan, melawan dan menyuarakan aspek ketidakpuasan terhadap sistem yang diterapkan pemerintah terhadap rakyatnya.

“Kami mencoba menggunakan metode kualitatif, penelitian yang digunakan untuk kondisi obyek yang alamiah (sebagai lawannya adalah eksperimen), dimana metode ini sebagai instrumen kunci atau human instrument, teknik pengumpulan data secara triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif atau kualitatif, guna mendapatkan informasi data penelitian yang efektif, untuk memperluas edukasi materi untuk penuangan ke dalam lirik lagu ini. Lagu ini dikomposisikan oleh semua personel dengan menganalisa segala aspek sistem kepemerintahan dalam satu negara yang menganut sistem demokrasi,” beber pihak Dropout kepada MUSIKERAS, mengurai metode penggarapan lagunya.

Nah, untuk memaksimalkan semburan unek-unek di liriknya, Dropout yang digerakkan barisan Savira Utari Nurfadila (vokal), Zamzam Meiyana (gitar), Helmi Anwar (bass) dan Risan Erdiawan (dram) pun menerapkan struktur lagu yang keras, serta nyanyian melodi untuk membuat lagu ini semakin enerjik untuk didengarkan.

“Lagu ini diolah dengan fondasi female scream di vokal demi memunculkan energi dan warna penuh emosi, lambang ketidakpuasan terhadap berbagai isu sosial dan politik perlawanan. Struktur lirik sederhana, dengan verse yang singkat dan chorus yang mudah diingat.”

Disamping itu, lanjut Dropout lagi, isian instrumen gitar, bass maupun dram juga dibuat bernotasi padat dan cepat agar lebih menghantam keras dan menggugah telinga pendengar. Mempercepat menggiring audiens ke suasana pertunjukan yang enerjik.

Dengan dirilisnya “Kita Belum Merdeka”, Dropout berharap bisa menjadi ajang pemanasan menuju karya-karya mereka selanjutnya. Kebetulan, sambil menjalani kegiatan promosinya, mereka juga sudah mulai fokus menyiapkan rancangan rilisan album mini (EP) yang saat ini produksinya sudah mencapai tahap 80%. Perilisannya ditargetkan bisa dieksekusi dalam waktu dekat. Lalu tak lupa, Dropout juga tengah menyiapkan kemasan movement gigs garapan mereka sendiri, bertitel “Diskriminasi” yang kini sudah memasuki penyelenggaraan keempat kalinya.

Sebelum mengibarkan nama Dropout, band ini mengawali geliatnya dengan menggunakan nama Sweethard pada 2009 silam. Lalu dua tahun kemudian diubah menjadi Bill of Right. Tapi pada 2012, berdasarkan hasil mufakat dan musyawarah internal, mereka lalu sepakat mengganti nama lagi menjadi Dropout, sekalian mempertegas hardcore sebagai identitas musik mereka.

“Kita Belum Merdeka” kini sudah bisa didengarkan di berbagai kanal digital seperti YouTube, Bandcamp, Soundcloud dan lainnya. (aug/MK02)

.

.