Dengan komposisi musik yang melodik dan lirik yang fresh, Bliss Remains siap kembali menggerahkan skena musik keras. Tepatnya pada 13 September 2024 lalu, unit modern rock/post-hardcore asal Bekasi ini telah meluncurkan lagu rilisan tunggal terbaru bertajuk “Samar”.

Tidak butuh waktu berlama-lama, lagu ini dimaksudkan untuk menindaklanjuti momentum yang telah mereka bangun di karya rekaman sebelumnya, yakni di album “Katarsis” yang dirilis pada 17 Juni lalu.

“Samar” sendiri menggambarkan sebuah tempat yang begitu indah, seolah segala sesuatu di kelilingnya memancarkan ketenangan dan pesona. Namun, di balik keindahan itu, tersimpan kenangan yang tak seindah pemandangannya.

Tempat tersebut menyimpan jejak masa lalu yang membawa kesedihan, meski kehangatan dan ketenangan tetap terasa. Ada kerinduan yang tidak bisa dijelaskan, dan ada kesedihan yang tak bisa dihindari. Sebuah kenyamanan yang memeluk sekaligus menusuk hati, menyisakan rasa yang sulit digambarkan.

Vokalis Bliss Remains, Fairus Zahran menuangkan perasaan emosional pribadinya dalam lagu “Samar”. Dilatari pengalaman pahit kisah cintanya, yang akhirnya disepakati ditumpahkan di lagu tersebut, agar Fairus dapat menyalurkan kegundahan perasaan dan pikirannya.

Untuk mengekspresikan ungkapan lirik Fairus, para personel Bliss Remains yang juga digerakkan oleh gitaris Muhamad Mushab dan Tegar Gilang serta dramer Abyan Avy mencoba mencari referensi suara-suara synthesizer. Sebagian besar lantas mereka dapatkan dari racikan musik Dayseeker, band post hardcore asal AS.

“Kami melakukan brainstorming tentang konsep lagu yang akan dibuat, dan tercetuslah (ide) bahwa lagu ini ingin memiliki konsep lagu yang terdengar tidak mellow, namun memiliki makna mendalam,” seru pihak band kepada MUSIKERAS, mengungkap proses kreatifnya.

Mereka melebur unsur-unsur synthetizer yang sangat terinspirasi dari Dayseeker tadi dengan progresi kord khas Bliss Remains. Karena mereka ingin tetap mempertahankan ciri khas dengan pemilihan sound yang sudah sering digunakan.

bliss remains

Sebelumnya, para personel Bliss Remains memang sangat menyukai lagu-lagu Dayseeker. Bahkan saat menggarap album “Katarsis”, mereka sebenarnya ingin memberikan sentuhan yang terinspirasi Dayseeker. Alasannya, Dayseeker memiliki konsep lagu serta sound yang unik, berbeda dengan band modern rock/post-hardcore pada umumnya.

“Dayseeker cenderung memainkan nada vokal yang melodik, lirik yang tersurat, tidak bertele-tele serta sound synthesizer yang unik,” ucap mereka beralasan.

Awalnya, Bliss Remains sempat mencoba untuk menelusuri band-band sejenis, mulai dari band lokal hingga mancanegara. Dari yang sudah mereka telusuri, akhirnya tercetus konsep elektronik yang cukup kental.

Namun sebenarnya, menurut para personel Bliss Remains, terapannya jauh dari kata ‘elektronik’ yang sesungguhnya, seperti yang umum dieksplorasi di EDM atau hiphop. Mereka hanya sebatas menyuntikkan sentuhan synthesizer, pad atau ambient serta kick dan clap.

“(Tapi) Terlepas dari hal tersebut, tentunya kami tetap memberikan sentuhan modern rock pada bagian reff-nya, dimana kami tetap memberikan gitar ‘heavy’ yang terdistorsi, serta solo gitar yang cukup melodik pada bagian akhir lagu. Sedangkan untuk liriknya, kami tetap bertahan pada formula post-hardcore yang cenderung emosional, namun tetap memberikan kesan ‘keras’.”

Paralel dengan perilisan “Samar”, kini Bliss Remains sudah mewacanakan bakal melakukan kolaborasi bersama para influencer media sosial, entah itu dari aplikasi Instagram atau dari Tiktok. Nantinya, lagu-lagu yang digarap di kolaborasi tersebut bakal mereka rangkum dalam sebuah album mini (EP) untuk dirilis pada 2025 mendatang. (aug/MK02)