Unit hardcore punk ‘gaya lama’ dari Bandung, Hellburger, tengah berancang-ancang melepas album terbarunya, berjudul “Sederet Tragedi”. Seluruh proses produksinya sudah selesai, dan rencananya, karya rekaman terbaru yang memuat 10 amunisi panas tersebut bakal diletupkan ke berbagai platform digital bulan depan.
Tapi sebelumnya, band bentukan 1991 silam tersebut terlebih dahulu melepas nomor penggoda sebagai pemanasan. Lagu rilisan tunggal pembukanya, juga bertajuk “Sederet Tragedi”, dan sudah diedarkan sejak 24 September 2024 lalu, via label Rooftop Sound Recs, Jakarta.
Bertemakan ‘September Hitam’, dimana sejumlah pelanggaran HAM terjadi di Indonesia, “Sederet Tragedi” merupakan sebuah lagu yang dimanifestasikan untuk mereka yang masih tetap tegak berdiri berjuang mencari keadilan, atas terjadinya berbagai peristiwa kejahatan dan pelanggaran HAM yang dilakukan oleh aparatur negara, yang sampai saat ini penanganannya belum pernah tuntas.
“Sederet Tragedi” sendiri sekaligus sebagai penanda kembalinya Hellburger dalam menghasilkan karya dengan formasi terbaru. Terpaut hampir lima tahun sejak dirilisnya album kedua, “Menolak” (2019).
Seluruh materi lagu direkam di Funhouse Studio selama sekitar lima bulan, sementara untuk mixing dan mastering dipercayakan kepada Yoni Gayot, sound engineer Superman Is Dead.
Selain para personel; yakni vokalis Moch. Fabian, bassis Uni ‘Unay’ Nugraha, dramer Ardi Kurnia dan gitaris baru Gilang R. Gumilar (Nothing New, Antigod), proses rekaman juga dibantu oleh rekan-rekan mereka dari Extreme Vocal Aliance untuk pengisian vokal latar.
Hellburger mengungkapkan kepada MUSIKERAS, bahwa proses kreatif serta pengumpulan materi “Sederet Tragedi” menghabiskan waktu hampir satu setengah tahun. Waktu yang cukup terbilang lama sekali, lantaran kerap terbentur kesibukan para personelnya.
Tapi kini, dengan masuknya personel baru, Gilang, diakui Hellburger membawa perubahan yang signifikan dalam peracikan musiknya.
“Masuknya Gilang membawa banyak perubahan dari segi materi lagu dan sound yang dihasilkan. Begitu pula konsep musik hardcore yang diterapkan, begitu berbeda dibanding album kedua, ‘Menolak’,” seru pihak band, meyakinkan.
Lebih jauh tentang konsep hardcore yang diterapkan, hellburger menyebut materi di album “Sederet Tragedi” menawarkan hardcore yang terbilang lebih fresh, dengan balutan lirik yang masih bertemakan sosial politik ala Hellburger.

“Untuk referensi musik yang jadi acuan di single dan album ‘Sederet Tragedi’ ada Ryker’s, Madball, Biohazard, Rage Against the Machine, Sepultura, Terror, Strife, Homicide, Pure Saturday, Forgotten.”
Sebelum “Sederet Tragedi”, Hellburger telah mengoleksi beberapa karya rekaman yang sudah dirilis. Diawali pada 1997, lewat sebuah album mini (EP) bertajuk “Absolutelly Depressed Against Process” (Riotic Records).
Album yang berisi 13 lagu tersebut, penataan teknis rekamannya dibantu musisi/gitaris senior, Azram ‘Iram’ Azyb (U’Camp).
Usai menjalani masa kevakuman dan proses gonta-ganti formasi, Hellburger akhirnya meluncurkan lagu rilisan tunggal berjudul “Menolak” pada 23 Januari 2019.
Lalu pada 17 September 2019, EP yang juga bertitel “Menolak” dilepas resmi dalam bentuk kaset pita, dan dalam jumlah terbatas.
Pada 14 Oktober 2022, EP “Menolak” lalu diriliş lagi secara digital oleh Rooftopsound Recs, dimana terlebih dahulu dilakukan penyuntingan ulang untuk kebutuhan digital mastering.
Setahun kemudian, Hellburger lalu bekerja sama dengan label Fightfall Records dan kembali mengedarkan ulang EP “Menolak” dalam bentuk kaset pita. (mdy/MK01)
Leave a Reply