Dalam penggarapan lagu barunya, Electric Bird sekaligus mengumumkan telah diperkuat formasi baru, terdiri dari vokalis dan bassis Rahmana Wiradanu, gitaris Vicky Khoirul Aslam serta dua personel baru, gitaris Ahmad Dafa Fajar Ananda Putra dan dramer Adella Pramestie Kirana.

“Sangat excited dan semakin semangat untuk berkarya dengan hadirnya dua anggota baru, Dafa dan Adell,” ujar Danu, mewakili rekan-rekannya di band.

Di sisi lain, Vicky memastikan bahwa Electric Bird akan terus melaju dengan ciri mereka selama ini. Hadirnya personel baru, justru bakal menambah komitmen sesama personel yang telah terjalin cukup lama.

Dalam pengkaryaan, hadirnya Dafa dan Adell juga diharapkan bisa menjadi kunci dalam eksplorasi bunyi, menambah energi dan perspektif bermusik unit garage rock asal Surabaya, Jawa Timur yang telah terbentuk sejak 2015 silam ini.

“Bagi saya, bermusik itu harus punya komitmen untuk tetap terus maju. Saling mengingatkan dan tidak menjatuhkan satu sama lain yang membuat hubungan personal di tubuh Electic Bird terus erat, meskipun ada personel yang sudah hengkang karena masalah di pekerjaan,” tutur Danu lagi.

Tentang “Sious” sendiri, Danu mengungkapkan bahwa lagu tersebut merupakan karya pertama yang dirilis Electric Bird usai hadirnya dua anggota baru. Penulisan lirik dan musik sudah digarap sejak pertengahan 2023, namun baru dapat diselesaikan di sekitar Agustus 2024.

Proses produksinya dieksekusi di Trek House dengan Trita Rubin dan Prasimansyah sebagai operator. Proses mixing dipercayakan kepada Prasimansyah di tempat yang sama, sementara untuk proses mastering dilakukan di 912studio.

Momen kehadiran dua personel baru di tubuh Electric Bird, juga menjadi pijakan melakukan beberapa perubahan di proses produksi “Sious”. Salah satunya, metode rekaman yang sangat jauh berbeda proses pengerjaannya dibanding album pertama mereka yang berjudul “Stings You Hard” (April 2019).

“Album pertama banyak banget menggunakan sound sintetis dari laptop dan software. Pun secara penggarapan banyak dikerjakan di rumah pada saat itu, (periode) 2015-2018,” seru Danu kepada MUSIKERAS, mengungkap lebih jauh.

electric bird

Sedangkan di “Sious” dan materi album mendatang, lanjutnya, penggarapan banyak menggunakan sound analog, baik dari ampli maupun efek. “Tetap menggunakan beberapa preset digital, tapi elemen analog dan akustik lebih banyak diterapkan.” 

Saat meracik komposisi serta aransemen “Sious”, referensinya tak lepas dari musik-musik yang tanpa sadar merasuki Danu. Pada suatu masa, ia sering sekali mendengarkan album “Zeitgeist” milik Smashing Pumpkins, lalu album “Dirt” dan (kompilasi) “Jar of Flies” dari Alice in Chains, yang mengiringinya saat melakukan aktivitas melukis.

“Kebetulan saya melukis dan dalam medio itu, lagu-lagu tersebut menemani saya melukis dan secara enggak langsung terbawa saat saya main musik.

Saat itu sih baru kebayang vokalnya aja. Lucunya, riff gitar dan melodi ambience pertama intro dan part verse itu, Vicky yang menemukan di studio. Kemudian saya cocokin sama vokal yang udah kebayang, lah kok ternyata cocok. Akhirnya mengalir dan terciptalah ‘Sious’,” beber Danu meyakinkan.  

“Sious”, juga menjadi karya pertama Danu yang liriknya ia tulis dengan sedikit sentuhan religius. Berawal dari pengalaman pribadinya yang terbilang sentimental, sekaligus untuk memberi pelajaran bahwa manusia sejatinya selalu membutuhkan hubungan spiritual yang kuat dengan Sang Pencipta.

O ya, sejauh ini proses penggarapan rekaman materi lagu untuk kebutuhan album “Odyssey” sudah merampungkan empat lagu. Dua di antaranya sedang dalam tahapan penataan suara (mixing). 

“Untuk demo sendiri sebenarnya sudah selesai, jadi secara planning, rekaman tinggal jalan aja. Kemungkinan pertengahan tahun depan sudah bisa dirilis. Semoga kami senantiasa diberikan kelancaran dalam prosesnya. Aamiin,” kata Danu berharap.

Mulai hari ini, 7 November 2024, “Sious” sudah bisa didengarkan di berbagai platform pemutar musik digital. (mdy/MK01)