Alone At Last menggeliat lagi. Kali ini dengan menghidupkan kembali karya rekaman debutnya, tepat di dua dekade usia perilisannya.
Enam komposisi lagu yang menyesaki EP tersebut diaransemen dan direkam ulang, dengan pendekatan yang lebih relevan dengan teknologi dan tren suara saat ini. Judul album pun berubah menjadi “Sendiri Vs Dunia 2.0”.
“Tujuannya adalah menghadirkan suasana baru yang lebih modern sekaligus memperkaya komposisi tiap lagu,” seru vokalis Yas Budaya kepada MUSIKERAS, mengungkap alasannya.
Hal itulah, lanjut Yas lagi, yang membuat album daur ulang ini terasa berbeda. “Sendiri vs Dunia 2.0” tidak hanya terdengar lebih modern, tetapi juga lebih matang dalam eksplorasi musiknya.
Selain itu, tujuan dari perilisan versi baru EP itu juga untuk memperkenalkan kembali karya Alone At Last kepada generasi baru penikmat musik Indonesia. Juga, sekaligus membawa penggemar setia mereka, yang dikenal dengan sebutan ‘Stand Alone Crew’, bernostalgia ke masa 20 tahun lalu.
“Sendiri Vs Dunia 2.0” sendiri membawa nuansa modern tanpa melupakan akar emosional yang membuatnya menjadi klasik.
Misalnya di lagu “Amarah, Senyum dan Air Mata” yang merupakan pembuka jalan kesuksesan band ini di awal 2000-an silam. Masa itu, video musik lagu tersebut rutin ditayangkan di kanal MTV dan menjadi lagu wajib di festival-festival besar saat itu.

Nah, kini, lagu itu dapat dinikmati kembali para pendengar Alone At Last dengan balutan musik yang lebih dinamis dan penuh energi. Begitu juga dengan “Mainstream of Love” yang menjadi trek utama perilisan ulang ini.
Proses kreatif penggarapan ulang “Sendiri vs Dunia 2.0” dimulai dari ide aransemen yang dibuat oleh bass Trian Mulia (Ubey). Setelah itu, lantas dikembangkan bersama gitaris Adityawarman Dwi Putra (Balum) di Unclosed Studio, miliknya.
Selanjutnya, aransemen tersebut direkam dalam bentuk demo sebagai panduan sebelum dibagikan ke personel lainnya, termasuk ke dramer Muhammad Muslim Hamid (Athink) untuk proses rekaman album.
Secara musikal, ungkap pihak band lagi, banyak elemen dari EP “Sendiri vs Dunia” yang dikembangkan oleh Ubey dan Balum. Perubahan meliputi penalaan (tuning), racikan suara gitar dan bass, vokal, progresi kord hingga bahkan perubahan lirik dan judul.
Kata Yas, perubahan lirik dan judul itu diterapkan di trek pertama. Tadinya berjudul “My Mom Cheated with Another Man”, lalu diubah menjadi “M.M.C.W.A.M (2.0)”.
Sementara dari enam lagu yang termuat dalam EP tersebut, “Remembering Never” disebut sebagai lagu yang paling menantang untuk diaransemen ulang.
“Struktur dan aransemen versi sebelumnya dianggap monoton, sehingga perlu usaha ekstra untuk membuatnya lebih menarik dan dinamis,” ujar Yas meyakinkan.
Saat menjalani proses peracikan komposisi serta aransemen barunya, ada beberapa referensi sound yang dijadikan acuan. Di antaranya, Yas menyebut beberapa band post-hardcore serta alternative rock modern seperti Beartooth, House of Protection, While She Sleeps hingga I Prevail.
Lewat perilisan “Sendiri vs Dunia 2.0” yang telah tersaji di berbagai platform digital sejak 22 Desember 2024 lalu, band asal Bandung, Jawa Barat bentukan April 2002 silam ini menargetkan untuk bisa segera menjajal berbagai panggung di wilayah Asia Tenggara. (mdy/MK01)
Leave a Reply