Soul Of Decay berhasil merampungkan karya rekaman terbarunya, kendati prosesnya sempat terjegal mundurnya sang vokalis. Tapi akhirnya unit emotional-rock asal Bandung, Jawa Barat ini menemukan solusi dengan menggaet Renjana Asa, vokalis band metal yang juga berasal dari Bandung, DWF (Dead With Falera).
Kolaborasi Soul of Decay dengan Renjana Asa menghasilkan “Tersesat”, lagu rilisan tunggal terbaru yang telah resmi diperdengarkan ke publik luas sejak 3 Januari 2025 lalu. Atau berjarak tiga bulan sejak mereka melepas lagu debut, “Transition”.
Melanjutkan tema dan narasi sebelumnya, band yang dihuni gitaris Aditya Nugraha Triwarsana (Adit) dan Muhammad Hafizh Alqorni (Hafizh), dramer Muhammad Friziansyah (Frizi) dan bassis Muhammad Zaidan Aufa (Zidan) ini terus menghadirkan karya emosional lewat instrumen musik dan lirik-liriknya.
Dan kehadiran Renjana Asa membawa dimensi baru dalam komposisi “Tersesat”, sekaligus mencuatkan nuansa yang baru sekaligus intens.
“Kami merasa Asa sangat cocok dengan karakter lagu dan dapat menambahkan nuansa sedih yang lebih mendalam,” ujar Hafizh kepada MUSIKERAS mempertegas.
Tema lirik yang dilantunkan di“Tersesat” sendiri adalah sebuah perjalanan yang penuh dengan refleksi dan luka. Liriknya menggambarkan perjuangan untuk merelakan dan melangkah maju dari bayang-bayang masa lalu.
Maka sesuai tema tersebut, sisi musikal lagu itu pun sangat mengedepankan sisi emosional untuk memberikan nuansa serta kesan kesedihan pada lagu ini.
“Hal tersebut memberikan perbedaan single kedua ini dengan single sebelumnya,” cetus Frizi, membandingkannya dengan lagu debut “Transition” yang dirilis pada 27 September 2024 lalu.
Perbedaan itu, sedikit banyak juga terkait referensi yang mereka serap dan kombinasikan saat penggarapan “Tersesat”, dimana menurut Adit, antara lain terinspirasi dari band-band modern rock/emo/alternative macam Saosin, Chiodos hingga Paramore.
“Mereka dikenal dengan gaya riff gitar yang elegan, vokal yang melankolis, serta melodi yang catchy dan easy listening, dengan beat tempo yang tidak terlalu cepat.”
“Tersesat” tidak hanya mengalir dengan indah, lanjut Adit lagi, namun juga mengangkat tema yang mendalam tentang kehidupan dan keterpurukan. Sehingga komposisinya berhasil dikemas dengan harmoni emosional yang memikat serta menjadikannya lebih dari sekadar lagu.
“Harapan kami, (lagu itu) juga bisa menjadi sebuah pengalaman musikal yang menyentuh hati bagi pendengar.”
Lalu misalnya, jika membandingkannya dengan band-band sejenis, Soul Of Decay juga cenderung berani membawa kembali warna old-school dari era 2010-an ke era modern saat ini ke dalam musiknya.
“Ditandai dengan riff gitar yang simpel namun diiringi dengan kick double pedal agar tidak terkesan seperti musik pop,” tandas Adit meyakinkan.

Para personel Soul Of Decay sendiri mengawali penggarapan “Tersesat” dengan terlebih dahulu melakukan penentuan konsep lagu, mencakup suasana, nuansa, dan pesan yang ingin disampaikan. Setelah konsep lagu ditetapkan, komposisi dibuat yang dimulai dari riff gitar, lalu diikuti dengan penambahan pola isian dram dan bass.
“Setelah menjadi guide, kami melakukan workshop untuk penulisan lirik, mencari melodi vokal utama dan vokal latar, serta mendiskusikan pengisian fill gitar dan dram hingga lagu terbentuk secara utuh,” tutur Hafish.
Namun sayangnya, di tengah proses pengerjaan lagu, vokalis mereka memutuskan untuk mengundurkan diri karena beberapa alasan. Akhirnya, Soul Of Decay pun memutuskan mengajak Asa untuk membantu pengisian vokal.
Proses rekaman “Tersesat” dilakukan di Unclosed Studio, Bandung milik Adityawarman Dwi Putra (Balum), gitaris Alone At Last yang sekaligus dipercaya sebagai produser dan mengeksekusi pemolesan mixing dan mastering. Keseluruhan proses proses berlangsung selama sekitar dua bulan.
Diproduksi bersama Vasaka Records, “Tersesat” merupakan tahap kedua dari rangkaian rilisan tunggal Soul Of Decay sebelum melepas album. Pastinya, menurut Frizi, penggarapan album mereka sejauh ini berjalan cukup signifikan.
“Harapannya album kami dapat dirilis pada pertengahan tahun nanti.” (mdy/MK01)
Leave a Reply