Oleh @mudya_mustamin
Selama satu dekade, masa itu, musik rock Indonesia mengalami dinamika terbaiknya. Melahirkan banyak solis dan band potensial yang solid, yang sebagian besar masih berkibar atau bertahan hingga hari ini. Kami pilihkan 15 di antaranya, yang kami kategorikan sebagai anthem, atau ‘lagu kebangsaan’ yang masih melekat kuat di ingatan para pencinta rock Tanah Air sampai sekarang, khususnya bagi mereka yang sedang menginjak usia ‘liar dan berbahaya’ pada periode itu.
Mari bernostalgia.
.
NICKY ASTRIA “Tangan Tangan Setan” (1985)
Setelah “Jarum Neraka” yang dirilis di tahun sebelumnya, inilah pembuktian kedua Nicky sebagai ratu rock era itu. Jangkauan kegaharan vokalnya yang di atas rata-rata membuat reputasinya tak terbantahkan. Lagu enerjik ini termuat di album berjudul sama, yang kembali mengolaborasikan Nicky dengan gitaris God Bless, Ian Antono.
.
KAISAR “Kerangka Langit” (1989)
Bermodalkan satu lagu ini, Kaisar langsung mencuri perhatian ketika diperdengarkan pertama kali di album kompilasi “10 Finalis Festival Rock Se-Indonesia V”, rilisan Logiss Records. Bahkan, unit rock asal Solo tersebut sempat diramal banyak kalangan bakal menjadi salah satu band rock besar di Tanah Air. Sayangnya, setelah album “Mulut Angin” pada 1995, sepak terjangnya meredup lalu menghilang.
.
GOD BLESS “Menjilat Matahari” (1989)
Salah satu amunisi keras dari album “Raksasa”, dimana isian gitar dieksekusi oleh Eet Sjahranie yang direkrut menggantikan Ian Antono. Perubahan itu membuat olahan musik God Bless menjadi lebih agresif, lebih keras dan modern untuk trend rock saat itu.
.
IWAN FALS “Air Mata Api” (1989)
Termuat di album “Mata Dewa”, yang bisa dibilang merupakan transisi kedua Iwan dari pop folk/country ke ranah rock, menyusul kesuksesan album sebelumnya, “1910” (1988). Dan seperti judulnya, ada amarah yang berkobar secara maksimal di lagu ini, yang disemburkan lewat koaran vokal Iwan hingga ke jangkauan yang tak pernah ia jamah sebelumnya.
.
ROXX “Rock Bergema” (1989)
Awalnya, lagu ini juga pertama kali tersiarkan lewat album kompilasi “10 Finalis Festival Rock Se-Indonesia V”, sebelum dihadirkan lagi di album debut band rock asal Jakarta tersebut pada 1992. Di sini, keriuhan rock and roll yang menderu kental membalut aransemennya, sedikit berbeda dengan perwajahan Roxx yang sepertinya cenderung ke ranah thrash metal.
.
GRASS ROCK “Anak Rembulan (Peterson)” (1990)
Album debut yang memuat “Peterson” lahir setelah band rock bentukan 1984 asal Surabaya ini menjuarai berbagai festival, termasuk “Djarum Super Rock Festival 1986” yang digelar promoter Log Zhelebour. Hingga tiga dekade berlalu, lagu ini masih menjadi salah satu anthem terbaik Grass Rock dan tentunya juga di kalangan pencinta classic rock di Indonesia.
.
SLANK “Memang” (1990)
Nama band ini merupakan pelesetan dari kata slenge’an, yang bisa diartikan sebagai perilaku yang seenaknya, semaunya atau serampangan. Dan lagu yang termuat di album debut mereka ini, sangat mewakili pencitraan itu. Dieksekusi dengan ocehan lirik ‘semau gue’ yang diantarkan lewat semburan formula rock ’n roll yang lincah dan ‘nakal’, namun tetap berdistorsi.
.
ACHMAD ALBAR “Bis Kota” 1990)
Kerap kali, lagu seru nan rancak ini dianggap milik God Bless, padahal sebenarnya merupakan karya rekaman tunggal yang dirilis dalam album kompilasi yang merangkum lagu-lagu solo terbaik Achmad Albar. Tak heran, karena penggarapan “Bis Kota” memang melibatkan dua personel God Bless kala itu, yakni Teddy Sujaya (bersama Pamungkas NM) sebagai pencipta lagu sekaligus mengeksekusi isian dram serta Eet Sjahranie di lini gitar.
.
GONG 2000 “Bara Timur” (1991)
Proyek band seumuran jagung ini kerap disebut sebagai miniatur God Bless, karena juga digerakkan oleh Achmad Albar, Ian Antono dan Donny Fattah. Hanya dibedakan oleh adanya kontribusi kibordis Harry Anggoman dan dramer Yaya Muktio. “Bara Timur” sendiri mengeksplorasi elemen etnik Bali di aransemennya, sebuah formula yang pernah pula diterapkan God Bless di album “Cermin” (1980).
.
POWER METAL “Satu Jiwa” (1991)
Lagu rock paling ‘ngebut’ dari era awal 90-an, digeber dengan tensi tinggi sejak awal hingga akhir lagu. Memadukan gemuruh pedal ganda di dram, kocokan riff gitar yang beruntun serta lengkingan vokal yang mengoyak angkasa, yang memang merupakan ciri khas genre power metal. Lagu ini termuat di album debut mereka yang bertajuk “Power One”.
.
EDANE “Ikuti” (1992)
Enerjik, liar dan jantan. Lagu yang termuat di album debut berjudul “The Beast” ini menjadi salah satu anthem rock paling bergemuruh di awal 90-an, seiring dengan meroketnya nama Eet Sjahranie sebagai pahlawan gitar baru, usai mendulang reputasi membanggakan saat memperkuat formasi God Bless.
.
ROTOR “Behind the 8th Ball” (1992)
Bicara soal lagu keras, band ini berada di tingkatan paling ekstrim era itu. Band pertama yang benar-benar menerapkan distorsi tebal berjubah metal di industri rekaman, dalam satu album penuh. Kebrutalan yang membuat Rotor terpilih sebagai satu-satunya band pembuka konser pertama monster thrash metal asal AS, Metallica di Indonesia pada 10 dan 11 April 1993.
.
PAS BAND “Impresi” (1995)
Dibuka dengan intro ketukan pedal di dram yang ikonik, yang lantas disambar cabikan bass serta kocokan riff gitar groovy yang enerjik. Lagu yang selalu manjur direspon dengan loncatan berirama dari para penonton saat dijajal di panggung. Salah satu karya terbaik dari band rock asal Bandung ini, yang menjadi amunisi terbaik album penuh pertama mereka, “In (No) Sensation”.
.
NETRAL “Wa… lah!!! (1995)
Mengawinkan kegesitan punk dengan gerak-gerik alternative rock yang nyeleneh sukses melecut band ini ke permukaan. Apalagi setelah video musik lagu tersebut kerap mondar-mandir di stasiun televisi MTV Indonesia. Dan bisa dibilang, berkat “Wa… lah!!!” pula, Netral (sekarang bernama NTRL) lantas terpilih menjadi salah satu band yang mendampingi Foo Fighters, Sonic Youth dan Beastie Boys di acara “Jakarta Pop Alternatif Music Festival” (1996) bersama Pas Band dan Nugie.
.
DEWA 19 “Cukup Siti Nurbaya” (1995)
Lagu yang sangat apik mengombinasikan kelihaian instrumentasi rock yang gagah dan terukur, dengan tuturan lirik dan nada pop yang berkualitas dan mudah dicerna. Tersaji di album “Terbaik Terbaik” yang masih diperkuat formasi terbaik mereka; Ahmad Dhani, Andra Ramadhan, Ari Lasso serta mendiang Erwin Prasetya. Sementara di lini dram dibantu oleh Rere Reza dari Grass Rock.
Leave a Reply