Godplant yang berasal dari Jakarta, dan Taruk yang merepresentasikan Bandung, Jawa Barat dipertemukan dalam sebuah proyek album split rilisan kerja sama antara label independen Grimloc dan Lawless Records.
Godplant yang diperkuat formasi vokalis Edo Raditya (Litong), gitaris Riza Prawiro (Oyoy), bassis Bahrul Sulaksono (Ulum) dan dramer Gilang Firdauzi (Gicing) memberi kontribusi satu lagu mereka, bertajuk “50K” yang belum pernah dirilis sebelumnya.
Sebuah komposisi sludge metal khas mereka yang direkam bersamaan dengan materi album “Aljabar”, yang diluncurkan akhir September tahun lalu. Berat, brengsek dan bebal.
Sementara Taruk di sisi lainnya, menghadirkan dua materi anyar mereka pasca album “Bara Dalam Lebam” yang dirilis 3 Maret 2021 lalu. Masing-masing bertajuk “Bersulang Sampai Mati” dan “Mengangkangi Dunia”.
Kali ini, vokalis Karel, gitaris Bobby Agung Prasetyo, bassis Muhammad Zulyadri Rakhman (Boy), dramer Muhammad Matin Mahran (Adul) dan gitaris Novriansyah (Rian) mengentalkan gedoran hardcore punk mereka dengan kombinasi deru Motorhead dan riff metal yang pekat.
Semua lirik lagu kedua band diteriakkan dalam Bahasa Indonesia. Mereka mengantarkan narasi jari tengah bagi dunia dan otoritas.
Lebih jauh tentang album split rilisan 13 Januari 2025 tersebut, kedua band mengurai latar belakang kolaborasi dan produksinya, kepada MUSIKERAS.
Karel, vokalis Godplant mengungkap bahwa ide kolaborasi split itu terjadi ketika Godplant dan Taruk manggung bersama di Rossi Musik Jakarta, pada 4 Maret 2023 lalu. Taruk, saat itu, menjadi band tamu untuk pesta perilisan album Kultus yang berjudul “To You My Lord, Hell Awaits…”.
Ketika acara sudah selesai, Arian ’13’ Arifin (Seringai/Lawless Records) menghampiri Taruk yang tengah bersenda gurau bersama Oyoy dan Litong di Godplant di pelataran parkir.
“Sesaat ngobrol, dia nyeletuk, ‘Udah, kalian berdua bikin sesuatu kek, entah split atau tur. Ntar gue ngomonglah ke Ucok (Herry Sutresna, Grimloc Records)!’ Ajakan tersebut langsung diiyakan oleh kami dan teman-teman Godplant,” seru Karel, mengisahkan.
Bulan ke bulan setelahnya, akhirnya sekitar Oktober 2023, Ucok mengirim pesan via aplikasi WhatsApp mengenai ajakan bikin album split berformat piringan hitam bersama Godplant. Sebuah kolaborasi antara Grimloc dan Lawless.
“Kami menyanggupi dan menggunakan dua lagu baru yang saat itu sudah rilis secara digital.”
“Ide kolaborasi ini diinisasi oleh Arian13. Dia menawarkan merilis 7″ bersama band Taruk, dan kami tidak pakai pikir dua kali karena memang kami dekat dan sering berbagi panggung bersama,” cetus pihak Godplant menimpali.


Eksplorasi Bergemuruh
Untuk mewakili identitas kontribusinya, Godplant sendiri menyerahkan “50K” untuk kebutuhan album split tersebut lantaran menganggapnya sebagai spektrum baru bagi para metalhead yang mungkin belom terpapar oleh paham sludge metal.
Selain itu, lagu itu juga diharapkan bisa menjadi pemicu ‘kerusuhan’ di lantai dansa panggung musik keras.
“Kami berhasil ‘nge-remake’ lagu kami yang aslinya itu nyeretttttt banget, menjadi tempo yang lebih upbeat dan sudah terbukti bisa membuat moshpit rusuh. Karena kami pernah mencoba membawakan lagu ini secara live,” seru Godplant meyakinkan.
Sementara Taruk, menyodorkan “Bersulang Sampai Mati” dan “Mengangkangi Dunia” dengan alasan, karena dua lagu tersebut benar-benar menawarkan hal baru dari Taruk.
Menurut Bobby, komposisi musik kedua lagu itu menghadirkan sesuatu yang kompleks dan membahana, “Bersulang sampai Mati” masih dengan karakter terdahulu Taruk tapi kini lebih dewasa, proper, dan straight to the point.
“Konsepnya rock n’ roll seperti materi Taruk terdahulu. Tapi sekarang lebih keren, pecah, brutal, dan ugal-ugalan karena banyak guitar lead part dari gitaris baru kami, Rian.”
Sementara di lagu “Mengangkangi Dunia”, Bobby menyebutnya merupakan usaha terbesar Taruk dalam menggarap lagu, sejauh ini.
“Rombak-rombaknya aja hampir dua tahun,” cetusnya. “Berbagai macam unsur ada di situ; black, death, heavy, sampai crust/d-beat. Bergemuruh pokoknya!”
Karel menambahkan, kedua lagu itu juga menyiratkan energi Taruk di dua sepakan yang berbeda. “Mengangkangi Dunia” mencerminkan permainan musik mereka yang semakin berat, groove tapi tetap galak sebagai entitas.
“… dan menegaskan jari tengah kami kepada semua yang fucked up secara konteks berkehidupan sosial. Sedangkan ‘Bersulang Sampai Mati’ adalah bentuk kecintaan kami terhadap sesuatu yang ngebut dan mengentak. Kemenangan sudah sepatutnya disulangkan selalu. Gaspol!”
Lebih dalam, Karel melihat komposisi musik yang digarap para personel Taruk dalam ranah instrumen semakin eksploratif. “Padat secara komposisi, cerewet in a good way. Another next level secara musikal. Dan tentunya, semakin enerjik. Tentu dua lagu ini merupakan jembatan sekaligus gambaran materi-materi Taruk di masa depan.”
Setelah proyek album split ini, secara paralel Taruk juga sudah mulai menggarap materi untuk album kedua. Sejauh ini sudah terkumpul 3-4 materi lagu.
“Mungkin bakal memakan waktu karena proses kreatif masing-masing dari kami yang kini semakin berbeda tiap kepala. Semoga bisa beres paling cepat tahun depan,” ujar Bobby berharap.
Sementara Godplant, berharap bisa segera menghajar berbagai panggungan untuk menjajal “50K” untuk memanaskan moshpit, sambil mulai menyiapkan karya-karya lagu lepas.
Album split Godplant x Taruk diedarkan dalam format piringan hitam (vinyl) dalam dua warna, yakni hitam dan hijau muda. Kemasannya juga dilengkapi artwork ekslusif dari Danubharata serta bonus poster A2 di dalam setiap kemasan. (mudya/MK01)
Leave a Reply